"Seperti senja yang menunggu malam membawanya pergi. Aku di sini tanpa perasaan iri. Menunggu hati itu terbuka dengan sendiri. Menggantikan dia yang telah pergi"
-d
[ cloudyheart_ ]
.........................."Kita mau kemana?" Tanyaku ketika mobilnya melaju berlawanan arah dengan rumahku.
"Rahasia." Jawabnya sambil tersenyum jail.
"Tolong!! Aku diculik om om nakal." Teriakku pura-pura.
"Hey! Tak ada gunanya aku menculikmu."
Aku memukul lengannya. Dan dia hanya tertawa. Namanya Seno. Bisa dikatakan dia adalah sahabat baikku. Setahun yang lalu kami bertemu."Itu bunga Camelia." Dia menoleh ke arahku, sedikit terkejut karna suaraku yang tiba-tiba.
"Mau mencari bunga untuk kekasih?" Tanyaku padanya. Dia hanya mengangguk.
"Itu bunga yang cocok. Camelia melambangkan cinta sejati. Dia pasti menyukainya. Apa lagi wanginya." Ucapku. Lelaki itu menatap bunga camelia di tangannya.
"Apa hantu bisa mencium wanginya?"
"Maksudnya?" Tanyaku heran. Dan dia sedikit tertawa.
"Istriku sudah meninggal. Hari ini ulang tahunnya."
"Ah. Maaf" ucapku karna tak enak. Dia hanya tersenyum.
"Aku mau bunga ini." Aku membalas senyumnya. Kemudian mengambilkan beberapa tangkai camelia untukunya.
Dari situ semuanya berawal. Sejak saat itu, Dia semakin sering berkunjung ke toko bungaku. Membeli bunga camelia untuk mendiang istrinya.
Aku menatap ke arah jendela. Burung-burung sudah mulai terbang menuju sarangnya. Begitupun dengan jingga di cakrawala. Mobilnya berhenti di tepi pantai. Aku keluar terlebih dahulu. Duduk di atas kap mobilnya untuk menatap senja. Aku membiarkan angin menerpa rambutku. Langit sore hari ini benar-benar indah. Jingganya seolah menghangatkan hatiku yang resah. Aku memejamkan mata.
"Melamun tentang apa?" Seno menyodorkan sekaleng kopi. Aku menerimanya. Dan meminumnya.
"Tidak, aku hanya sedang menikmati senja."
Baru saja dia ingin duduk mengikutiku. Dering telpon menghentikannya."Tunggu sebentar ya." Dia mengambil telepon gengamnya dan sedikit menjauh dariku. Aku memperhatikannya. Raut wajahnya sedikit berbeda. Selang beberapa menit dia kembali menghampiriku. Hanya diam dan membisu. Kemudian duduk di sampingku. Lama kami terdiam. Menatap senja.
"Tadi siapa?" Ucapku tiba-tiba. Rasa penasaranku sungguh tak terhingga. Raut wajahnya benar-benar berbeda.
"Ibuku." Jawabnya datar.
"Yang di Bandung?"
"Iya."
"Ada apa? Beliau sakit?"
"Bukan."
"Ayahmu yang sakit?"
"Bukan."
"Lalu siapa?"
"Anakku." Aku terkejut.
"Anakmu?" Nadaku seperti tidak percaya. Aku takut jika ini hanya bercanda. Tapi melihat raut wajahnya. Sepertinya tidak.
"Aku tak pernah tahu perihal itu." Lanjutku.
"Namanya Shireen. Mulai dari umur 10 bulan dia tinggal bersama orang tuaku." Bingung harus bertindak seperti apa. Aku hanya diam. Menunggu kelanjutannya.
"Sejak itu, aku tak pernah menemuinya. Aku takut itu akan menyakiti aku ataupun dirinya."
"Sekarang berapa usianya?"
"5 tahun."
"Selama itu kamu benar-benar tidak pernah menemuinya? Mengapa kamu bisa seperti itu Seno?"
"Iya. Aku hanya berpikir bagaimana mungkin aku membesarkan dia sebagai orang yang membunuh ibunya." Aku kembali terkejut. Hatiku terasa tersayat. Membayangkan perasaan Seno. Aku tahu tentang istrinya yang meninggal karna kecelakaan yang dipicu oleh kelalaiannya.
"Bukankan pernah aku katakan. Semua itu bukan salahmu." Dia terdiam.
"Tuhan saja yang terlalu sayang pada istrimu."
"Jangan membuat penyesalan itu menjadi kesalahan baru. Shireen butuh kamu, Seno." Aku mengenggam tangannya. Dia tertunduk. Baru kali ini aku melihat sisi lain dirinya.
"Aku yakin, kamu akan menjadi Ayah yang hebat Seno." Dia menoleh kepadaku. Kemudian memelukku. Aku membalas pelukannya.
"Terimakasih Lia. Kamu memang sahabat terbaikku."
"Kamu berhutang kepiting untuk ini."
"Gila. Jangan kepiting lagi dong." Ucapnya sambil melepaskan pelukannya.
"Biar saja. Hahaha aku ingin sepuluh porsi."
"Kurang ajar. Kamu memerasku?" Ucapnya kesal. Aku hanya tertawa. Wajahnya terlihat lega. Dia kembali menjadi seno yang aku kenal. Kami berbincang cukup lama. Menunggu malam membawa senja. Seperti aku yang menunggu Seno membuka lagi hatinya. Aku tentu sadar peranku saat ini sebagai apa. Tak ada yang bisa menggantikan seseorang di hatinya. Namun aku percaya tak ada perjuangan yang sia-sia.
End.
..........
Seneng rasanya bisa balik lagi dan menyelesaikan beberapa konsep yang tertunda. Terimakasih udah mau bersabar dan terimakasih atas dukungan kalian.
Love, DMaaf jika masih terdapat banyak typo:(
Please vote and comments 😘😘
![](https://img.wattpad.com/cover/32181013-288-k87074.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Tea and coffe (Antologi)
Short Storya collection of short stories Cerita singkat penuh emosi,konflik dan teka-teki. ___________________ "Cinta memberi aku sebuah rasa, tapi kamu memberi aku sebuah makna bahwa cinta bukan hanya sebuah rasa. Dia segalanya. Yang mempertemukan aku dan di...