"Lama banget sih ke toiletnya" omel Salsa menyambut Nira"Heheh sorry. Kayak gak ngerti aja panggilan alam" Nira cengir memperlihatkan jejeran gigi yang rapi nan putih
"Gue kan ngeri nunggu sendirian di kelas. Mana sekolah sudah sepi!" Salsa berjalan duluan keluar kelas meninggalkan Nira
Setelah merapikan alat tulis Nira buru buru keluar kelas mengejar Salsa yang sedang ngambek. Hari ini Salsa membawa motor dan Nira memutuskan untuk nebeng dengan Salsa.
Lumayan irit ongkos"Yaelah sal, gitu aja ngambek" bujuk Nira lalu mengaitkan lengannya ke lengan Salsa dengan manja
"Besok gue tunggu di sekolah jam sembilan pagi" kata Dika yang tiba tiba datang dari belakang lalu berjalan melalui Nira dan Salsa tanpa berhenti terlebih dulu untuk menjelaskan maksud ucapannya
Otomatis Nira berhenti melangkah ia sedikit kaget di tambah rasa binggung yang teramat sangat memikirkan perkataan Dika yang di tujukan untuk siapa. Salsa juga sama dengan Nira mereka binggung.
"Sal, Dika ngomong sama siapa?" Tanya Nira masih saja menatap ke arah punggung Dika yang semakin kecil karna berjalan semakin jauh
"Sama lo lah masa sama gue?" Sedetik kemudian Salsa tersenyum dan memalingkan wajah menatap Nira menggoda "cie... lo sama dia mau ngedate ya?"
Nira memutar mata malas. pertanyaan Salsa yang gak masuk akal "boro boro! Yaudah yuk pulang gue laper" Nira meninggalkan Salsa
Sekarang Salsa yang balik mengejar Nira "sialan, lo yang nebeng kok gue yang di suruh suruh" omel Salsa.
Nira hanya tertawa.***
Dika sedang duduk di pinggir lapangan sambil melihat anak anak karate yang sedang latihan di tengah lapangan. Laki laki tampan itu merasa risih sejak kedatangannya anak anak perempuan terus saja memperhatikannya sambil berbisik satu sama lain. Di tambah Rasa bosan mulai terasa karena Sudah hampir dua puluh menit Dika menunggu kedatangan Nira dan sampai sekarang gadis itu belum kelihatan batang hidungnyaMata Dika menyipit melihat dari jauh kearah gadis yang sedang berlari dari ujung koridor hingga masuk ke lapangan sampai gadis itu tepat berada di depannya. Siapa lagi kalau bukan Nira
Nira mengusap keringat di bagian kening dengan lengan baju yang panjang syukur saja ia tadi memakai baju itu. Nafasnya tidak beraturan akibat lari dari gerbang depan sekolah sampai lapangan.
Setelah memikirkan matang matang ucapan Dika kemarin siang saat pulang sore Nira berfikir kalau perkataan yang Dika lontarkan untuk dirinya, karna sebelumnya Dika pernah berkata membutuhkan bantuannya. Dan pagi tadi ia memutuskan untuk datang ke sekolah hingga di tengah jalan ia terjebak macet bersama Reno yang mengantar
"Sorry gue telat" ucapnya sambil berusaha mengatur nafas. Rambut kuncir kudanya berantakan
Dika mengangguk. Niat ingin mengomeli Nira ia urungkan merasa tidak tega. Ia bangkit berjalan tanpa memperdulikan Nira. Rencananya ingin latihan badminton di sekolah ia urungkan bisa bisa saat sedang latihan ia tidak fokus karna banyak cewek cewek yang menonton. Dan Dika memilih untuk latihan di lapangan belakang rumahnya saja
Nira melongo melihat sikap laki laki yang ia cintai. Kenapa ia harus terjebak dengan pesona Dika. Bahkan sikap laki laki itu sangat menyebalkan dan tidak perduli dengan orang lain. Di lain sisi Nira berfikir kalau Dika marah akibat ia yang datang tidak tepat waktu dan memutuskan untuk pulang.
Nira tidak mau ambil pusing ia duduk di tempat Dika duduk tadi. Rasa lelah masih terasa dan dengan jahatnya Dika meninggalkannya begitu saja membuat ia merasa sangat kesal karna perjuangannya ke sini tidak di hargai.
Dasar gak tau diri! dia yang minta bantuan eh, malah dia yang ninggalin gue. gerutu Nira dalam hati.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love Make Me FALL
Ficção AdolescenteSi es campur ketemu cewek polos Mari di baca insya Allah menghibur☺