Yang kuingat saat itu ....
Aku pergi ke atas gedung dan menemukan seseorang di sana. Dan dia mengatakan sesuatu yang membuat kepalaku tak karuan. Lalu aku tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya.
Saat ini aku berdiri di sebuah ruangan yang serba putih. Di tengah ruangan itu ada sebuah kursi berwarna sangat hitam. Aku memperhatikan dengan seksama. Sama sekai tidak menarik. Aku pun melirik ke seluruh ruangan. Berharap menemukan pintu keluar.
"Rahl, Apa kabar?"
Perkataan itu membuat bulu kudukku berdiri. Aku langsung fokus pada seseorang yang melayang perlahan dan terus turun hingga ia duduk di kursi yang ada di depanku.
"S-Siapa kau?" Aku sedikit memperhatikan wajahnya. "Dan di mana ini?"
Lelaki berambut panjang dan memakai pakaian seperti pertapa ini tersenyum.
"Kita berada di ambang kesadaranmu."
Aku menggeleng.
"Lebih tepatnya, kita berada di sebuah tempat di dalam pikiranmu—"
"Lalu bagaimana caranya keluar?" Aku tidak mendengarkan ocehannya.
Ia sedikit terkejut kemudian tertawa kecil.
"Keluar? Apa kau tidak ingat? Kalau kau sudah berada di ambang kematian?"
"Eh—?" Aku terkaget.
Otakku mulai bekerja untuk mencerna kejadian demi kejadian.
"Maksudmu, saat ini aku benar – benar akan mati?"
"Ya. Tapi aku bisa membantumu tetap hidup."
Ia menawarkan sesuatu yang aneh.
"Apa kau ini semacam dewa?" Aku berbicara sambil mendekatinya.
"Bukan seperti itu. Aku juga hanya makhluk. Sama sepertimu."
Aku berhenti di depannya. Ia kemudian berdiri dan menjabat tanganku.
Aku tidak mengerti kenapa ia melakukan itu. Tapi, ya sudahlah.
"Rahl. Dengarkan baik – baik. Aku hanya memberikan tawaran ini sekali saja. Dan kau harus memilih dengan segera. Aku tidak memiliki banyak waktu." Matanya menatapku tajam.
Entah kenapa suasananya menjadi serius seperti ini.
Aku pun mengangguk saja.
"Rahl ...apakah kau ingin tetap hidup?"
"Ya ...kenapa kau bertanya seperti itu?"
"Kalau begitu hiduplah dan selamatkan Earsyia dari kehancurannya ...,"
Tiba – tiba saja tubuh pria itu mengeluarkan cahaya berwarna kehijauan.
Matanya menjadi seperti cahaya senter. Kemudian ia memegang kepalaku. Dengan cepat cahaya itu menyelimutiku.
Rasanya seperti air. Aku seolah berada di dalam kolam yang begitu deras.
Cahaya kehijauan itu terus menyelimutiku sehingga membuatku sesak. Aku tak bisa mengambil napas.
"Rahl ...aku memberimu <<void syndrome>> . Dengan itu, kau bisa mencari yang lainnya. Kumohon selamatkan Earsyia ...." Lelaki itu mulai menjadi butiran – butiran cahaya. Seperti kunang – kunang yang beterbangan dan menghilang.
Sementara cahaya ini terus sibuk menggelutiku. Aku benar – benar tidak bisa bernapas.
Menyelamatkan dunia? Void syndrome? Entah mengapa aku selalu saja tidak beruntung ....
Tanpa sadar, aku pun tenggelam ....
~000~
KAMU SEDANG MEMBACA
Shitty World and Heroes [Vol. I]
Fantasy[Cover dibuat oleh : Lin Fantasi] Karena seorang pria normal tanpa bakat, sihir, dan keajaiban surgawi, Rahl sulit mendapatkan pekerjaan di dunia yang baru saja terbentuk akibat perpaduan Bumi dan Elysium. Rahl hanya mampu menafkahi hidup dengan ne...