Chapter 14 : Mahfuzi

4 1 0
                                    

Kegelapan ini begitu sunyi.

Jemariku menggigil akan ketiadaan mentari.

Tubuhku melayang seolah tak ada gravitasi.

Apakah ini alam baka?

"Bukan, Rahl." Suara itu mengalihkan perhatianku.

Di sana sesosok yang telah kukenal berwujud dalam balutan cahaya yang redup. Wajahnya tersenyum walau sorot matanya sendu.

"Tir!" Lekas aku memeluknya. Namun tubuh seolah tak bermassa, membuatku mampu menembusnya. "Eh? Apa yang terjadi? Tir?"

Tir menghela napasnya.

"Rahl, aku terpaksa menggunakan sisa kekuatanku untuk menyelematkanmu dari Marduk."

"Marduk? Spartan besi itu?"

Tir mengangguk lalu menyentuh tangan kananku.

"Harusnya sisa kekuatanku ini digunakan untuk membuatmu keluar dari Babylon Tower. Namun aku yakin kau pasti akan bisa menemukan cara lain. Yang terpenting, lihat sekelilingmu, Rahl."

Mataku langsung mengamati menuruti ucapannya.

Awalnya terasa sangat gelap, namun perlahan beberapa celah cahaya menunjukkan gambar seperti adegan film yang diperlambat ribuan kali. Aku melihat Spartan besi itu diterkam oleh cakar raksasa. Begitu pula suara teriakan yang bergema dalam frekuensi yang aneh.

Aku menoleh pada Tir. Wajahnya kembali tersenyum.

"Ini adalah void syndrome. Kemampuan yang kau miliki sebenarnya, Rahl."

Mataku terbelalak. Seluruh pecahan misteri di dalam kepala akhirnya menyatu. Seluruh mimpi itu ternyata benar adanya. Tanganku sampai gemetaran. Sungguh sulit dipercaya.

"Aku tidak punya banyak waktu. Untuk mempersingkatnya, ingat beberapa hal penting mengenai void syndrome, Rahl."

Aku mengangguk dan mendengarkannya dengan serius.

"Pertama, void syndrome bukanlah kekuatan seperti sihir atau ledakan energi. Void syndrome adalah gejala ketimpangan yang membuatmu bisa melihat dan memasuki celah dimensi."

"Celah dimensi?" Mataku kembali menatap gambaran sebelumnya. "Jadi proyeksi itu adalah celah dimensi?"

"Benar. Saat kamu masuk ke sebuah celah dimensi, kamu akan berada dalam wilayah yang mendekati penciptaan dan kehancuran. Artinya, aliran waktu yang ada di sini hampir mendekati nol. Sebuah wilayah yang dekat dengan tempat Sang Maha Kuasa berada."

Aku hanya bisa tertegun. Mendengarkan betapa rumit dan hebatnya sesuatu yang kumiliki. Senyumanku langsung melebar. Tawa aneh mulai keluar dari mulut yang sombong tak bertuan.

"Jangan senang dulu, Rahl. Void syndrome tidak bisa membuat celah atau retakan dimensi sendiri. Itu adalah kelemahan terbesarnya."

"Maksudnya?"

"Artinya jika kamu berada di sebuah tempat yang tidak memiliki celah ataupun retakan dimensi seperti Babylon Tower, void syndrome akan tidak berfungsi sama sekali."

"Bukankah itu berarti void syndrome ini tidak berguna sama sekali?"

Senyumanku langsung pupus. Harapan yang telah dibangun runtuh seketika.

"Void syndrome bukanlah kemampuan untuk mengalahkan musuh. Namun bisa digunakan untuk kabur. Kira – kira seperti itulah kegunaannya." Ia tersenyum centil, manis sekali.

"Hoi! Hoi! Berhenti membuat void syndrome terdengar seperti kemampuan seorang pengecut, Tir!"

Aku hanya bisa menolak pernyataan Tir. Walau kenyataan tidak pernah bisa berubah sesuai egoku.

Shitty World and Heroes [Vol. I]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang