Ali berjalan menyusuri koridor kampus mengedarkan pandangan ke seluruh sudut kampus. Masih sangat sepi batin Ali.Ali memutuskan berjalan menuju ke taman kecil yang berada di halaman kampus disana terdapat kursi atau bangku sebagai tempat beristirahat dari segala kepenatan rutinitas kampus.
Sekaligus pemandangan yang menyuguhkan rentetan bunga-bunga yang menambah pemandangan indah pada taman itu.
Belum lagi saat ini sang surya masih malu untuk menampakkan sinarnya. Sinar nya masih terasa hangat menyentuh kulit tertutupi oleh awan mendung di sekelilingnya,mungkin sang pengantar kesejukan akan jatuh membasahi muka bumi ini.
Ali POV
Ku petik gitar dan mulai menyanyikan lagu yang sedari dulu aku sukai.
Lagu yang membawa ketenangan dalam hidupku.
Lagu pengantar tidur yang sangat aku sukai.
Dan lagu yang mewakili segala perasaanku.Bersamamu kulewati lebih dari seribu malam...
Bersamamu yang kumau namun kenyataan nya sejalan...
Tuhan bila memang masih ku diberi kesempatan...
Izinkan aku tuk mencintanya...
Namun bila waktuku telah habis dengan nya biar cinta hidup sekali ini saja...
Bersamamu ku lewati lebih dari seribu malam...
Bersamamu yang ku mau namun kenyataan nya tak sejalan...
Tuhan bila masih ku diberi kesempatan izinkan aku untuk mencintanya...
Namun bila waktuku telah habis dengannya biarkan cinta ini...
Biarkan cinta ini... Hidup untuk sekalini saja...
Glen Fredy : Sekali ini Saja
"woy li ngelamun aje lo" terdengar suara dari sampingku lantas aku menoleh dan kudapati dava teman satu fakultasku.
Dava tipe orang yang mudah bergaul dan yang pasti tidak membeda-bedakan antara si kaya dan si miskin.
"eh elo dav gue kira siapa. Gue gk lagi ngelamun kali dav" .
"btw lo kagak masuk ke kelas bentar lagi jamnya mulai lo" kata dava.
"entar aja dav gue masih pingin disini" jawabku sambil tersenyum.
"elahh li jangan senyum gitu jijik gue liatnya".
Dava kurang ajar batinku.
"li lo gak ngerasa apa sekarang lo jadi trending topik. Nohh liat mahasiswi2 pada liatin lo"
Aku melirik mereka yang ada disana sambil menatapku dengan tatapan kagum. Berbeda dari sebelumnya yang menatapku dengan tatapan merendahkan.
"biasa aja dav" jawabku.
"buseet dah ni bocah peka nya lama ya" omel dava.
"peka apaan sih dav emang ada apa coba?" tanyaku makin bingung.
"Ali Ferdiansyah Syarief putra dari Syarief Wijaya. Seorang pengusaha terkenal seantero ibukota dan mancanegara. Sekarang telah kembali berkumpul bersama ayahnya" .
KAMU SEDANG MEMBACA
1000 DAYS WITH YOU
أدب الهواة1000 hari aku menjalani sejuta kisah denganmu Prilly latuconsina, gadis yang kukenal ceria dan tidak mudah menangis, namun sekarang baru kutaui kalau dibalik tawanya gadis itu pandai menyembunyikan kenyataan pahit dalam hidupnya. Dan itu bukan ken...