2. Bertemu

798 31 2
                                    

             Bel terakhir berbunyi menandakan waktu belajar telah selesai dan saatnya semua siswa untuk kembali pulang ke rumah masing masing. Nira dengan buru buru memasukan alat tulisnya ke dalam tas karna tak tahan mendengar teriakan tidak jelas dari kedua sahabatnya yang terus saja memanggil namanya. siapa lagi kalau bukan salsa dan putri.

Rencananya setelah pulang sekolah mereka akan pergi ke toko buku untuk mencari novel terbaru. Nira akan membeli novel Dear Nathan yang sekarang lagi buming banget. sedangkan kedua sahabatnya akan membeli novel yang berbeda. Sebenarnya mereka bertiga sama sama ingin membeli Novel Dear Nathan namun mendengar saran dari salsa yang mengatakan "lebih baik kita beli novel yang beda beda. Biar nanti kita bisa tukaran pinjam satu sama lain gitu, kan ntar bahan bacaan novel kita jadi lebih banyak. Ya kali kita bertiga mau beli yang sama semua. mubajir kalau beli satu satu gitu. Biar Nira aja yg beli novel itu. Terus putri sama gue cari novel yang lain. Gimana setuju gak?"
Mendengar saran dari salsa, Nira dan Putri akhirnya setuju.

ketinganya pun sampai di depan halte sekolah. Keadaan begitu rame. karena sekarang waktu pulang sekolah. Akhirnya bus yang di tunggu datang. Semuanya langsung masuk berebut kursi yang sekejap telah di penuhi anak anak Tunas Bangsa.

Bus berjalan dan mengantarkan mereka ke tempat tujuan. "Bang kiri kiri" teriak putri. Memang putri memiliki suara bak toa yang sangat besar diantara ketiganya. Jadi jika urusan seperti ini Putri yang akan mengambil alih. Bus berhenti ke tepi jalan dan ketiganyapun turun sesudah membayar ongkos kepada kornet.

Mereka memasuki toko buku dan berpencar setelah berdiskusi sebelumnya "Saatnya memburu novel novel romantis" kata nira semangat

Nira langsung menuju ke tujuan utamanya yaitu ke rak buku yang memajang novel dear nathan. Melihat novel Dear Nathan tersisa dua Nira segera mengambil salah satu diantaranya membawa novel Dear Nathan kesayangannya ke dalam pelukan. "Syukur deh novelnya ada. Kalau gak, gue pasti repot repot mesan lewat online" syukur Nira
"Permisi mbak" kata seseorang. Suaranya terdengar cukup fameliar di telinga Nira. Nira menoleh dan badannya seketika membeku jantungnya berdetak tak karuan sepertinya Nira tiba tiba terserang penyakit jantung.

Dika tepat berada di hadapannya saat ini

Nira POV
Untuk kesekian kalinya jantung gue dak dik duk ser kayak gini. Kayaknya ini jantung mau lompat keluar deh, saking berdetaknya kenceng banget. Ini benar benar beda sama yang kemarin kemarin. gak seperti biasanya kalau gue lagi lihatin Dika. Memang sih kalau gue lihat Dika jantung gue dak dik duk juga tapi ini beda. mungkin karna gue Lihat Dikanya dalam jarak yang cukup dekat dan dia ngelihatin gue juga. Gak salah lagi itu penyebab utamanya.

"Ya, ada apa ya?" Suara gue kok gemetar banget. Gue ngerasa gue udah lupa cara ngomong yang baik. Seharunya gue keluarin suara termanis gue. Ahh memang ya kalau lagi situasi seperti ini pikiran sama tingkah laku gak bakal kompak seperti biasanya

"gue mau ambil novel itu. Lo gak beli kan?" Dika akhirnya ngeluarin suara seksinya yang selama ini jarang gue denger. Yaiyalah Dika kalau ngomongkan irit banget dan itu yang buat gue suka sama dia. Tipe gue banget

"Oh gak kok. Gue cuma ambil satu. Kalau mau ambil aja" lagi lagi gue berusa setenang mungkin ngejawab dia

Dika makin mendekat karna mau ngambil novelnya dan spontan  gue mundur beberapa langkah ke belakang

"Yaudah gue duluan" pamit Dika sekalian pergi ninggalin gue yang udah di buat baper sama suara seksinya dia. Walaupun cuma dua kalimat singkat yang dia katakan tapi itu udah buat gue terbang jauh banget. Gimana gak gitu, ini pertama kalinya gue ngobrol secara langsung sama dia selama kita kenal. Eh tunggu ralat, kayaknya cuma gue deh yang kenal dia. Dan dia gak tau nama gue. Ah gapapa deh yang terpenting gue seneng banget. hari ini bakal gue tandai di kalender plus diary gue sebagai hari special. Yuhu....

Love Make Me FALLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang