Chapter 11 : Bahamut Dan Kesempatan

5 1 0
                                    

"Apakah sekarang kau percaya kalau Aku adalah Naga, Anak Kecil?"

"... Ba-hamut ...?" aku terpaksa menelan ludah, "itu ... kah wujudmu?" Aku berusaha menenangkan diri.

Makhluk yang mengklaim dirinya Bahamut itu memberikan tatapan yang tajam. Dari rahangnya terlihat asap seolah sesuatu di dalam dirinya terbakar. Ataukah itu sesuatu yang sangat dingin sampai-sampai mampu menampakkan angin yang ia hembuskan? Bukan itu yang aku perlu khawatirkan saat ini. Pertanyaannya adalah, apakah dia sekarang saat ini lapar? Jika iya, aku hanya bisa pasrah walau aku tahu rasa'ku' ini tidak enak. Ya. Aku mungkin akan mengatakan hal itu kepadanya.

"Tidak perlu takut, Rahl..." ucapannya itu memecah kegusaranku, "Kau tidak perlu takut sama sekali. Karena sudah kukatakan kalau aku akan membantu kalian. Jangan takut. Aku tidak akan memakanmu bukan karena rasa'mu' yang tidak enak, aku hanya takut tertular oleh kebodohanmu saja."

"Anjay! Dasar Tupai tidak tahu diri! Jangan berlagak cerdas hanya kau jadi kadal sekarang! Akan kumakan kau!" kata-kata itu melesat tanpa melewati otakku.

Naga itu langsung membuka rahangnya dan mengeluarkan suara aneh namun sangat keras terdengar hingga menggetarkan lantai. Ia hanya melakukan hal itu sesaat.

"Apa ... kau tadi ... tertawa?"

"Kau pikir naga sepertiku bisa tertawa karena ucapan konyolmu itu? Menggelikan."

Mungkin firasatku salah tapi ya sudahlah.

"Rahl..." suara itu berasal dari atas. Semakin lama semakin terdengar jelas. Ia memanggil-manggil namaku.

Saat aku memperhatikan dengan seksama, sebuah portal muncul kembali. Dengan cepat memuncul Alisha yang terjun bebas ke arah ku.

Brug! Bam!

Aku berusaha menangkapnya bak pangeran dari negeri seberang. Namun kursi roda itu terlalu berat untuk kutahan. Jadi dia menimpaku. Tenang, aku belum mati atau geger otak.

"Rahl!"

"Geserkan dulu kursi rodamu ini... berat. Aku gak kuat."

Alisha pun tertawa kecil. Kemudian ia dengan cepat turun dari badanku.

"Maaf ya, Rahl. Aku tidak tahu kalau kamu ada di ujung portal itu," mata Alisha langsung teralihkan oleh sosok itu, "Bahamut! Itu kau?"

Jangan kalian berharap kalau Alisha sama seperti gadis pada umumnya. Dia... lain dari yang lain. Dia tertawa gembira saat melihat wujud naga dari Bahamut. Matanya berbinar seolah menemukan harta karun yang terpendam.

"K-Kau tidak takut kepadaku, Alisha?"

"Takut? Ya. Aku takut kalau kamu berbohong tentang jati dirimu. Tapi ternyata kamu benar-benar naga! Aku senang sekali!"

HAHAHA! Aku yakin sekarang Bahamut merasa didominasi. Mungkin seperti melihat sang pawang yang sedang menjinakkan ular. Tanpa sadar, aku juga tergabung dalam dialog mereka. Dialog yang tidak mengukirkan rasa sedih di wajah kami. Dialog yang membuat kami bertiga seperti teman yang akrab.

Saking asyiknya, Alisha bergerak melewati celah jeruji dan memutari kadal raksasa itu. Ia langsung hinggap pada ekornya yang menjulur panjang ke belakang.

Melihat Alisha yang memang tidak pernah takut bahaya, aku harus mengikutinya agar tidak terjadi kecerobohan yang aneh - aneh.

"Hei, Bahamut! Bagaimana kamu bisa mengubah massa tubuhnya secara menakjubkan? Apa ada sihir yang seperti itu?" Alisha mengelus - elus ekor Bahamut.

Bahamut tidak mendengarkan Alisha karena merasa geli geli sedap dengan usapan Alisha.

"Dari tupai berisik menjadi kadal mesum raksasa! Sungguh pencapaian yang luar biasa!" ledekku.

Shitty World and Heroes [Vol. I]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang