HELLO HELLO

114K 3.5K 92
                                    

Hello, hello
Just let me hold you
Your lonely bones
Just let me love you
Hello, Hello

(Hello Hello - Lewis Watson)

***

Suara peluit mengawali aktivitas Sam duduk menikmati aroma air kolam renang serta suara air yang beradu dengan kaki dan tangan para atlit renang sekolah yang sedang berlatih sore itu. Setiap hari Selasa dia selalu duduk di pojok yang sama untuk memperhatikan kepala-kepala berbungkus swim cap warna-warni berenang dari ujung kolam renang ke ujung lainnya. Well, lebih spesifiknya sih, beberapa bulan belakangan ini Sam suka dengan pemandangan cowok jangkung dengan bahu lebar yang dilihat dari atas sini sangat manis walaupun pelit sekali memberi senyum.

"He's cute, isn't he?" Celetuk seorang cewek berambut cokelat kepirangan yang duduk berjarak dua bangku darinya. Sejak kapan ada orang yang berani mengajaknya beramah-tamah seperti ini? Bukannya bermaksud sombong, tapi sejak membuat lab partner-nya menangis, seluruh sekolah seperti menjauhinya karena takut akan dibentak seperti si cewek yang menghancurkan proyek sains tentang perkembangan tumbuhan karena lupa menyiram itu.

"Gue harusnya wawancara Arav buat majalah sekolah, tapi dia sama sekali nggak tertarik buat dapat spotlight. Which makes me like him even more, tapi gue juga sebal karena harus cari tokoh baru buat kolom student of the year."

Walaupun sudah tidak menoleh karena tak ingin membuat si cewek yang entah datang darimana ini merasa punya kesempatan untuk mengobrol, tapi si pemilik suara serak itu tak juga beranjak dari bangku. Dengan jelas Sam bisa melihat dari ekor matanya jika cewek itu kini malah sedang tersenyum samar ke arahnya kemudian berkata, "sebenarnya lo cocok juga jadi student of the year, Sam. Nama lo Samara, kan? Gue Lilly."

Tanpa perlu berkenalan pun Sam sudah tahu jika cewek berkulit pucat itu bernama Lilly. Dia cukup populer karena ramah, sangat berdedikasi dengan tugasnya sebagai reporter sekolah, dan cukup cantik. Dan sebenarnya sih mereka juga berbagi kelas di beberapa pelajaran. Sam nggak ingat pasti pelajaran apa saja, yang jelas dia pernah mendengar suara Lilly sebelum ini dan bagaimana ramenya kalau sudah mengobrol di kelas.

Cewek itu kini sibuk mengikat rambut panjangnya sambil terus mengoceh tanpa henti, "lo selalu dapat nilai tertinggi di sekolah, muka juga lumayan, dan populer—yah, walaupun bukan dengan alasan yang cukup baik. Wait!"

Karena setelah usaha Sam untuk mengusir cewek itu secara halus gagal, daripada membuka suara mending dia yang angkat kaki dari sana. Alasan lain ia duduk di bangku penonton tadi adalah Sam suka memandangi warna hijau telur asin air kolam renang olympic size itu sambil melamun sebelum kembali ke aktivitasnya yang padat. Dengan distraksi seseorang seperti Lilly, tak ada alasan lagi bagi Sam untuk diam mencari ketenangan di tempat itu.

Kesal, Sam pun menghentikan langkah flat shoes-nya kemudian menatap cewek yang berhasil menyamai langkahnya itu dengan wajah seram. "What do you want?"

"Interview," katanya tanpa sedikitpun terlihat terintimidasi.

"Apa gue kelihatan tertarik dengan interview lo?"

"No, but I told you that makes me like someone even more." Belum cukup dengan nada santainya, Lilly malah memperlihatkan senyum di bibir tipis yang terlihat mengkilat berkat lip gloss itu. "Lo udah nggak punya lab partner buat Biologi, kan? Gue cukup tangguh buat lo bentak and for the record, nilai lab gue semester kemarin A."

Tawaran itu lumayan juga. Setidaknya tugas untuk mencari partner baru jadi hilang. Setelah insiden seminggu lalu Sam khawatir dia nggak akan mudah mendapatkan partner di laboraturium. Yah, walaupun sebenarnya dia juga lebih senang jika bisa kerja sendiri. Jadi, untuk menyudahi adegan yang sangat mengganggu ini akhirnya Sam berusaha melunakkan nada bicaranya untuk berkata, "sampai ketemu di lab, Lilly."

After You've Gone [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang