Last Day

61 11 8
                                    

"Gerimis setelah hujan. Jatuh secara perlahan. Datang membawa pesan. Untuk sesuatu yang harus disampaikan."
-d
[ cloudyheart_ ]
.........................

09 Oktober 2012

"Mana yang lebih kau sukai? hujan atau gerimis?"

Aku sedikit melirik ke arahnya. Sedikit risih dengan sikap sok akrabnya. Kami hanya bertemu 2x. Di tempat dan waktu yang sama, bahkan disebabkan oleh suatu keadaan yang sama. Terjebak hujan. Tidak banyak yang aku ketahui tentangnya, bahkan namanya. Aku hanya tau ia sedikit cerewet dan sok arab, dia yang selalu berusaha mengajakku berbicara. Namun aku akan selalu berpura-pura terfokus pada rintikan hujan dan hanya sesekali menanggapi ocehannya. Aku memang sedikit sulit berinteraksi dengan orang baru, terutama kaum adam seperti dia.

"Seseorang pernah berkata padaku. Bahwa ia lebih menyukai gerimis. Dia bilang, hujan memang menyejukkan, tapi gerimis memberikan kehangatan."
Dia berbicara lagi. Kali ini aku menoleh ke arahnya.

"Aku penasaran, mengapa ia bilang bahwa gerimis itu menghangatkan." Ia mengadah dan mejulurkan tangannya. Menikmati tetesan air yang jatuh ke telapak tangannya.

"Mungkin karna gerimis itu jatuh secara perlahan. Seperti melodi yang menenangkan. Jika jiwa kita tenang bukankan selalu ada perasaan hangat yang merasuki kita?"
Tanpa sadar aku menjawab pertanyaannya. Bahkan saat ini aku mengikuti tindakannya. Menikmati tetesan air yang menyentuh telapak tanganku. Dia tersenyum ke arahku. Membuat aku merasa canggung kembali. Aku mencoba menoleh ke arah lain.

"Ah, sepertinya sudah mulai reda. Aku permisi dulu." Setelah berpamitan. Aku meninggalkan dia. Sedikit berlari karna menghindari genangan air masuk lebih cepat ke dalam sepatuku. Samar-samar aku mendengar ia berteriak.

"Hati-hati, Amy." Darimana ia tahu namaku? Aku segera berhenti dan menoleh ke belakang. Namun ia sudah tak ada di sana.

*****

10 Oktober 2012
Aku kembali ke taman itu lagi. Kali ini bukan untuk berteduh di bawah gazebo karna hujan. Namun aku sengaja ingin menemui pria itu lagi. Aku sudah menyusuri setiap taman dan gazebo. Tapi pria itu tidak ada. Ah mungkin ia memang tidak ada di sini. Aku tersenyum sinis. Sebenarnya apa yang aku lakukan. Baru saja aku melangkahkan kaki untuk menyebrang, sebuah mobil tiba-tiba datang dari arah kiri. Membunyikan klapson dan membuat aku tersungkur kebelakang. Aku terkejut, hal itu membuat mataku berkunang-kunang dan pening.

"Amy. Aku mencintaimu."

*******

12 Oktober 2012

Ini sudah hari ketiga aku mencarinya. Aku tidak mengerti mengapa aku harus menemuinya. Langit sudah mulai gelap. Sepertinya akan hujan. Tetesan gerimis mulai terlihat. Aku ingat saat pertama kali bertemu pria itu.  Di tempat ini.

"Sepertinya hujannya akan lama."
Aku menoleh dengan cepat. Aku kira aku berteduh seorang diri di sini.

"Maaf. Apa aku mengejutkanmu?"
Ia tersenyum. Aku hanya membalasnya dengan senyum kaku. Dan kembali memperhatikan tetesan air yang jatuh melalui atap gazebo.

"Ternyata kehilangan itu benar-benar menyakitkan yaa."
Aku heran mengapa ia selalu mengejutkanku. Baru saja aku memikirkannya. Dia sudah muncul dan duduk di sebalahku.

"Apa kau pernah kehilangan sesuatu Amy?"
Aku sedikit ragu menjawab pertanyaannya kali ini. Seperti biasa. Dia akan mengoceh sendiri.

"Aku pernah kehilangan. Sesuatu yang sangat berharga dalam hidupku. Hari ini. Di tempat ini."

Hening sejenak.

"Seharusnya aku . Seharusnya ia tidak mengenalku. Seharusnya.... " Ia menutup wajahnya. Aku menatapnya heran. Apakah ia menangis?

"Dia adalah wanita yang unik. Dia sangat pemalu dan kadang pendiam. Dia menyukai gerimis. Dan aku menyukai dia. Tidak..aku mencintainya."
Pria itu menoleh ke arahku. Matanya sedikit merah. Senyumnya terasa memilukan.

"Jika kau ingin pergi. Pergilan Amy. Aku takkan menahanmu lebih lama lagi."

Apa maksud perkataannya. Baru saja aku akan bertanya. Sesuatu seperti menyerang kepalaku. Semua buram. Apa ini.

"Amy. Aku mencintaimu."

"Akuu. Aakuu.. maafkan aku Brian."

"Amy.... tunggu."

Aku menyentuh air mata yang jatuh di pipiku. Aku mengingatnya. Pria itu Brian.Di taman ini, ketika hujan dia menyatakan perasaannya padaku. Dan aku malah berlari meninggalkannya. Bukan karna aku tidak menyukainya. Tapi aku hanya merasa tak pantas untuknya. Kemudiann... kemudiaan mobil itu menabrakku.

Aku melihat ke arah Brian. Dia menangis. Dan aku tersenyum. Aku mengerti, aku adalah jiwa Amy. Dan Brian tau itu. Dia tau aku terjebak disini. Karna sesuatu yang tak pernah bisa aku sampaikan kepadanya. Hari ini mungkin untuk terakhir kalinya. Aku akan mengatakannya. Air mataku jatuh. Aku menangis bahagia. Untuknya.

"Aku juga mencintaimu, Brian. Selamat tinggal. Maaf. Hari itu aku tidak sempat mengatakannya." Dia tersenyum dengan air mata. Senyum itu, Senyum yang akan ku rindukan.

"Selamat tinggal. Amy."

End.

..........

Maaf jika masih terdapat banyak typo:(
Please vote and comments 😘😘

Tea and coffe (Antologi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang