Leika

511 47 1
                                    

"Setetes embun mencintai pagi, meski sedikit waktu yang dimilikinya, meski mentari sering menghancurkannya. Dia tetap mencintai pagi. Karna ia tau bahwa tanpa embun, pagi takkan sesejuk biasanya."
-d
[ Cloudyheart_ ]

________

"Seberapa sakit kematian itu?"
Lagi-lagi pertanyaan itu. Namanya Leika. Salah satu pasien di rumah sakit jiwa ini. Tidak ada yang menarik dalam dirinya. Rambutnya berwarna coklat terang senada dengan warna matanya. Wajahnya oval dengan pemandangan hidung kecil yang tidak terlalu mancung dan bibir yang tipis namun sedikit membiru. Sungguh biasa saja. Seperti wanita lainnya. Namun bagiku, dia berbeda. Ada sesuatu yang membawa aku masuk dalam dunianya.

"Apa kematian menyenangkan?"
Dia masih bertanya dengan mata menerawang ke depan. Tanpa ekspresi. Aku bergeming. Biasanya aku akan menjawab pertanyaan Leika. Namun kali ini aku enggan menjawabnya. Entahlah.

"Katamu kematian adalah awal dari kehidupan yang baru. Apa karna itu semua orang ingin mati? Dan meninggalkanku?" Ada rasa pilu ketika mendengar pertanyaannya kali ini. Yaa, aku tau soal orang tuanya yang meninggal bunuh diri. Tidak ada yang tau apa alasannya. Sama halnya dengan kematian suami dan anak-anaknya. Mereka mati begitu saja. Dengan cara yang berbeda. Hingga menyisakan Leika seorang diri. Di sini. Di rumah sakit ini.

"Hey. Apa kau mendengar suara itu?" Ia menoleh ke arahku. Kemudian ia mulai menjauh mundur. Menghantamkan punggungnya ke tembok yang berada di belakangnya. Menutup telinganya dan berteriak sejadi-jadinya.

"HENTIKAANN!! HENTIKAANN!" Dia mulai tidak terkendali. Dia melempar barang yang bisa digapainya ke seluruh penjuru ruangan. Tidak ada yang tau apa yang sebenarnya dia usir. Termasuk aku.
Orang-orang berpakaian putih mulai masuk. Memeganginya dan menyuntikkan jarum ke kulit Leika. Suasana mulai hening. Bisa kulihat wajah cantiknya sedang terlelap di kasur putih miliknya. Aku mulai mendekatinya. Memperhatikan setiap detail dirinya. Ingin rasanya memeluk tubuhnya. Menyentuhnya. Namun apa daya. Aku hanya seekor cicak yang sering berbicara dengannya dan menemaninya. Seekor cicak yang mencintai Leika. Gadis yang bisa mendengar suaraku. Dan mendengar suara siapa saja.

End.

..........

Maaf jika masih terdapat banyak typo:(
Please vote and comments 😘😘

Tea and coffe (Antologi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang