Setelah Kai meninggalkannya sendiri, Sam berjalan ke arah sofa yang berada di dalam ruangan ayah itu. Ia menghempaskan tubuhnya sambil menghela nafas panjang. Selalu, keberadaan cowok itu, juga ketengilan dan segala bentuk kelakuannya membuat Sam merasa energinya tersedot habis hanya untuk meladeni. Membulatkan keinginan membeli smoothies di kafe bawah untuk mengisi kembali energinya, kini ia menyampirkan ransel mungilnya ke bahu lalu berjalan keluar.
Saat tengah berjalan ke arah elevator, tiba-tiba sekumpulan orang keluar dari ruangan meeting, berjalan berlawanan arah. Sepertinya meeting yang memakan banyak waktu dan tentunya juga energi—terlihat beberapa wajah staf terlihat loyo—telah selesai. Sam akhirnya berdiri di dekat pintu, menunggu ayah keluar. Tak perlu menunggu lama, beberapa saat kemudian laki-laki berusia 40-an berperawakan tinggi besar itu pun keluar. Beliau langsung bertanya, "kamu mau kemana?" pada Sam.
"Mau beli smoothies di bawah."
"Kalau begitu kamu tunggu aja disana. Ayah juga sudah mau pulang, nanti ayah susul kamu."
Sam mengangguk lalu meneruskan jalannya ke arah elevator.
***
Smoothies bar selalu jadi primadona orang-orang yang bekerja di Asthabrata Tower ini. Makanya tak kaget jika tempat berinterior ala Skandinavia itu masih terlihat cukup ramai. Setelah memilih smoothies bernama Just Plummy yang katanya dapat menjadi antioksidan—ia berharap zat itu pun akan mengeluarkan toksin dari otaknya agar malam nanti bisa fokus mengerjakan tugas bukannya memikirkan hal-hal lain, Sam duduk di stool bar, memandangi pekerja memasukkan bahan-bahan ke dalam juicer.
Tak sampai semenit kemudian, mas-mas berambut cepak itu kembali dengan satu cup smoothies dan senyum ramah ketika mengatakan, "Selamat menikmati, Mbak."
"Thanks." Sembari menunggu mobil ayah menjemput, Sam menikmati smoothies-nya sambil membuka smartphone, memutuskan untuk menyegarkan otak dengan membaca fiksi-fiksi remaja di akun Wattpad @beliawritingmarathon. Sebulan belakangan hal itu adalah salah satu aktivitas favoritnya kala senggang. Ya, bayangkan saja ada sebelas cerita yang bisa diakses gratis! Jika biasanya dia perlu mengurangi limit credit card bulanannya untuk membeli e-book, kini Sam bisa baca sebelas cerita sekaligus tanpa mengeluarkan uang sepeserpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
After You've Gone [Sudah Terbit]
Teen Fiction[SUDAH TERBIT] After You've Gone "Karena kamu hidupku jadi berwarna" oleh Ardelia Karisa _______________ Jika dianalogikan, kehidupan Sam itu mirip dengan masakan barat yang berbumbu minimalis. Tapi, tidak lagi setelah satu orang paling b...