Saat membuka mata, aku melihat wajah yang asing berada tepat di depanku. Ia sedikit berkumis dan berbulu di setiap bagian wajahnya.
"Ti...kus?" aku mencoba menebak.
"Aku...naga!" tukasnya penuh kekesalan.
Segera setelah itu, ia menghujamkan seluruh badan berbulunya ke wajahku terus-menerus. Hal ini membuatku merasa sesak. Dengan insting yang kupunya, aku menangkap dan melemparkannya seperti bola baseball ke arah dinding.
"M-Maaf..." ucapku spontan setelah tersadar atas tindakan barusan.
Makhluk kecil itu berteriak tidak jelas. Ya aku tidak terlalu mementingkan makhluk kecil berbulu yang bisa bicara...Berbicara!
"OI! Kamu siluman tupai?!"
"Dasar manusia kurang ajar! Aku naga! Bukan siluman tupai! Naga! Naga!" ia terus berteriak sambil mendekatiku dengan cepat dengan kedua kaki kecilnya.
"Aku sangat heran kenapa sampai kalian bisa diizinkan masuk ke Babylon Tower," tupai yang mengaku naga itu menghela napas panjang.
"Apa maksudmu, Tupai? Ini bukan di rumah sakit?"
"Bagaimana mungkin kalian bisa di rumah sakit sementara kalian kemarin baru saja berhadapan dengan penjaga bangunan ini? Dan aku bukan tupai!" ia menghela nafas panjang lagi, "memang sangat melelahkan berbicara dengan anak kecil sepertimu..."
Dengan spontan mulutku membalasnya, "Kau yang kecil..."
"Aku enggak kecil! Ya ampun berbicara denganmu memang sangat merepotkan. Persis seperti yang dikatakan Alisha..."
"Alisha?" aku langsung menundukkan tubuhku ke tupai itu, "dimana dia sekarang? Bagaimana dengan lukanya?"
Aku baru saja teringat. Kalau sebelumnya kami berhadapan dengan penjaga tempat ini. Aku sangat ingat sekali rasa sakit yang kurasakan. Tapi bagaimana kami bisa sampai masuk ke dalam tempat ini?
"Ikuti aku... anak kecil."
Makhluk kecil yang mengaku naga itu membimbingku menuju keluar dari ruangan ini. Tempat ini terlihat seperti bangunan tua di era abad pertengahan. Lantainya terbuat dari batu-batuan yang tidak kuketahui. Dindingnya juga memiliki ukiran simbol-simbol aneh yang belum pernah kulihat di internet dahulu. Lorongnya sangat terang seperti di siang hari saja. Langit-langitnya dipenuhi lukisan yang aku tidak mengerti. Apa itu kadal? Kalau yang itu...badak? Ah! Aku hanya perlu menemui Alisha dan melaksanakan misi kami.
"Masih jauh, Tupai?"
"Naga! Aku ini naga! Ikuti saja dan jangan banyak bicara."
Aku mencoba mengamatinya lagi. Bulunya... gerakannya... dan ekornya... kalau disebut naga pasti dusta. Lebih mirip tupai... tapi hamster juga mirip. Atau mungkin tikus? Tapi aku belum pernah melihat tupai atau tikus yang memiliki corak biru dan putih seperti ini. Dia seperti barang limited edition!
"Sudah sampai."
Kami berhenti di sebuah pintu yang terbuat dari metal yang sangat mencolok. Warnanya begitu cerah dan sangat indah. Berbeda sekali dengan pintu di ruanganku tadi. Perbandingannya seperti pintu gudang dengan pintu utama keluarga kerajaan.
Ketika tupai kecil itu membuka pintunya aku melihat Alisha sedang duduk di atas tempat tidur sambil menatap sesuatu di sebelahnya. Suara pintu itu membuatnya sedikit kaget dan mengalihkan matanya ke arah pintu.
"Rahl!" senyuman langsung tertoreh di wajahnya.
"Yo. Alisha," ucapku, "syukurlah kamu baik-baik saja, Alisha."
KAMU SEDANG MEMBACA
Shitty World and Heroes [Vol. I]
Fantasy[Cover dibuat oleh : Lin Fantasi] Karena seorang pria normal tanpa bakat, sihir, dan keajaiban surgawi, Rahl sulit mendapatkan pekerjaan di dunia yang baru saja terbentuk akibat perpaduan Bumi dan Elysium. Rahl hanya mampu menafkahi hidup dengan ne...