Author POV
Mike mengerjapkan matanya. Baru kali ini dia merasa tidur yang begitu nyenyak. Dia merabah tempat disampingnya,tapi kosong. Dia mengernyit bingung.
'Kemana Bella?' batinnya.
Baru saja Ia hendak turun dari tempat tidur, Bella masuk membawa satu kantong plastik yang terlihat full.
"Eh udah bangun." Bella menaruh kantonf plastik itu di atas nakas dan mengeluarkan isinya.
"Kamu dari mana?" Mike membetulkan posisi duduknya, menunggu jawaban dari Bella yang sedang memisah-misahkan buah anggur yang baru saja dibelinya.
"Gue habis beli buah. Lo harus banyak makan buah dan sayuran supaya cepet sembuh."
Mike menautkan alisnya.
"Kok kamu tiba-tiba baik sih sama aku?"
"Yah kan lo udah nolongin gue. Gue juga pengen cepet-cepet selesain skripsi gue. Kalo lo sakit terus gimana nasib skripsi gue?" Bella mengambil buah apel. Menolak untuk menatap langsung mata Mike.
Tiba-tiba ada rasa aneh yang menyelinap di hati Mike mengetahui alasan Bella. Dia tak tahu itu apa. Dia hanya merasa tak senang mengetahui alasan Bella perhatian kepadanya.
"Oh." Hanya itu yang mampu Mike ucapkan.
2 jam berlalu dan mereka masih sibuk dengan pikiran masing-masing. Mike sibuk dengan pikiran perasaan aneh apa yang menjalar di dalam dirinya ketika bersama Bella.
Sedangkan Bella sibuk dengan pikiran kenapa Mike tiba-tiba diam seribu bahasa dan tidak seperti biasanya.
'Apa dia mengalami gegar otak? Tapi kemarin dia masih sempat menggodaku kok.' Pikir Bella dan langsung menggelengkan kepalanya.
"Kenapa geleng-geleng? Kamu pikir ini lagi di club?" Mike membuka suara.
"Ha? Eh enggak. Ini lagi pemanasan,olahraga gitu. Leher gue pegel." Bella salah tingkah. Mike tidak boleh tahu bahwa Ia sedang memikirkannya.
###
Dua hari setelah itu Mike dinyatakan sudah sembuh dan boleh keluar dari rumah sakit. Dua hari terakhir di rumah sakit, Mike dan Bella tidak sepeti biasanya. Tidak ada lagi tom and jerry. Tidak ada Mike yang selalu menggoda dan Bella yang selalu marah-marah.
Mereka berdua hanya terlalu bingung, apa yang terjadi pada mereka tak seperti biasanya. Seperti ada hal baru yang bisa mereka rasakan.Hari ini Mike sudah kembali ke kampus. Banyak orang yang menatapmya dengan tatapan prihatin dan juga terkesima. Kabar bahwa Mike menyelamatkan Bella yang akan diperkosa oleh Bagus sudah tersebar di seantero fakultas Ekonomi.
Tok tok tok...
Suara ketukan membuyarkan Mike dari lamunannya.
"Masuk." Perintah Mike.
"Selamat pagi Pak. Saya mau memberikan materi yang sudah saya kumpulkan untuk skripsi saya Pak. Mungkin bisa dilihat dan diberi masukan Pak." Ternyata orang pertama yang menghampirinya pagi itu adalah Bella. Wanita pertama yang juga Mike pikirkan saat masuk ke kampus ini.
"Oh iya. Sini aku liat dulu." Mike mengambil berkas yang dibawa Bella.
Hening.
"Kamu kapan ngumpulin materi ini?" Akhirnya Mike bersuara.
"Beberapa hari ini Pak." Bella menautkan kedua jarinya. Ini menandakan bahwa Ia sedang gugup. Ia pun tak tahu kenapa Ia bisa gugup seperti ini. Padahal mereka duduk dengan jarak 1 meter.
"Jadi kamu sempetin nyari ini waktu kamu jagain aku di rumah sakit? Maafin aku ya, Bel. Pasti kamu capek banget." Tatapan Mike menjadi sendu. Seolah-seolah dia benar-benar menyesali semuanya.
Bella menatap mata Mike lekat. Mencoba untuk menemukan kejujuran didalamnya.
"Kamu kenapa minta maaf sih. Kamu nolongin aku Mike. Harusnya aku yang minta maaf. Karena aku kamu harus merasakan koma dua hari. Aku bahkan ga bisa ngelakuin apa-apa selain jagain kamu seharian. Kamu udah nolongin aku,tapi aku selalu jahat sama kamu. Selalu ketus. Maafin aku." Bella menunduk. Menyembunyikan matanya yang mulai berkaca-kaca. Ia tak tahu kenapa bisa menjadi se emosional ini. Mungkin dia hanya tak menyangka dengan kejadian yang terjadi begitu cepat.
"Sstt. Udah udah." Mike berdiri dan mengelus rambut Bella yang masih terduduk di tempatnya. Menarik kepala Bella dan mendekapnya yang hanya sebatas perut karena Mike sedang berdiri saat ini.
Bella terisak. Membiarkan kepalanya bersandar di perut Mike. Mike masih setia menelus kepala wanita itu. Bella tak menyangka kenapa Bagus bisa mempunyai pikiran sekeji itu terhadap dirinya. Apakah dia serendah itu sehingga bisa ditukarkan dengan sebuah mobil? Memikirkannya membuat tangisan Bella bertambah kuat. Coba saja Mike tidak datang tepat waktu. Mungkin harta satu-satunya yang Ia miliki sudah terenggut.
"Sttn udah dong Bel nangisnya. Aku kan jadi bingung mau ngapain." Mike benar-benar tidak pernah menghadapi situasi perempuan yang sedang menangis. Sehingga sekarang Ia tak tahu harus bersikap seperti apa. Sehingga ia hanya terus mengelus kepala Bella dan memeluknya. Yang Ia tahu, hatinya ikut sakit melihat Bella menangis. Ia tak rela air mata itu keluar begitu derasnya sampai sampai menggucangkan tubuh Bella dipelukannya.
"Maaf." Bella tersadar jika Ia cukup lama berada di pelukan Mike sehingga kemeja biru Mike membentuk pulau di bagian perut sekarang akibat air mata Bella.
"Ga papa. Mau sampai sore peluk aku juga aku terima kok." Mike nyenyir memperlihatkan deretan gigi putihnya.
Bella tertawa kecil. Dia merasa lebih lega sudah mengeluarkan semuanya.
"Yaudah aku pergi dulu ya. Kamu tolong koreksi lagi materi yang aku kasih. Kabarin kalo sudah selesai. Makasih." Bella pun berlalu keluar dari ruangan Mike.
"Dia kok tumben ga pake lo gue lo gue?" Mike mengerucutkan bibirnya.
Ia sudah menetapkan keputusan sekarang. Ia akan melupakan semua rencananya. Persetan dengan masa lalu! Sekarang Bella adalah masa depannya. Dan dia akan berjuang untuk itu.
###
Heiii! Maaf ya pendek,lagi banyak tugas authornya hiks:( makasih yang udah setia baca vote dan comment,part selanjutnya silent reader ninggalin jejak ya.
Soal konflik? Tenang aja,dikit lagi kok. Biarin aja Mike dan Bella happy happy dulu ya hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
You are my final destination
RomanceSaat kau terperangkap pada rencanamu sendiri dan menjadi boomerang untuk mu, ada banyak hal yang kau sesali karena menggunakan emosi saat mengambil langkah. Michael Dave Christian terjebak pada rencananya. Yang selalu mengharuskannya untuk memilih...