14. Toko Buku.

2.6K 168 1
                                    


Jam pelajaran kuliah pun telah selesai membuat prilly dan milla keluar dari dalam kelas mereka.

"pril makan dulu yok ke kantin laper" ucap milla sambil membereskan buku-bukunya.

"ehmm yauda deh ayoo" jawab prilly antusias.

Setelah membereskan semua buku-buku nya milla dan prilly berjalan menuju ke luar kelas.

Langkah kaki keduanya terhenti saat melihat sosok yang sangat begitu mereka kenali berdiri di depan pintu dengan menyandarkan bahunya di samping pintu*bisaNgebayanginKan.

Ya orang itu tak lain adalah Ali..  Dengan tatapan tajam bak elangnya dan juga mata hitam legam sendu yang membuat siapapun yang menatapnya merasa nyaman.

"Ali.. " ucap prilly dan milla bersamaan.

"yaelah biasa aja dong prill,mill gak usah kaget kayak gitu.  Aku bukan hantu kok" jawab ali sambil terkekeh.

"ehh pede amat siapa juga yang liatin kamu.. Wlee" jawab prilly mengelak membuat ali tertawa gemas.

"oh ya li ngapain kesini?" tanya milla tiba-tiba.

"ya ampun mill masak iya aku gak boleh nemuin kalian" jawab ali.

"bukan gitu tumben aja cowok yang famous ini mau jalan ama kita" jawab milla.

"ehh mill kita juga famous kali gak kalah tuh sama jambul unta" ucap prilly membela diri.

"kamu tadi bilang apa pril?  Aku gak denger coba bilang lagi" jawab ali menggoda prilly.

"jambullll unnnntaaaa" teriak prilly dengan suara 8 oktafnya.

"udah-udah kok kalian malah bertengkar sih. Jadi gak ke kantinnya gue laper nih" lerai milla kepada ali dan prilly.

"ya jadi dong. Hey jambul unta kita pergi dulu ya bye" ucap prilly berjalan mendahului ali.

"ehh gue ikut" ucap ali menyusul prilly. 
Sedangkan milla hanya geleng-geleng kepala melihat kedua sahabatnya yang tak bisa akur udah mirip banget kayak tom and jerry.

Beberapa bulan belakangan ini hubungan Ali,  prilly,  dan milla semakin akrab tak jarang mereka menghabiskan waktu bertiga.  Terkadang ali juga mengajak sahabatnya yang bernama dava.

Tak jarang mereka sesekali bercanda dan bergurau.  Dan itu membuat semua mahasiswi semakin benci kepada prilly lantaran prilly bisa seakrab itu dengan Ali.

Waktu kini telah membuktikan bahwa tak selamanya air mata akan jatuh.terkadang di balik tetesan air mata tersirat satu kebahagiaan yang akan menjemput setiap insan yang bersabar.

Sesampainya di kantin mereka bertiga memesan makanan dan kemudian duduk di bangku paling pojok dari kantin tersebut.

"Tumben si dava gak ikut kemana tuh orang? " tanya milla heran dengan ketidak hadiran dava.

"cieee yang lagii nyariin dava. Kenapa lo neng cinta sama dava" ucap prilly dengan tertawa puas di sela-sela kegiatan makannya.

Hal itu sontak membuat milla memutar bola matanya geram dengan apa yang dikatakan oleh prilly di sisi lain dia juga teringat akan sesuatu yang terjadi di masa lalunya. 

"lo prillyyy ngeselin banget" jawab milla

"husstt udah-udah gak baik bertengkar di depan makanan.  Oh ya mill soal dava dia balik duluan katanya ada urusan penting". Jawab ali.

Setelah itu keheningan menyelimuti mereka hanya suara dentingan dari sendok dan garpu yang menemani mereka.

Tak jauh dari tempat prilly,ali dan juga milla terdapat seorang cowok yang menatap prilly dengan tatapan membunuh.

1000 DAYS WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang