"Menunggu dan ditunggu. Menyakiti dan tersakiti. Pada akhirnya semua akan merasakannya. Jika bukan karna karma, pasti dilema."
-d
[cloudyheart_]
.....................Dia datang lagi. Masih sama seperti dulu. Namun dengan porsi yang berbeda. Lebih sering menyapa walau hanya sekedar untuk ucapan "selamat pagi" atau "sampai bertemu dalam mimpi".
"Apa langit itu sudah ada yang menemani, kinan?"
Aku membeku, jariku mengambang. Bingung harus membalas apa. Mengapa tiba-tiba.
"Mengapa bertanya? Mau jawaban jujur atau bohong?"
"Hahaha. Bohong. Jika jujur takut sakit hati."
"Jadi kamu lebih memilih bahagia karna aku dustai?"
"Bukan begitu. Hanya.. belum siap saja."
"Ohh. Baiklah."
"Jadi bagaimana?"
Cukup lama aku berpikir. Mungkin ini saatnya.
"Langit itu masih kosong. Terlihat cerah tapi kelabu."
Lama aku menunggu apa reaksinya. Membuat jantungku berdebar laju. Pesanku sudah di baca, statusnyapun masih online.
"Adam?"
Aku memanggilnya."Iya kinan?"
"Mengapa diam?"
"Hahaha tidak apa-apa."
Aku tertawa hambar. Ternyata dia memang masih sama. Bersikap seolah itu biasa saja."Rumit ya kisah kita."
"Baru tau?" Balasnya.
"Maaf, ini salahku. Salahku karna dulu terlambat mencintaimu."
balasku dengan tangan gemetar. Airmataku jatuh tanpa permisi."Bukan. Ini salahku"
"Memang!!!kamu pikir semua wanita suka digantung?" Aku mengetik dengan kesal. Bahkan mulutku sampai bersuara.
"Hahahaha"
"Hanya bisa tertawa sekarang?"
"Habis rasanya sakit."
Aku terdiam membaca jawabannya."Aku yang terlalu lama ragu. Dan aku ingin kamu juga merasakan apa yang aku rasakan dulu. Menungguku. Tapi sekarang aku malah menyesal." "Hahahaha"Dia membalas lagi.
"Maaf adam. Langit itu terlalu lama sendri. Menunggu mendung pergi. Aku kira pelangi itu sudah tidak peduli. Hingga biru yang menemani. Membuat langit terbiasa tanpa pelangi lagi." Bingung sebenarnya ini salah siapa. Dulu dia mengejarku. Aku mengabaikannya. Dan ketika dia menjauh. Aku mencarinya dan berkata bahwa aku mencintainya. Dan dia seperti tidak peduli. Bahkan menghilang. Sampai akhirnya Bara datang membawa warna lagi.
"Iya, Semoga langgeng yaa."
"Terimakasih" balasku. Dia sudah offline. Air mataku semakin deras. Suara isakan mulai datang. Tak mengerti apa yang membuatku sakit. Karna menyakitinya kah? Atau takut akan hal dia takkan menyapaku lagi? Bahkan tak ingin mengenalku lagi. Oh Tuhan. Ini benar-benar perih. Kami menjadi seperti lingkaran. Berputar-putar dan saling menyakiti tanpa ada ujungnya.
End...........
Maaf jika masih terdapat banyak typo:(
Please vote and comments 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Tea and coffe (Antologi)
Short Storya collection of short stories Cerita singkat penuh emosi,konflik dan teka-teki. ___________________ "Cinta memberi aku sebuah rasa, tapi kamu memberi aku sebuah makna bahwa cinta bukan hanya sebuah rasa. Dia segalanya. Yang mempertemukan aku dan di...