Ryan terlihat sangat sibuk dengan laptop di hadapannya. Kapan ini berakhirr Tuhan? .
Mengurus pekerjaan kantor ternyata tidak semudah apa yang ia bayangkan. Dan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Ahhh gerutu Ryan prustasi.
Tak lama ia menelpon Revan sekertaris kepercayaan nya dan kini juga sudah menjadi teman akrabnya. Karena tak dapat dipungkiri mereka tak jauh berbeda mereka terlihat seumuran.
Tak berselang lama Revan mengangkat telepon dari Ryan.
"Halo van" ucap Ryan.
"iya pak ada apa? " jawab Revan formal.
"ya kali pak. Biasa aja ini gak lagi dikantor juga." omel Ryan pada revan dan ditanggapi dengan kekehan kecil dari Revan.
"iya-iya. Apaan sih yan? Tumben telpon gue?"
"lo lupa apa jadwal gue yang buat meeting luar kota kapan?" tanyaku.
Seketika Ryan mendengar Revan menepuk jidatnya tanda ia lupa.
"jangan bilang lo kelupaan. Ya kali sekertaris lupa" jawab Ryan.
"maafin gue. Gue baru ingat. Karena gue juga barusan ngerjain laporan kerja perusahaan lo nih. Bdw jadwal lo besok pak" jawab Revan.
"whaattt??? Besokkk?" jawab Ryan kaget.
"kagak usah teriak gitu dong" jawab Revan.
"gila lo van. Gue belum nyiapin semuanya lo bilang meeting nya besok. Gue juga belum beli tiket. Surabaya jauh kali van" gerutu Ryan.
"udah santai aja semua udah gue siapin dari mulai file, berkas, keperluan dan tiket pun udah gue boking. Jadi lo tinggal bawa badan aja sama keperluan lo buat besok. Besok take on jam 08.00 pagi. Jangan sampai telat gue tunggu langsung di bandara". Jelas Revan.
"emang lo sekretaris yang bisa gue andalin. Sipp pinter deh lo".
Puji Ryan pada Sigapnya Revan."udah-udah jangan muji kayak gitu. Gue tutup dulu ya pak bos. Gue mau nerusin laporan gue nih yang tertunda gara-gara lo pak. " jawab Revan terdengar nadanya yang terkekeh
"yaudah iye bye" jawab Ryan memutuskan sambungan teleponnya.
Setelah itu Ryan bangkit dan melirik jam dinding. Jam 5 sore? Prilly kok belum pulang ya? Kemana tuh anak?? Jangan-jangan.
Segala pikiran buruk berkecamuk dalam pikirannya. Perihal mengingat adik perempuan semata wayang nya itu.
Dengan secepat kilat ia menyambar jaket yang tergantung di balik pintu kamarnya berniat untuk menyusul prilly karena ia tak mau jika sesuatu terjadi pada prilly.
Baru Ryan akan membuka pintu
Terdengar suara mesin mobil di depan rumahnya. Ryan mengintip dari jendela dan di dapati prilly keluar dari mobil.Ryan dengan gaya sok marah yang ia buat berdiri di belakang pintu. Saat ini prilly sudah membuka pintu dann....
"dari mana aja dek? Ke toko buku lama amat? Gak tau apa kalau di luar itu banyak bahaya apalagi buat cewek" omel Ryan ke arah prilly.
" maafin prilly kak tadi milla ngajak muter-muter dulu jadi ya lama deh. Kak ryan jangan khawatir aku bisa jaga diri kok".
" tapi dek... " belum sempat Ryan meneruskan ceramahnya prilly sudah berjalan meninggalkan Ryan. Dasar adik gak sopan batin Ryan mengomel.
****
Prilly Pov
Aku berjalan mendahului kak ryan. Saat ini aku sedang tak ingin mendengar ocehannya. Kepalaku sedikit pusing.
Entah apa yang kurasakan saat ini semua berkecamuk dalam pikiranku.
KAMU SEDANG MEMBACA
1000 DAYS WITH YOU
Fanfiction1000 hari aku menjalani sejuta kisah denganmu Prilly latuconsina, gadis yang kukenal ceria dan tidak mudah menangis, namun sekarang baru kutaui kalau dibalik tawanya gadis itu pandai menyembunyikan kenyataan pahit dalam hidupnya. Dan itu bukan ken...