Part 28

2.8K 125 7
                                    

Mike POV

Kadang semua tak harus berjalan seperti yang telah direncanakan. Bahkan tak jarang semua terjadi tak sesuai dengan apa yang diharapkan. Sang pencipta memiliki alur cerita sendiri. Entah itu baik atau buruk, harus tetap dijalani.

Saat ini, aku menyukai alur yang dibuatkan Sang Pencipta untuk ku. Alur ini menjadi alur favorit dalam hidupku. Alur yang tak pernah kusangka akan masuk dalam kehidupanku. Alur ini begitu berbelit, tetapi mengasyikan.

Hanya ada aku, Bella dan kebahagiaan. Ya, Bella datang satu paket dengan kebahagiaan yang dia tawarkan untuk ku. Sungguh setiap detik yang kulalui bersamanya hanya ada kebahagiaan disana. Disaat aku berpikir untuk meninggalkannya pun, Bella tak pernah membuatku kecewa.

Aku menyukai setiap hal yang ada di dalam dirinya. Aku menyukai bagaimana Ia tersenyum. Aku menyukai bagaimana Ia mengikat rambutnya berantakan. Aku menyukai bagaimana Ia memasak sambil bersenandung kecil. Aku menyukai bagaimana Ia menggigit bibir bawahnya ketika gugup.

Aku hanya tidak menyukai ketika Ia menangis. Ketika air mata turun membahasi pipinya. Lebih baik melihat Ia marah kepadaku, daripada melihat Ia menangis karena ku. Aku berharap hanya senyum saja yang selalu terukir diwajah manisnya. Semoga kebahagiaan selalu menghampiri hubunganku dengannya. Sehingga saat aku bangun di pagi hari, aku tahu bahwa aku masih mempunyai alasan untuk hidup, yaitu Bella.

###
Seratus lima puluh sembilan hari Mike telah memantapkan hatinya untuk Bella, begitu pula sebaliknya. Kedua anak manusia ini membagi kisah hidup mereka bersama. Suatu kisah yang sangat didambakan oleh muda-mudi lainnya.

Pagi ini tepat pukul 9.00 pagi Bella akan mengikuti sidang akhir di kampusnya. Begitu banyak hal yang diperjuangkan Bella hingga sampai dititik ini. Begitu banyak hal yang dilaluinya. Namun, Mike menjadi salah satu hal terindah yang terjadi dalam hidupnya. Meskipun itu membuat Bella harus masuk rumah sakit dan sosok Ata sempat kembali hadir.

Universitas Harapan Jaya, Jakarta Selatan.

"Gimana penampilan aku? Ga berlebihan kan?" tanya Bella gugup pada Mike di depan ruang sidang menunggu gilirannya.

"Iyaa. Kamu mau pake sendal jepit sama celemek juga tetep cantik kok." jawab Mike asal yang sebenarnya bertujuan untuk membuat Bella rileks.

"Ih kamu mah. Duh aku takut ga bisa nih." Bella menautkan dua jarinya, menggigit bibir bawahnya tanda bahwa ia sedang gugup dalam level paling atas.

"Kamu denger aku.." Mike memegang kedua bahu Bella, membuat Bella menatap mata Mike lekat.

"Kamu pasti bisa. Kamu udah berusaha banyak dalam 3,5 tahun ini. Dan dalam 5 bulan terakhir, you have done your best! Latihan kamu tadi malam udah perfect. Sekarang kamu cuma perlu rileks, tenang, dan berserah sama Tuhan. Percaya deh sama aku." lanjut Mike meyakinkan Bella.

Bella menarik napasnya panjang, lalu menghembuskannya kencang.

"Iya, aku pasti bisa. Doain aku ya." mata Bella menyiratkan cemas, namun yakin akibat perkataan Mike tadi.

"Always do, sayang." Mike mengelus rambut Bella pelan. Seakan berusaha mengambil sedikit rasa cemas dari Bella dan menyalurkan rasa tenang padanya.

"Saudara Agatha Bellansky, silahkan masuk."

Saat yang ditunggu-tunggu pun akhirnya datang. Nama Bella telah dipanggil oleh dosen penguji untuk masuk ke ruang sidang.

"Aku masuk dulu ya." pamit Bella sebentar pada Mike.

Mike mengangguk sambil tersenyum.

"Bel!" Mike memanggil Bella selangkah sebelum Bella masuk ke ruang sidang. Bella pun berbalik.

"Kalo lupa materinya inget muka aku aja." kata Mike setengah teriak yang membuat mahasiswa di sekitar mereka menoleh.

Perkataan Mike dibalas Bella dengan tatapan "awas aja ya kamu habis ini" -nya.

###
Satu jam lebih telah berlalu, akhirnya Bella keluar dari ruang sidang. Awalnya ia celingak-celinguk melihat sekelilingnya. Namun seketika tersenyum lebar melihat Mike datang dari awal berlawanan sambil memegang dua buah botol minuman. Bella pun berlari dan berhambur ke pelukan Mike tanpa memperdulikan tatapan sinis dari teman-teman kampusnya.

"Aku lulus Mike! Aku lulus!" Bella tersenyum sangat lebar. Jika bisa, mungkin bibirnya sudah sobek karena senyumnya itu.

"Selamat ya, sayang! Aku tahu kamu pasti bisa." Mike mengecup puncak kepala Bella.

"Nih aku beliin minuman buat kamu. Pasti kamu capek kan di dalem." Mike menyodorkan minuman yang tadi dibelinya di kantin bawah.

Bella mengambil minuman tersebut dan meneguknya sampai habis tak tersisa dalam sekejap.

"Haus apa doyan, mba?" tanya Mike keheranan.

"Haus bangetttt. Abis tadi ibu Yohana banyak banget nanya nya. Kan ngeselin ya. Untung aja aku udah hafal materinya." sungut Bella sambil memegang pinggang Mike dan berjalan berdampingan.

"Hahaha ibu Yohana dosen manajemen strategik itu?"

"Iya. Kamu tau sendiri kan gimana terkenalnya tuh dosen di seantero kampus ini."

Bella mulai menceritakan bagaimana saat ia sidang akhir tadi. Mulai dari awal sampai akhir tak ada yang terlewatkan. Mike mendengarnya dengan begitu setia, tanpa memotong sedikit pun. Sesekali tertawa dan menimpali sungutan Bella yang bercerita saat dosen-dosen penguji terlalu banyak memberikannya pertanyaan.

Bahkan ketika terjebak di padatnya kemacetan ibukota Jakarta pun, Bella masih betah menceritakan kisahnya dikampus kepada Mike. Bagaimana saat ia pertama kali MOS. Bertemu dengan Fanya dan akhirnya dihukum untuk memberikan surat cinta pada Pak Sutedjo, cleaning service kampus, karena Fanya yang tak henti-hentinya berceloteh. Suara Bella yang begitu berisik bagi orang lain, terdengar sangat merdu di telinga Mike. Suara ini yang ingin didengarnya tiap hari. Tiap pagi saat bangun dan tiap malam sebelum tidur.

"Hahaha terus terus? Pak Tedjo nya bilang apa waktu kamu kasih surat itu?" Mike bertanya antusias pada cerita Bella.

"Pak Tedjo senyum-senyum yang sok manis gitu. Dih aku sampe geli tau ga sih. Ternyata aku baru ngeh pas baca surat yang ditulis sama si Fanya. Kampret banget emang tuh bocah!" gerutu Bella mengingat kejadian 3,5 tahun lalu itu.

"Emang Fanya tulis apaan sih? Paling cuma kata-kata puitis doang."

"Iya tapi kata-kata pui-" cerita Bella terpotong oleh ringtone ponsel Mike yang berbunyi menandakan panggilan masuk.

"Halo." jawab Mike pada orang diseberang sana.

..........................

"Di jalan, kenapa?" Mike tampak enggan berbicara dengan sosok yang menelepon.

..........................

"Hahh? Ngapain?" dari ekspresi acuh tak acuh, sekarang wajah Mike berubah 180 derajat sehingga bola matanya seperti mau keluar dari tempatnya. Bella mengernyit melihat tingkah Mike saat ini.

"Kamu dimana sekarang?" Mike kembali bertanya pada sosok di seberang telepon.

.........................

"Okay." jawaban tersebut menutup pembicaraanya melalui ponselnya.

Setelahnya, Mike menutup matanya sebentar dan menghembuskan nafas gusar.

"Itu siapa?" tanya Bella.

###
Yayyy author nepatin janji hahaha seneng banget rasanya bisa update lagi. Maafkan ya jika kurang berkenan. Write your critics on the comment line below :D

Ayo itu siapa yang telponan sama Mike? Btw sampai sekarang belum nemuin cast yang pas nih buat si Mike. Ada yang mau bantuin nyari mungkin? Hehehe...

Author usahain selesain 2-3 part dalam minggu ini ya. I'm on my holiday period right now yayyy!:p
Makasih buat yang sudah baca. Mohon vote dan commentnya ya. Thankyouuuu💋💋💋

You are my final destinationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang