Chapter 13

7K 255 2
                                    


Rendra sangat asik ketika bermain Playstation dengan Reifan. Tawa nya tidak pernah luntur dari wajahnya. Refa yang menyaksikan pemandangan yang sangat langka itu, melihat Reifan tertawa lepas bersama putranya, airmata nya pun menetes.

'Bukankah aku sangat jahat jika harus memisahkan mereka berdua?' batin Refa.

---

"Rendra sudah tidur?" Refa menghampiri Rei yang sedang duduk di balkon kamar.

Rendra ingin tidur dengan Reifan, dan mau tidak mau Refa menuruti nya. Dan hebatnya Rendra begitu cepat tertidur bahkan sangat pulas ketika di pelukan Reifan. Mengingat Rendra sangat tidak bisa tidur jika tidak dengan Refa.

"Sudah," ucap Reifan dengan senyum yang ia tampakan pada Refa. Refa berdiri dengan tangan yang menyentuh pagar di balkon, merasakan hembusan angin malam yang berhembus sangat pelan dan sejuk.

"Rendra sejak dulu memang sudah memanggil Alex dengan sebutan Ayah." Refa membuka pembicaraan dengan menjawab pertanyaan yang Reifan tanyakan.

Reifan terdiam dengan emosi yang mulai terpancing mendengar ucapan Refa.

"Karena ketika ia sudah tumbuh menjadi anak yang menggemaskan, Alex lah yang bersamanya. Alex yang menemani Rendra bermain, merawat Rendra layaknya anak nya sendiri saat kau tidak ada. Jadi Rendra memanggil Alex dengan sebutan Ayah, awalnya aku juga kaget dengan panggilan yang Rendra berikan pada Alex. Tetapi melihat Rendra yang bahagia dengan panggilan nya pada Alex, aku pun tak bisa mencegahnya. Aku membiarkan nya dan menjadi kebiasaan Rendra sampai saat ini." jelas Refa.

Emosi yang sempat menguasai Reifan, akhirnya surut . Ia sadar bukan kesalah Refa sepenuhnya jika Rendra memanggil Alex dengan sebutan 'Ayah' , tetapi Rei juga bersalah disini. Ia yang menyia-nyiakan wanita se hebat Refa.

"Maaf,"

Refa menoleh ke arah Reifan.

"Maaf karena sudah menyia - nyiakan mu selama ini. Aku sadar , aku mencintaimu, aku menyayangimu. Dan bodohnya aku baru menyadarinya setelah kau pergi dari hidupku."

"..."

"Aku ingin kau kembali padaku, kita mulai membangun keluarga kecil kita yang hangat," Reifan memegang tangan Refa setelah ia berdiri di depan Refa.

"Hatiku terlanjur sakit," ucap Refa dingin dengan tatapan yang sulit Rei artikan.

"Setidaknya kita melakukan ini untuk Rendra, fikirkan kebahagiaan Rendra. Kesampingkan emosimu sebentar saja,"

"Tidurlah, sudah malam" Refa melepaskan genggaman tangan Reifan dan berjalan masuk.

"Kau egois," ucap Reifan . Langkah Refa terhenti,

"Jika aku egois, aku tidak akan mengizinkanmu menyentuh Rendra sedikitpun!" ucap Refa tanpa menoleh ke arah Reifan, dan kembali berjalan masuk meninggalkan Rei yang masih mematung di sana.

**

"Mom, Rendra mau itu." Rendra menunjuk selai rasa strawberry di depan Refa. Saat ini Refa, Rendra dan tentunya juga Reifan sedang sarapan bersama di mansions Reifan.

"Kau mau ini?" Refa mengambil selai strawberry yang Rendra inginkan, Rendra mengangguk. Refa lalu mengoleskan selai strawberry di roti Rendra.

Rendra langsung melahap rotinya.

"Aku juga mau dong," ketika Refa akan menaruh kembali selai strawberry nya, ucapan Reifan menghentikan aktifitasnya.

"Rasa apa?" tanya Refa dengan kembali menaruh selai strawberry tanpa melirik pada Reifan. Ia enggan melihat kedua bola mata berwarna biru itu.

Because, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang