Sam tidak pernah menyangka jika perasaan senang bisa datang dari chat seseorang. Kini ia jadi mengerti kenapa Lilly suka senyum-senyum sendiri ketika sedang chat karena as you can see, itu yang sedang Sam alami ketika mengetik pesan balasan untuk Arav. This is crazy, ujar Sam dalam hati.
Arav Kazan: Gue hanya memastikan kalau senyum lo tadi adalah ijin bagi gue untuk sesekali chat lo.
Samara Harmandir: That's a yes, Rav. There, I said it :)
Arav Kazan: Thank you, Sam. Hati-hati di jalan.
Samara Harmandir: Hati-hati juga buat lo. See you at school.
Arav Kazan: I'll make sure that you will.
"Pantes senyum-senyum sendiri begitu."
Sam otomatis langsung mematikan layar smartphone-nya ketika mendengar kalimat itu keluar dari bibir ibu. Ia baru sadar jika sepertinya sejak tadi ibu sudah mendekatkan duduknya agar bisa leluasa mengintip aktivitas yang membuat Sam untuk pertama kalinya tersenyum pada layar smartphone.
"Ibu kok ngintip?"
Tak menghiraukan nada sebal yang kentara terdengar dari pertanyaan Sam, ibu malah membelokkan pembicaraan dengan mengatakan, "Sayang, ibu lagi terima telepon jadi nggak bisa tanya-tanya sama cowok yang nganterin kamu tadi." Tanpa menunjukkan ekspresi wajah bersalah ibu bertanya lebih lanjut, "Yang tadi itu Arav Kazan?"
"Iya." Sam mengambil earphone dari dalam tas, hendak menyumpal telinganya dengan suara merdu Vanessa Paradis daripada meladeni interogasi ibu.
"Ganteng juga, tapi ibu lebih suka yang kapan itu datang ke rumah. Lebih kelihatan ramah. Kalau yang ini tadi kayaknya mukanya serius-serius membosankan kayak kamu."
"Ibu bilang begitu pun aku tetap suka sama Arav."
Sam tak jadi memasang sebelah earphone-nya lagi ketika ibunya tertawa, terlihat bahagia sekali dengan kalimat yang diutarakan Sam tadi. Padahal kayaknya nggak lucu-lucu amat sampai ibu perlu mengeluarkan air mata begitu. "Iya deh, ibu bakal support apapun pilihanmu." Masih dengan tawa yang tersisa, ibu kembali bertanya, "Malam ini yang ngadain party bukannya cowok yang pernah ke rumah itu? Siapa namanya?"
"Kai."
"Dia suka sama kamu?"
"Nggak tahu."
Dengan nada lebih serius, ibu berkata, "Kalau dari pengalaman ibu sih, ya, cowok yang suka rese sama kita biasanya menyimpan rasa suka."
"Atau memang dari sananya udah rese."
Ibu terlihat setuju dengan kalimat yang diutarakan Sam dengan datar tadi lalu mengamininya dengan, "Itu juga bisa jadi opsi."
Setelah itu hening. Ibu mengambil tablet dari tasnya, melakukan entah apa pekerjaan yang perlu diselesaikan sedangkan Sam kini sudah menyumpal telinganya dengan earphone. Tapi tepat sebelum ia memutar salah satu lagu dari penyanyi Perancis kesukaannya itu, Sam membuka kembali sebelah earphone-nya, menyempatkan untuk mengucap, "Thank you for picking me up, Bu."
Karena biasanya Sam tak pernah secara verbal mengungkapkannya dengan manis seperti itu, tanpa menoleh beliau berkata, "Jangan nyindir ibu yang telat begini lah, Sam."
"No, I meant it. Makasih udah meluangkan waktu untuk aku."
Mendengar ketulusan nada bicara Sam, ibu akhirnya memandang anak perempuannya dengan takjub sekaligus tak percaya. "I will always have time to spend with you, Sam. Kan kamu yang selalu mementingkan tugas negara daripada ikut ibu belanja baju begini." Kini beliau melembutkan pandangan serta nada bicaranya ketika berkata, "But you're welcome, Sayang. That's very sweet of you."
Dan hari itu, bukan Sam saja yang sepertinya terus tersenyum sepanjang sore. Ibu juga. Entah karena untuk pertama kalinya mendengar kata terima kasih yang tulus dari Sam. Atau karena melihat Sam yang begitu menikmati aktivitas fitting pakaian dan mengikuti saran mode ibu tanpa banyak mengkritik.
__________
Terima kasih sudah baca part ini ya, dearest readers *blow kisses*
Di part kali ini aku akan sedikit membahas tentang AYG boleh ya. Sekaligus mungkin menjawab pertanyaan yang udah kalian berikan di kolom komentar tapi nggak sempat aku jawab, LOL, gaya amat yah saya.
Oke dimulai dari pertanyaan: Sam itu cowok apa cewek, sih?
Sam itu cewek, saudara-saudara. Dan setahuku sih nama panggilan Sam itu sebenarnya universal. Biasanya panggilan itu identik untuk anak laki-laki bernama Samuel atau anak perempuan bernama Samantha. Tapi mungkin di Indonesia nama Sam lebih sering dipakai untuk anak laki-laki, ya. Jadi maafkan keambiguan ini.
Kenapa memilih panggilan Sam?
Well, aku akan bilang: suka aja. Mungkin karena sederhana dan mudah diucapkan juga, sih. Nggak ada alasan sentimentil dibalik pemilihan nama Samara atau Sam, I chose it because I like it, as simple as that.
Alurnya maju-mundur, ya? Kok Sam diceritakan udah kerja?
Sam saat ini masih duduk di kelas sebelas dan juga nyambi bekerja sebagai anak magang di perusahaan milik ayahnya. Untuk alur memang maju-mundur, tapi rentang waktunya masih saat Sam SMA aja kok, belum waktu dewasa.
Kok ceritanya singkat-singkat, sih?
Kalau kalian belum tahu, cerita di akun Belia Writing Marathon akan terus berlangsung selama 180 hari atau 6 bulan. Jadi, agar bisa terus update sesuai jadwal (seminggu dua kali), penulis BWM harus atur strategi biar ceritanya nggak habis duluan sebelum waktunya. Dan untuk AYG, semoga aku bisa memegang janji dan komitmen untuk terus menulis cerita yang singkat namun tetap menyenangkan untuk dibaca. Oh ya, dan juga bikin penasaran untuk terus lanjut baca part selanjutnya.
Aku nggak ngerti cerita ini, Bahasa Inggrisnya banyak banget!
Maafkan keminggrisanku ini ya, teman-teman. Tapi dasarnya aku memang suka dengan novel yang banyak menggunakan istilah Bahasa Inggris, sih, jadi mungkin itu berpengaruh di gaya penulisanku ya.
Yang bisa kurespon dari keluhan ini: Ambil hikmahnya aja, setidaknya dengan baca AYG dikit-dikit bisa nambah kosa kata Bahasa Inggris :P Dan kalau misalnya salah satu dari kalian menemukan kesalahan penggunaan istilah, atau grammar boleh lho kasih masukan ke aku. Lumayan jadi bisa belajar juga *wink*
Menutup cuap-cuap panjang ini, aku berterima kasih pada kalian yang udah nungguin update AYG setiap Selasa dan Jumat, menyempatkan untuk ngetik komen, dan menghargai ceritaku dengan memberikan vote. Thank you so much! Semoga aku bisa terus memberikan cerita yang menarik untuk kalian, ya!
Sampai hari Jumat!
KAMU SEDANG MEMBACA
After You've Gone [Sudah Terbit]
Teen Fiction[SUDAH TERBIT] After You've Gone "Karena kamu hidupku jadi berwarna" oleh Ardelia Karisa _______________ Jika dianalogikan, kehidupan Sam itu mirip dengan masakan barat yang berbumbu minimalis. Tapi, tidak lagi setelah satu orang paling b...