Chapter 16 : Gentar

6 1 0
                                    

Mahfuzi pun mulai memberikan informasi yang kami minta.

Sang Buku memperlihatkan segalanya dengan sejelas – jelasnya.

Kebenaran Tujuh Pahlawan dan fenomena THE END.

Kisah itu bermula dari munculnya makhluk – makhluk mistis buas yang merusak tatanan kehidupan manusia.

Seorang peramal menjelaskan tentang akhir dunia dan bagaimana cara menyelamatkannya.

Sesuai isi dari ramalan, tujuh manusia berkumpul.

Mereka adalah Wyn, sang penyihir. Daz, sang pembunuh. Tir, sang agung. Bax, sang pemburu. Non, sang pengingkar. Myn, sang aristokrat. Dan terakhir adalah Gran, sang peniup.

Ketujuh manusia yang terpilih oleh ramalan adalah mereka yang paling berpotensi untuk mengalahkan sumber malapetaka yang menimpa dunia yaitu <???>, Sang Entitas Mutlak.

Diperlihatkan kembali oleh Mahfuzi tentang betapa beratnya pertempuran mereka dalam mengalahkan musuh – musuhnya. Harta dan raga terus dikorbankan. Jiwa – jiwa pemberani terus melayang. Keringat dan darah tak henti – hentinya mengalir demi kedamaian abadi.

Ketujuh pahlawan akhirnya berhadapan dengan <???>. Sebuah pertempuran sengit pun terjadi. Dengan mengerahkan segalanya, <???> berhasil dikalahkan dan sisa – sisa kekuatannya disegel dalam dimensi tak berujung.

Kemenangan yang dinanti oleh dunia pun tiba. Manusia bersorak sorai akan kedamaian yang diperoleh dengan pengorbanan yang tak terhingga.

Hanya saja ...

Rasa takut dan angkuh manusia mulai menyambangi sanubari mereka. Manusia mencari segala cara untuk tetap menjaga kedamaian ini terus berjaya.

Akhirnya sebuah tabu pun dilanggar.

Para manusia yang angkuh dan ketakukan itu menggunakan jasad para pahlawan yang telah mati untuk menciptakan senjata yang bisa mengalahkan segala ancaman di masa depan.

Jiwa – jiwa pahlawan tak terima dengan perlakuan yang tidak pantas tersebut. Mereka meronta – ronta dan mengutuk para manusia dengan kebencian yang mengendap jauh di dalam takdirnya.

Namun sekuat apapun jiwa yang telah meninggalkan jasadnya, tak berarti apa – apa di hadapan mereka yang masih hidup. Jiwa para pahlawan berhasil disegel dalam benda pusaka yang menjadi simbol kehebatan mereka dahulu.

Berkat pengkhianatan dan penistaan yang manusia lakukan terhadap mereka, jiwa pahlawan yang masuk ke dalam benda itu menjadi sebuah kutukan yang membawa kehancuran mereka sendiri.

Manusia saling memperebutkannya. Bahkan nyawa adalah harga yang murah untuk ditukar dengan kekuatan terkutuk dari benda pusaka pahlawan tersebut. Terus dan terus terjadi, siklus kebodohan yang tiada habisnya.

Gran, salah satu dari ketujuh pahlawan yang masih hidup menyaksikan kekejian itu. Ia sangat murka melihat kebusukan manusia yang terus menginginkan segalanya. Sampai tubuh dan jiwa rekannya dijadikan alat penjamin terjaganya kenikmatan mereka. Kejijikan yang ia rasakan telah mencapai batasnya.

Gran akhirnya pergi meninggalkan sisi kemanusiaannya. Ia menelan sisa kekuatan <???> lalu menjadi makhluk yang memiliki keabadian.

Sebagai sosok yang memiliki kekuatan dan keabadian, Gran pun membuat sebuah rencana untuk membangun kembali peradaban manusia.

"Akhirnya," teriak Gran. "Akhirnya mimpi ini akan terwujud!"

Setelah lama waktu berlalu, Gran berhasil menciptakan sebuah distorsi di inti Elysium. Ruang dan waktu dibelokkan sekehendaknya. Ia terus memainkan melodi penciptaan dengan terompetnya. Menyusun ulang segalanya dari awal. Menghapuskan masa depan yang busuk dan penuh keputusasaan.

Shitty World and Heroes [Vol. I]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang