STORY FROM ARAV #2 | SPECIAL PART

26.3K 1.8K 135
                                    

Pagi itu banyak anak-anak berkumpul di depan loker Lilly-Rose Tejeda untuk sekedar memberikan bunga, menempel post-it notes tentang bagaimana perasaan mereka selama seminggu reporter senior sekolah itu menghilang bersama pesawat yang ditumpanginya ke Copenhagen. Sudah empat minggu sejak berita hilangnya pesawat itu membuat seluruh sekolah terkejut. Arav sendiri sejujurnya ingin mengikuti teman-teman lain untuk sejenak berhenti dan mengucap doa. Tapi ia juga merasa jika belum ada pengumuman resmi, harapan jika Lilly masih hidup tetap ada. Jadi dengan adanya harapan itu, kini Arav berusaha melewati kerumunan, berjalan menuju ke tempat lokernya berada.

Ia sengaja datang lebih pagi untuk menyalin PR Fisika yang belum sempat dikerjakan karena ketiduran bermain game konsol semalaman. Itu dan cewek yang sedang mengambil buku tepat di sampingnya.

Beberapa minggu belakangan, Arav sengaja datang lebih pagi agar bisa mendapatkan pemandangan cewek tinggi semampai dengan wajah oriental itu menyambutnya setiap kali akan mengambil buku untuk kelas pertama. Baginya hal ini adalah hal menyenangkan karena ia dapat memandang lebih dekat Samara Harmandir versi SMA yang tak banyak berubah. Ia tetap mempunyai wajah menarik, tetap pendiam, tak banyak teman dan pintar luar biasa. Dan yang Arav baru sadari beberapa hari ini, ada satu hal lagi yang tak berubah; ia tetap berkeringat dingin di seluruh telapak tangan ketika berada dekat dengan Sam.

Namun, perasaan senang itu juga diikuti dengan perasaan rikuh untuk menyapa lebih dulu. Pengalaman saat SMP itu membayangi Arav. Ia dulu pernah menunggu dengan dua kotak susu di depan kolam renang, berharap Sam akan datang dan mereka akan menghabiskan pagi bersamanya. Namun yang terjadi justru hingga bel pertama berbunyi, Sam tak kunjung muncul. Sejak saat itu Arav berpikir jika Hilal yang bermodalkan puisi cinta saja ditolak, apalagi dia yang cuma dengan ajakan bertemu serta susu kotak? Dan sejak saat itu pula Arav sedikit demi sedikit mulai mengikis rasa penasarannya. Walaupun saat ini, ketika ia cepat-cepat mengalihkan pandangan saat Sam menutup loker, Arav tahu jika usahanya itu tak sepenuhnya berhasil.

Cewek itu kini berjalan ke arah kerumunan, hendak menuju kelas pertamanya dengan setumpuk buku di tangan. Begitu juga Arav yang tadi langsung cepat-cepat mengambil buku dan menutup pintu lokernya asal. Arav membuat jarak aman agar Sam tidak merasakan ada penguntit di belakangnya yang tentunya juga membuatnya lebih leluasa untuk memandang punggung cewek itu tanpa dicurigai.

Suara permisi Sam terdengar ketika mereka sedang membelah kerumunan. Dengan kamuflase seperti ini, Arav jadi punya kesempatan untuk mendekatkan jarak diantara mereka dan kini dengan sangat jelas aroma tubuh Sam yang sangat khas itu tercium. Rambut hitam lurusnya hanya berjarak beberapa milimeter sebelum menyentuh dagu Arav.

Tiba-tiba saja Sam berhenti, membuat jatung Arav juga ikut berhenti sejenak karena kaget. Untung saja ia sempat mengerem dan tidak menabrak tubuh Sam. Cewek itu menoleh sekilas memandang ke arah loker Lilly. Arav bisa melihat raut wajahnya yang tetap datar, tapi entah darimana asalnya ada bisikkan ide untuk menarik Sam dari kerumunan dan bertanya, "Kamu nggak apa-apa?"

Belum sempat Arav melaksanakan ide itu, Sam kini telah kembali berjalan, meninggalkan dirinya yang tetap berdiri di tempat. Semakin lama sosok Sam semakin menjauh, dan ketika ia berbelok di salah satu koridor, Arav berbalik. Ia berjalan ke arah kelas pertamanya dengan tekad ingin membuang jauh-jauh rasa tak percaya dirinya dan menyapa tetangga loker barunya yang sedang kehilangan.

***

Couple Days Later..

Pagi ini ia sengaja berenang pagi di sekolah. Alasan utama, Arav sedang suntuk karena keempat kakak laki-lakinya sedang berkumpul di rumah. Rumah yang tadinya sepi, kini ramai. Tak ada sarapan sunyi yang hanya diisi oleh papa dan mama saling diskusi kecil tentang berita-berita di koran. Atau perasaan merdeka karena bisa menguasai lantai dua dan ruangan multimedia tanpa perlu berbagi joystick dengan kakak-kakaknya.

After You've Gone [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang