Ali berjalan menyusuri jalanan menggunakan sepeda ontelnya.
Meskipun hanya sepeda ontel ali merasa sangat senang bahkan sangat senang bisa memiliki sepeda.Ali berjalan mengayuh sepedanya dengan senang hati dan riang hati di dalam benak dan hatinya tak henti-hentinya mengucapkan kata syukur atas nikmat yang diberikan padanya sungguh nikmat yang tak bisa ia sangka-sangka sebelumnya.
Setelah beberapa menit menempuh perjalanan sampailah ali di depan gerbang bangunan yang tinggi dan kokoh bercat putih dan biru laut.
Hati ali terkagum-kagum dibuatnya ia menatap bangunan itu dengan perasaan senang dn haru. Sungguh saat ini ia sangat sangat senang.
Dilajukannya sepeda ali memasuki pintu gerbang kampus itu dan memarkikannya di bawah pohon rindang yang berada paling sudut di halaman kampus tempat biasa para mahasiswa memakirkan sepeda motor dan mobilnya.
Setelah memarkirkan sepedanya ali bergegas untuk memasuki kampusnya.
Pandangan pandangan tak enak diterima oleh Ali saat ia selesai memarkirkan sepeda ontelnya.
Ali mencoba menenangkan dirinya sendiri supaya tidak terpancing emosi dengan perlakuan mereka meskipun hanya sekedar tatapan tapi pasti yang bisa merasakannya akan merasakan risih dan ingin memberi hantaman ke pemilik lirikan tersebut.
Ali terus berjalan menyusuri koridor kampusnya mecoba mencari fakultas Hukum.
Mata ali mengedarkan seluruh pandangannya ke penjuru kampus dan kedua bola matanya berhenti saat melihat tulisan yang terpampang Fakultas Hukum .
Ali melangkahkah kakinya menuju ke fakultas yang ia maksud.
Ali melangkahkan kakinya menuju ke dalam kelas.
Saat di dalam kelas ali mencari tempat duduk yang masih kosong dan kebetulan bangku yang kosong itu berada di paling pojok ruangan dan terletak di belakang sendiri.Ali hanya tersenyum melihat bangku yang ia maksud mungkin pikirannya ia hanya seorang mahasiswa yang menerima beasiswa di kampus ini jadi mungkin inilah tempat duduknya.
Tapi itu semua tak menyurutkan semangat ali untuk bersekolah di kampus ini. Bahkan saat ini semangat yang ada dalam dirinya berkobar seperti semangat juang 45.
Ali berjalan menduduki bangku tersebut dan menunggu dosen yang mengajar pada hari ini.
Tak beselang lama dosen itupun memasuki kelas dan mengucapkan salam.
Dosen tersebut bernama Pak Jimmy ia merupakan dosen yang mengajarkan bidang hukum mengenai aturan-aturan di kalangan publik.
"selamat siang anak-anak"senyum dosen itu pada seluruh murid-murid yang ada di dalam kelas.
"siang pak" jawab semua murid dengan kompak.
"baik hari ini kita akan membahas mengenai... " ucapan pak jimmy terhenti saat sorot matanya tertuju pada Ali.
Ia baru teringat akan sesuatu hal yang dibicarakan di ruang dosen kemarin. Ia mendengar bahwa ada mahasiswa baru yang mendapat beasiswa di kampus ini. Dan itu membuat pak jimmy tersenyum ke arah ali dalam diamnya.
"baik sebelum bapak memulai pelajaran bapak akan memperkenalkan murid berprestasi di kampus ini yang mendapat beasiswa di kampus dan akhirnya masuk ke dalam fakultas hukum kepada yang bersangkutan Ali Ferdiansyah Syarief dipersilahkan maju ke depan untuk memperkenalkan diri"
Semua mahasiswa yang ada di ruangan dibuat bertanya tanya siapa itu dan siapa anak itu.
Ali hanya diam tak bergeming ia bingung harus berbuat apa sekarang ini perasaan gugup bercampur takut merayapi nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
1000 DAYS WITH YOU
Fanfic1000 hari aku menjalani sejuta kisah denganmu Prilly latuconsina, gadis yang kukenal ceria dan tidak mudah menangis, namun sekarang baru kutaui kalau dibalik tawanya gadis itu pandai menyembunyikan kenyataan pahit dalam hidupnya. Dan itu bukan ken...