Dika terteggun mendengar semua pernyataan Nira dan yang paling membuatnya bingung ia tidak tahu harus menjawab apa
"Gue gak bisa jawab"Nira menggeleng mendengar jawaban Dika jawaban yang bukan ingin ia dengarkan
"Oke gue bisa terima" suara Nira turun kembali ke oktaf normal "Tapi untuk satu minggu ini gue gak bisa lagi latihan bareng lo. Lo taukan kita lagi MID. Jadi gue mau fokus belajar dulu" sebenarnya itu semua hanya alasan agar ia menghindari Dika untuk beberapa hari ke depanDika kini melihat sosok Nira yang sebenarnya kembali "Terus pertandingannya?"
Hati Nira sudah sakit lalu mendengar pertanyaan Dika menbuat hatinya lebih perih bagaikan luka di siram air jeruk. Nira tersenyum miris "Karna gue udah janji sama lo. Pertandingan buat minggu depan jadi tanpa latiha lagi" Nira membuka pintu pagar
"Nira"
Nira menengok ke belakang Ternyata Dika sudah berdiri di belakangnya hampir saja ia jatuh karna terkejut "Bukan maksud gue mainin lo atau apapun itu. Tapi kemarin niat gue batal buat latihan supaya kita ikut makan bareng"
Nira tersenyum miris "Emang lo ngajak gue? Lo bahkan tinggalin gue tanpa satu katapun"
"Itu, itu memang salah gue. Gue lupa" Dika memasang wajah bersalah. Ekspresi lain yang jarang ia perlihatkan
"Lo bukan lupa. Tapi lo emang gak niat Dik" Nira sedikit mendorong Dika menggunakan jari telunjuknya di bagian dada laki laki itu
Dika mundur satu langkah akibat dorongan
"Terserah lo mau percaya atau gak, Kemarin gue keluar cariin lo. Tapi-"
Dika mengambil oksigen sejenak "tapi lo pergi sama Dandi" matanya masih setia memandang pupil yang berwarna coklat ituNira baper mendengar pernyataan Dika. Sampai segitunya?
"Gue minta maaf" Dika menyalurkan tangan ke depan Nira sambil tersenyum
Nira heran melihat sikap Dika yang keluar dari garis biasanya. Laki laki itu banyak bicara dan menjelaskan dengan rinci walaupun Nira tidak tau apakah itu semua benar atau palsu belaka. Dan lagi senyumnnya itu, seakan akan menghipnotis Nira. Ahhhh manis banget senyumnya gak kuat Nira buat lama lama marahan sama Dika
"Gue maafin" Nira menerima uluran Dika. Tapi ia tetap saja menahan untuk tidak tersenyum. Padahal di perutnya bagaikan ada kupu kupu yang berterbangan.
"Gue masuk" Nira melepas kaitan tangan lalu berjalan masuk
(*)
Malam harinya Nira memilih belajar di Vanilla toko kuenya sambil menjaga. Ia tak tega melihat Anna yang selalu pulang larut malam. Dan untuk malam ini ia memutuskan untuk menggantikan Anna sang ibuGadis itu duduk di kasir kursi kesukaannya apabila ke sini. Sambil belajar materi Biologi yang besok menjadi jadwal Ujian. Ia sesekali melayani para pelanggan yang ingin bayar
"Neng, ada yang cariin tuh" Alan kariyawan Vanilla yang ganteng tiba tiba ada di depan Nira
Nira mengangkat kepala yang tadinya fokus ke buku "Siapa?"
"Itu neng cowok kasep, di meja nomor sepuluh" Alan menunjuk ke meja nomor sepuluh yang di duduki seorang laki laki. Namun sayang wajahnya tidak kelihatan karna laki laki di sana duduk membelakangi
Nira mengikuti arah yang di tunjukan. Ia keluar dari zona kasir gadis cantik itu sedikit merapikan pakaian dan Rambutnya yang ia gerai.
"Kak Adit" panggilnya setelah yakin kalau laki laki yang duduk membelakanginya itu Adit. Adit menengok dan Nira duduk di kursi berhadapan dengan Adit
"Hai Ra" senyum itu kini kembali. Senyum entah berapa lama Nira tidak pernah lihat belakangan ini
"Kak Adit kemana aja? gue gak pernah lihat di sekolah" tanya Nira antusias
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Make Me FALL
Teen FictionSi es campur ketemu cewek polos Mari di baca insya Allah menghibur☺