Roleplayer

942 110 19
                                    

"Rindu ini menggebu sampai berdebu.
Membuat pikiranku terbelenggu dan membeku.
Kemana engkau wahai sang biru?
Menanam syahdu lalu menjadi kelabu.
Meminta aku menunggu kemudian berlalu."
-d
[cloudyheart_]

.......................

Rindu itu menyakitkan. Apalagi jika tidak tersampaikan. Menunggu itu mengkhawatirkan. Apalagi jika tidak tahu akan sampai kapan. Dua tahun lebih aku sudah mengenalnya. Sebenarnya tak banyak yang aku tau tentangnya. Yang aku tau dia pria biasa saja. Cuek dan kadang sedikit kata. Namun membuat aku terbiasa. Terbiasa dengan ketenangannya, kegaringannya maupun kehangatannya. Membuat aku nyaman dan sekarang merasa sangat kehilangan. Aku sering membaca kembali histori chat kami. Hal ini cukup mengobati sakitnya merindu, namun semakin membuatnya menggebu. Kadang membuatku tersenyum atau menangis. Seperti orang gila. Aku benar-benar merindukannya. Di tengah malam. Kami sering menghabiskan waktu. Karna di siang hari kita akan tenggelam pada kenyataan, katanya. Suatu hari dia pernah bilang.
"Kamu tau mengapa aku susah percaya dengan orang-orang di dunia maya?"

"Karna kamu pernah dibohongi?" Jawabku.

"Salah satunya iya. Tapi bukan hanya itu."

"Lalu?"

"Karna takut musyrik."
Aku terkekeh. Membaca candaan garingnya.

"Hahhaha bisa melucu juga ya?"

"Kadang. Untuk kamu."

"Maksudnya?"

"Yaa kadang aku juga bisa melucu. Agar kamu bahagia"
Aku terseyum. Dia memang bisa membuat aku berbunga-bunga. Dia juga sering melakukan hal konyol. Seperti sesekali menyebut namaku di setiap statusnya. Atau membuatkanku sebuah video yang isinya hanya sebuah foto. Bukan foto asliku, ataupun dirinya. Dia cuek namun selalu berusaha romantis di depanku. Aku menghargai usahanya untuk mengambil hatiku. Namun mengapa dia menjatuhkanku? Dulu dia memang senang menghilang. Paling sebentar. Tidak seperti sekarang, meninggalkanku dengan perasaan bimbang. Tanpa sepatah kata dan meninggalkan luka. Membuat aku sulit membedakan antara rindu ini nyata atau dusta. Karna seperti yang dia bilang." Kadang perasaan itu membingungkan. Jadi jangan sampai kita tenggelam di dalamnya. Apalagi di dalam permainan seperti ini. " aku tertawa hambar. Dia benar. Sebenarnya aku sadar dengan batas yang kami miliki. Kami hanya pasangan semu di dunia maya. Dalam sebuah permainan bernama roleplayer. Tak akan ada yang mengerti tentang dunia ini. Kecuali kamu memasukinya. Dunia tanpa perasaan yang nyata, katanya. Tapi aku sedikit heran. Mengapa aku bisa mencintainya? Belakangan aku mengerti. Bahwa mencintai itu bukan karna wujud dan parasnya. Tapi perasaannya. Perasaan nyaman ketika bersamanya.
Dengan tabungan rindu. Aku coba kembali melihat kontaknya. Tidak sia-sia, dia baru saja online. Jantungku bergetar. Aku bahagia, tapi juga kecewa. Hampir 7 bulan menghilang. Dia kembali. Dengan nama yang sama namun foto yang berbeda. Kali ini aku yakin ini adalah foto aslinya, bersama keluarga kecilnya. Aku tersenyum kecut. Ternyata dia benar. Dunia maya itu kejam.
End.

..........

Maaf jika masih terdapat banyak typo:(
Please vote and comments 😘😘

Tea and coffe (Antologi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang