AngeLOVE

3.5K 42 3
                                    

Nadya POV

Hari senin adalah hari yang sangat menyebalkan. Well, at least, bagiku seorang murid kelas 2 SMA hari senin merupakan hari yang paling tak pernah kutunggu-tunggu. Bangun pagi, upacara panas-panasan, belajar dan akan kembali kerumah pukul 3 sore.

Dan disinilah sekarang aku berada, gerbang sekolah SMA Harapan Bangsa, berlari tergesa-gesa karena pintu gerbang yang akan segera di tutup.

"Nad! Cepetan!" Ola, sahabatku meneriaku dari jauh.

Mendengar panggilan Ola membuatku berlari kian cepat, sambil menoleh ke bawah karena tali sepatuku yang lepas. Bodohnya aku, aku sedang memaki diriku sekarang. Oke, bukan itu masalahnya. Bodohnya aku, aku berusaha mengikat tali sepatu sialan ini sambil terus berlari.

"Nadya! Awas!" teriakan Ola membuatku mengangkat kepalaku. Tiang bendera yang menjulang tinggi hampir saja kutabrak, entah kenapa aku sedikit oleng ke kiri sehingga bisa menghindari tiang tersebut.

"Huhh, hampir aja." desahku lega.

"Hampir aja Nad lo jadi benderanya. Lo sih ngikat tali sepatu sambil lari, gimana ceritanya." Ola menghampiriku yang sedang jongkok mengikat tali sepatu dengan benar.

Angelo POV

15 menit sebelumnya.

Aku berjalan memasuki sekolah ini, seperti biasa selalu ramai di saat-saat gerbang akan ditutup. Entah kenapa mereka lebih senang berlarian memasuki sekolah, bukannya berjalan itu kan lebih baik.

"Pasti dia terlambat lagi." kataku sambil melipat tanganku di dada, menatap gerbang yang sedikit lagi akan tertutup.

Tak lama kemudian datanglah sesosok wanita berlari dengan tergesa-gesa melewati pintu gerbang yang hanya tersisa seukuran badannya.

"Hampir saja." ucapku lega melihatnya tidak terlambat kali ini.

"Nad! Cepetan!"

Aku menoleh melihat sumber suara, ah itu Ola, sahabat Nadya.

Aku mengikuti Nadya berlari kecil di sampingnya. Dan seperti biasa, dia selalu bertingkah bodoh. Bagaimana bisa mengikat tali sepatu sambil berlari?

"Oh oh, ini tidak bagus." aku melihat tiang yang semakin lama semakin dekat.

Nadya akan menabraknya!

"Nadya! Nadya stop! Nadya Aronella!" Oke, sekarang aku tahu aku yang bertingkah bodoh. Mau sampai Poseidon muncul di darat pun dia tak akan bisa mendengar ku.

"Nadya! Awas!" Ola berteriak.

Ya betul sekali Ola, ingatkan temanmu yang bodoh itu.

Nadya mengangkat kepalanya dan karena aku tahu itu sudah sangat terlambat, dengan sangat terpaksa aku pun mendorongnya agar terhindar dari tiang itu.

"Huhh, hampir aja." desahnya.

Aku membungkuk memegang lututku. Ah! Ternyata berlari itu cukup melelahkan. Dan menjadi malaikat penjaga untuk seorang Nadya Aronella pun sangat-sangat melelahkan. Setelah ini aku harus bersiap untuk mendapat omelan dari Archicalum.

###
Cerita baru guys! Ceritanya condong ke fiktif-teenlit gitu. Ini baru prolognya sih aku buat. Kalo responnya bagus, bakal aku lanjut.

Jangan lupa vote dan comment ya. Thankyou readersku😚

You are my final destinationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang