Bagian 16

6.3K 188 1
                                    


"Aku akan membuat mu bahagia selalu disamping ku. Jika akan ada airmata yang jatuh, akan ku pastikan itu airmata kebahagiaan. Dan aku akan selalu mencintaimu lebih dari apapun, bagaimanapun keadaannya, Cintaku tidak akan berubah.. "

Rei langsung mencium punggung tangan Refa. Dan mencium kening Refa sangat lama.

'Aku harap kebahagiaan ini tidak akan berlalu, aku sudah terlalu mencintamu," Batin Rei.

--------

Disinilah Rei, terduduk di antara batu nisan dan makam - makam lain nya. Tetapi matanya menatap lurus pada batu nisan bertuliskan Jordan Gordin . Rei menaburkan kelopak bunga mawar, begitu pun juga Refa dan Rendra. Rei menuangkan air dari botol kaca di atas tanah pemakaman Ayah Refa.

"Hai Yah.. Ini Reifan.. Menantumu... Sebelumnya aku minta maaf karena sudah membuat putrimu menderita.. Aku tau kau tidak akan memaafkan lelaki sepertiku, tetapi izinkan aku menjaga putri dan cucumu sekali lagi.. Dan aku berjanji, aku tidak akan mengecewakanmu. Izinkan aku menggantikan posisimu untuk menjadi pelindung putrimu.. Walaupun aku tau aku tidak akan bisa menjadi sepertimu, tetapi aku akan berusaha sekuat yang aku bisa untuk menjaga nya.. Bahkan nyawapun akan aku taruhkan jika itu harus.." Refa menatap nanar Rei.

"Maaf kan aku.. Maafkan aku... Maafkan aku.." Rei meneteskan airmata nya. Ia benar  - benar merasa bersalah.

"Rei..." Refa mengusap punggung Rei berusaha memberikan suaminya itu kekuatan.

"Aku akan menjaga putri dan cucumu, aku berjanji padamu... Ayah," Terakhir Rei mengecup batu nisan makam milik ayah Refa itu.

"Dad.. Jangan menangis lagi," Rendra menghampiri Rei dan mengusap airmata yang ada di pipi Rei dengan tangan mungil nya.

"Maafkan Daddy sayang..." Rei langsung memeluk anak nya itu.

Rendra hanya diam dan membalas pelukan ayahnya.

*

"Dad..." Rendra yang kini berada di pelukan Rei mendongakkan kepalanya menatap wajah Rei. Mereka sedang berada di kamar Rendra.

"Ada apa Sayang?"

"Apa Daddy menyayangi Rendra dan Mommy?" pertanyaan Rendra sedikit membuat Rei terkejut, tetapi ia mencoba setenang mungkin.

"Tentu, Daddy  teramat menyayangi kalian berdua.. Bagi Daddy kalian adalah hidup Daddy saat ini. Rendra dan Mommy adalah kado spesial yang Tuhan berikan pada Daddy," ucap Rei dengan mengusap kepala Rendra pelan.

"Tapi kenapa dulu Daddy pergi?" Rei menatap anak nya itu dengan tatapan bersalah.

"Maafkan Daddy sayang... Karena sudah meninggalkanmu.." Rei mengeratkan pelukan nya pada Rendra.

"Jangan pergi lagi Dad, Rendra gak mau kehilangan Daddy dan Mommy,"

"Tentu, pasti.. Daddy tidak akan meninggalkan Rendra, begitu juga dengan Mommy.. Daddy berjanji," ucap Rei.

Tanpa Rendra dan Rei sadari, Refa sedari tadi berdiri di depan pintu kamar Rendra. Refa meneteskan airmata mendengar semua percakapan antara Rei dan Rendra. Ia merasa jahat sekali karena sudah memisahkan mereka begitu lama.

Setelah Rendra tertidur pulas di pelukan Rei. Rei berusaha melepaskan pelukan nya pada Rendra dengan sangat perlahan agar Rendra tidak bangun.

"Rei.. Bisa bicara sebentar?" ucap Refa yang berdiri di depan pintu kamar Rendra.

"Tentu," Rei menutup pintu kamar Rendra, tetapi tidak sepenuhnya.

Rei berjalan di belakang Refa yang menuju taman belakang.

Because, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang