"Eh ?!?""Haai" sapa Razaqa sambil tersenyum
Michelle kemudian menunduk..
Wajah itu, senyuman itu..
sesosok pribadi yang membuatnya sulit untuk makan di kala lapar dan sulit untuk tidur di kala kantuk melanda, ia terlalu sering memikirkan sosok di depannya.Tak terasa bulir bening jatuh di pelupuk mata Michelle
Razaqa sendiri hanya mampu menatap dalam diam, ia belum berani mendekati Michelle..
"HUUAAAA.." Michelle lalu menumpahkan tangisnya sambil berlari kepelukan Razaqa
"Eh" Razaqa sedikit kaget, tetapi ia hanya mampu untuk membalas pelukan gadis mungil di depannya
"Huaaa.. jahaat.. kamu jahatt" Michelle menangis sesenggukan sambil sesekali memukuli dada Razaqa pelan
"Kenapa ?? kenapa tega ninggalin aku begitu lama??" tanya Michelle di tengah tangisnya
"Eh.. maafin aku" Razaqa seperti merasa bersalah..
Memang kuliah Razaqa di Jerman yang sebelumnya direncanakan berlangsung selama dua tahun, malah bertambah satu tahun karena ada hal-hal yang belum selesai Jadi, 3 tahun sudah Razaqa meninggalkan Michelle, dan anehnya saat ada tambahan satu tahun, Zaqa tidak memberikan kabar sama sekali kepada Michelle, Michelle saat itu sudah kehilangan harapan, pikirannya sudah kacau.. ia sangat takut sesuatu yang buruk menimpa Razaqa.
"Maaf.. maaf" hanya kata itu yang selali terucap dari bibir Razaqa
Michelle bukannya tenang, malah tetap menangis sejadi-jadinya
Tak terasa kemeja yang Razawa kenakan sudah sedikit basah karena air mata Michelle yang tertumpah
"Ya emang.. ada pelajaran yang belum selesai, jadinya nambah setahun deh" ucap Razaqa
Mereka berdua kemudian melepaskan pelukannya
"Ya tapi kenapa ga ngasih tau aku ??"
tanya Michelle menuntut penjelasan"Mmh..aku takut kamu malah semakin sedih.." ucap Razaqa pelan
"Sedih ? justru aku lebih sedih lagi karena ga ada kabar apapun dari kamu" ucap Michelle dengan nada meninggi
Razaqa hanya tetap diam sambil tetap tertunduk
"Hufft.. yaudah yaudah.. maaf aku emosi barusan, yang penting kamu udah pulang" lanjut Michelle
Suasana sudah mencari..
Michelle sudah sedikit lega..Timbul rasa bahagia dalam diri Razaqa, karena Michelle sepertinya sudah kembali seperti semula, gadis yang periang dan ceria
"Kamu udah makan ?"tanya Michelle
Razaqa menggeleng
"Iih dasar.. ayo kita makan" Michelle menarik tangan Razaqa menuju ke ruangan makan di dekat dapur rumahnya
"Mmh... ah ga ada makanan" ucap Michelle lesu begitu ia melihat meja makanya
Ia baru tersadar karena Mamanya tadi berpesan agar ia memesan delivery makanan. Mamanya sedang pergi karena ada urusan keluarga, sedangkan Papanya, sedang di luar kota karena pekerjaan
Di rumahnya hanya ada asisten rumah tangga, dan Michelle sendiri
"Udaah yaa.. gapapa, kita makan diluar aja yuk" bujuk Razaqa.."Engga mau, pokoknya mau makan disini" Michelle menggembungkan pipinya
"Aku masak sesuatu deh buat kamu" Michelle membuka kulkas, mencoba mencari bahan-bahan makanan apakah yang ia bisa olah untuk dijadikan hidangan
"Eh.. kamu bisa masak?" tanya Razaqa heran

KAMU SEDANG MEMBACA
Wrestling & Love (Fanfiction JKT48)
FanfictionKisah cinta seorang cowok yang menyukai WWE (World Wrestling Entertainment) WWE dan Cinta ibarat dua mata uang yang berlawanan, gulat yang identik dengan kekerasan dan cinta dengan kelembutan, dapatkah seorang cowok biasa dapat mengabungkan kekerasa...