Part 8

4.5K 202 1
                                    

Mike POV

Wanita yang kucari-cari selama ini akhirnya telah kutemukan. Kabar membahagiakannya lagi,dia sedang duduk disampingku saat ini. Tidak kusangka begitu mudah untuk mencari jalan bisa dekat dengannya. Dengan begitu,semuanya akan berjalan dengan lancar. Aku sesekali mengalihkan pandanganku padanya,karena saat ini aku sedang menyetir. Dia cantik. Bahkan sangat cantik aku rasa. .

Tinggi,langsing,rambut panjang berombak,kulit putih mulus,mata keabu-abuan. Paduan yang sempurna! Dan aku rasa dia cukup cerdas. Buktinya saja dia akan segera wisuda hanya dalam jangka waktu 3,5 tahun dengan IPK yang hampir sempurna. Luar biasa! Sayang dia sangat galak dan cerewet.

"Kita mau kemana? Bukannya mau ke perpustakaan pusat ya? Ini kok arahnya beda sih." Protes Bella memecahkan lamunan ku akan dirinya.

"Kamu bisa ga diem aja gitu. Aku kan jadi ga konsen nyetir mobilnya." Kataku tegas padanya. Dia pun langsung mengerucutkan bibirnya.
Manis. Bukan parasnya yang kumaksud saat ini. Tapi bibirnya. Ya,sangat manis. Aku penasaran dengan lip balm yang dia pakai. Bibirnya terasa candu bagiku. Padahal tadi aku cuma mengecupnya sekali.

Entah kenapa tadi aku tak sengaja ingin menciumnya. Ya habisnya dia terlalu cerewet sih. Dan sepertinya aku tahu sekarang cara untuk menghentikan kecerewetan seorang Agatha Belansky.

###

"Nah sampai. Turun yuk." Kataku pada Bella yang sekarang lagi menatapky tajam.

"Kan tadi katanya mau ke perpustakaan pusat. Terus ini kenapa ke...ini di..ahh iya hotel. Kenapa kita ke hotel? Lo mau macem macem sama gue hah? Awas aja lo ya! Gue laporin pak Gatot lo biar dipecat sekalian!" Bella mengatakannya dengan tatapan yang lucu menurutku. Padahal kan dia sedang marah. Kenapa dia bisa selucu ini sih.

"Yang pertama,aku ga bakalan macem- macem sama kamu. Kamu rata gitu apa yang mau aku macem-macemin. Yang kedua,ini apartemen, sayang. Bukan hotel ya. Tapi kalo kamu mau kita kesana sekali-kali juga boleh. Dan yang ketiga,kita kesini buat liat buku yang berhubungan dengan skripsi kamu di perpustakaan kecil aku didalam. Ada beberapa buku dari German yang aku yakin tidak ada di Indonesia. Dan yang keempat,sekarang aku haus karena telah menjelaskan panjang lebar ke kamu. Kamu turun atau aku kunciin di dalem sini biar ga usah wisuda sekalian." Jelasku panjang lebar diakhiri dengan mengelus pipi lembutnya dan turun dari mobil. Sebelum aku berbalik aku melihat dia menunduk dan menatap dadanya.

"Apa dia bilang? Aku rata? Ihh dia belum tau aja kalo aku montok gini. Cihh!" Sayup-sayup aku mendengar dia berbicara sendiri. Hahaha dia bilang aku belum tahu? Ya sudah,aku akan cari tahu kalo begitu. Pikiran licik mulai bergerilya di otak ku. Dia belum mengenal Michael Dave Christian dengan baik rupanya.

###

Bella POV

Dasar dosen sialan! Sekarang dia menipuku untuk kedua kalinya dalam seharian ini. Sekarang aku sudah berada di dalam apartemen mewah miliknya. Duduk di atas sofa hitam yang empuk dan terasa sangat nyaman. Interior disini sangat menggambarkan sisi maskulin seorang Mike. Ruang tamu ini dominasi dengan warna merah dan hitam. Agak gelap memang. Tapi menurutku tetap membuatku nyaman.

"Kamu tunggu disini. Aku ganti baju dulu. Kamu mau minum apa?" Tanya Mike padaku yang membuatku harus mendongakkan kepalaku karena dia begitu tinggi.

"Apa aja deh. Jangan lama ya. Soalnya aku ada janji sama temenku jam 7 nanti."

"Iya ndoro."

Aku pun tertawa kecil mendengar jawabannya. Bisa lucu juga dia ternyata.

Tit tit. Suara tersebut terdengar saat Mike akan memasuki kamarnya. Dan ternyata itu suara dari remote yang aku tebak mungkin remote untuk membuka kamarnya. Dia digaji berapa sih? Kok dia sampai punya apartemen semewah ini. Apa jangan-jangan dia korupsi? Ahh sudahlah. Bukan urusanku juga kalau dia kaya.

Berselang 5 menit Mike sudah keluar dengan baju polos putih dan celana coklat selutut yang membuat dada bidangnya tercetak dengan jelas. Seandainya dia bukan Mike yang menyebalkan,pasti dia terlihat sangat tampan saat ini.

"Bel,sini. Kita ke perpustakaan aku aja."

Aku pun segera berdiri mengikutinya. Saat melalu lorong kecil aku melihat foto yang terpajang di dinding apartemen Mike. Seorang wanita dan anak kecil yang kira-kira berumur 10 tahun. Sepertinya anak kecil itu adalah Mike. Dan wanita itu? Ahh mungkin saja ibunya. Tapi kenapa tidak mirip ya? Apa mungkin dia mirip Ayahnya? Ohiya terus kenapa ga ada foto ayahnya ya?

"Hey kamu! Kenapa bengong?" Mike membuyarkan pikiranku.

"Eng ini. Ini kamu sama mama kamu ya?" Tanyaku sambil menunjuk foto tersebut.

"Iya."

"Kok muka mama kamu kayak familiar ya. Terus foto papa kamu mana? Kok berdua aja sih fotonya?"

"Apa kamu selalu se kepo ini kalo bertemu orang yang baru 1 minggu kamu kenal?" Tanyanya dengan raut wajah yang serius.

Oh oh,kamu salah bicara Bel. Kenapa sih sifat kepo mu selalu digunakan di keadaan yang salah?

"Eh maaf,aku ga maksud. Ya udah yuk, ke perpustakaan kamu."

Mike langsung berbalik tanpa mengatakan apapun.

###

"Nah ini dia! Bel ini buku yang aku maksud. Ini pasti ga ada di Indonesia kan? Wong di jerman aja susah banget nyarinya. Kebetulan dulu materi tesis aku ga jauh beda sama materi skripsi kamu. Aku pikir itu mungkin alasan pak Gatot milih aku jadi dosen pembimbing kamu. Jadi kamu jangan geer dulu kalo aku sengaja ngelakuin ini semua." Kata Mike sambil mengacak rambutku.

"Huuhh iya iya. Makasih ya. Buku ini membantu deh, kayaknya. Kenapa kayaknya? Karena ini bahasa german Mike! Kamu pikir aku diploma apa menguasai banyak bahasa?" Protesku padanya.

"Ohiya ya hehehe aku lupa. Kayaknya disebelah sana ada buku yg materinya mirip tapi dalam bahasa Indonesia. Coba kamu liat." Jawab Mike sambil terkekeh dan menunjuk ke arah kanan perpustakaan.

"Aduh ini tinggi banget sih. Mike kamu ga punya bangku kecil atau tangga apa?  Bukunya tinggi banget aku ga nyampe." Aku berjinjit berusaha mengambil buku yang berada di rak paling atas.

Arghhh.....
Kaki ku terkilir dan aku hampir saja jatuh jika Mike tidak segera menangkapku yang menyebabkan tangan Mike sekarang berada di pinggangku dan tanganku berada di dadanya seperti di film-film saat pasangan mengakhiri dansanya.

Jantungku tiba-tiba berdegup sangat kencang. Wajah Mike hanya berpaut 3cm didepanku. Sampai-sampai aku bisa merasakan nafasnya yang memburu di wajahku. Mike mendekatkan wajahnya lebih dalam dan itu membuat hidungnya yang mancung menusuk pipiku. Tak lama kemudian benda kenyal itu menyentuh bibirku. Ya,Mike menciumku.

###
Mike POV

Aku mencium Bella untuk kedua kalinya. Kali ini lebih dalam. Aku berusaha untuk melumat bibirnya tapi dia tak membuka bibirnya sama sekali. Itu membuatku terpaksa mengigit kecil bibirnya dan berhasil,dia membuka mulutnya. Awalnya tak ada balasan darinya. Setelah beberapa kali lumatan,akhirnya dia membalas ciumanku. Dari gayanya aku bisa menyimpulkan kalau ini adalah ciuman pertamanya. Sangat amatir!

Bella pun mengalungkan tangannya dileherku. Sesekali menarik rambutku pelan yang tambah membuatku bergairah. Ciumanku turun ke lehernya.

"Hhhh" Bella mendesah.

Tiba-tiba dia mendorong tubuhku.

"Eh eng aku harus pulang. Aku pinjam buku yang ini ya." Kata Bella kaku dan salah tingkah. Dia langsung berlari meninggalkanku yang frustasi karenanya. Bagaimana tidak? Dia sudah membangunkan sesuatu yang tidak seharusnya bangun di sore seperti ini.

"Hhh Bella Bella. Kau membuatku pusing bahkan setelah aku berhasil menemuimu." Aku menghela nafas dan segera ke kamar mandi untuk menidurkan sesuatu yang sudah tegang di bawah sana.

###
Halooo guys! Aku muncul lagi hehe makasih vote dan comment di part sebelumnya. Buat silent reader,tolong vote dan kasih masukan ya supaya author tahu kalo masih ada yang biat baca cerita abal-abal ini :') untuk part selanjutnya minggu depan ya. Author usahakan bisa update seminggu 2x. Thankyouuu xoxo

You are my final destinationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang