Chapter 5

7.5K 269 12
                                    


Refa yang sedari tadi pagi berkutat di dapur menyiapkan sarapan untuk Rei. Bukan Refa namanya jika tidak bisa membuat masakan yang spesial dengan bahan yang se adanya, karena memang sepertinya Rei belum membeli bahan masakan .

Suar langkah kaki menuruni tangga membuat Refa yang tengah menata masakan yang telah ia masak di meja makan menoleh .

"Selamat pagi, Kamu sudah bangun? Kemarilah, aku sudah menyiapkan sarapan untuk mu," Sapa Refa dengan senyuk indahnya pada Rei yang sudah siap dengan pakaian kantornya.

"Aku makan diluar," Ucap Rei singkat.

"Hem.. Cobalah sedikit, aku sudah memasaknya untukmu, Ayoo." Refa terus membujuk Rei .

"Aku tidak pernah menyuruhmu untuk memasakan apapun untuk ku! Dan satu lagi, aku tidak akan memakan masakanmu! Ingat itu!" Ujar Rei dengan tegas dan berlalu meninggalkan Refa .

Airmata Refa jatuh lagi, hatinya sangat sakit mendengar ucapan Rei.

"Ya ampun Non, ada apa kok non menangis?" Suara mbok Mina menyadarkanku.

"Ah, tidak mbok. Tadi ada debu," Refa menghapus airmatanya .

"Non yakin tidak apa-apa ?" Tanya Mbok Mina memastikan keadaan majikan nya ini baik-baik saja .

"Yakin mbok, Apa mbok sudah sarapan ? Kalau belum, ayo mbok sarapan sama Refa," Ucap Refa menyeret kursi di meja makan untuk nya dan untuk Mbok Mina .

"Tidak non, mana ada pembantu sarapan bersama majikan dalam satu meja makan. Tidak sopan,"

"Mbok, kan Refa yang mau. Udah duduk aja, enggak papa kok." Ujar Refa .

"Tapi non-"

"Refa tidak pernah menganggap mbok sebagai pembantu, bagu Refa mbok adalah bagian dari keluarga Saputra, Mbok kan yang merawat Rei dari kecil." Ucap Refa .

"Baiklah," akhirnya mbok Mina menyetujui ajakan Refa. Mereka sarapan bersama, mereka sangat akrab, tidak terlihat seperti majikan dan pembantu. Dan benar, Refa menganggap mbok Mina adalah bagian dari keluarga nya .

"Mbok, Refa keluar ke supermarket sebentar yaa. Refa mau beli bahan-bahan makanan," Ucapku pada mbok Mina yang sedang membersihkan dapur .

"Biar saya saja non,"

"Tidak usa mbok. Sekalian saya mau ke rumah ayah. Ya uda, saya pergi dulu ya mbok." Aku memang berencana ingin menemui Ayah untuk melihat keadaan ayah dirumah .

Jarak supermarket dari rumah Rei tidak terlalu jauh, jadi aku memutuskan untuk berjalan kaki saja. Itung-itung jalan-jalan sekalian olah raga.

Bruk .. Saat aku memilih - milih sayur di supermarket, aku tidak melihat ada seseorang di depanku, hingga aku menabraknya.

"Maaf maaf , saya tidak sengaja," Ucapku meminta maaf dan mengambil beberapa belanjaan orang yang tadi aku tabrak .

"Refa?" Aku mendongak menatap orang yang aku tabrak, bagaimana dia bisa mengenal ku?

"Ya? Anda mengenal saya ?" aku berusaha melihat wajah orang ini, karena dia memakai topi yang menutupi hamoir separuh wajahnya.

"Ya ampun, kau tidak mengenalku?" orang itu membuka topi yang ia kenakan. Sekarang aku bisa melihat muka nya dengan jelas .

"Alex?" Benarkah yang di depanku saat ini Alex ? Alex Hendrawan?

"Iya , ini aku."

"Astaga.. Kau berubah sekali,"

"Maksutmu berubah lebih tampan?"

"PD sekalu kau," dia sangatlah murah senyum. Bahkan senyumnya yang menurutku mampu membuat wanita terkagum - kagum. Rahang yang kokoh, mata coklat nya, bibir tipisnya, bulu mata yang lentik, hidungnya pun mancung seperti perosotan TK. Dia juga terlahir dari keluarga yang terpandang. Sempurna bukan ?

Because, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang