2 | Natsume Takashi ~ "Deai"

1.4K 71 11
                                    

Liburan musim panas tahun ini kutinggalkan semua kebisingan kota Tokyo, memberanikan diri sendirian pergi ke rumah nenek di sebuah daerah yang jauh dari kebisingan kendaraan.

Dengan kereta butuh dua jam perjalanan, yang kubawa hanya tas jinjing memuat beberapa helai baju dan tas sandang kecil bulat berwarna kuning-keorenan, sama persis dengan warna rumput yang menguning di musim panas.

Sudah tiga tahun sejak terakhir kali aku dan ibu mengunjungi nenek, dan tahun ini hanya aku seorang diri.

Tahun-tahun sebelumnya aku hanya tinggal selama tiga hari di rumah nenek, terasa membosankan, tak ada supermarket ataupun tempat karaoke, aku yang dulu selalu saja mengeluh tinggal di rumah nenek tanpa mesin pendingin ruangan sama sekali.

Mungkin karena saat itu ibu tak pernah mengajakku berkeliling desa, hanya di rumah, sekeliling rumah. Tapi yang paling kutunggu ialah natsu matsuri, dimana langit malam dihiasi beribu cahaya dari letusan kembang api.

Dan lagi ... aku baru sadar tak pernah kenal dengan anak-anak seusiaku disana, jadi tak ada teman yang bisa kuajak bermain.

Akhirnya setelah dua jam perjalanan ini aku sampai di desa nenek.

***
**
*
"出会い"
(pertemuan)
Natsume Yuujinchou © Midorikawa Yuki
Natsume Takashi x OC/Reader
*
**
***

Shelter sederhana menanti kedatanganku, hanya aku seorang yang turun disini. Tak apa, aku masih yakin, masih ingat jalan menuju rumah nenek.

Sayang sekali nenek tak terlalu tertarik dengan ponsel ataupun telepon rumah jadi aku tak bisa mengabarkan nenek kalau aku pulang.

Terpaksa aku harus jalan kaki menuju rumahnya, kalau tak salah tak jauh dari pemberhentian kereta, hanya lima menit berjalan kaki. Entahlah, aku tiba-tiba jadi pelupa begini.

Kakiku telah melangkah jauh dari shelter yang telah dimakan usia, menelusuri jalan yang sepi, hanya ditemani suara desiran angin di sela rumput-rumput setinggi lutut.

Mataku sibuk mencari kehadiran satu saja orang yang bisa kutanyakan, tapi jalanan ini benar-benar sunyi. Sawah di sebelah kiri, rumput dan pepohonan sebelah kanan, apa aku tersesat? Kenapa aku tak melewati satupun rumah penduduk?

“Orang baru ya?”

Aku langsung terperanjat senang akhirnya menemukan seseora—di belakangku—

Ia tersenyum saat tahu aku dapat melihatnya, “Apa kau tersesat, oujo-chan?”

Youkai?? pekikku dalam hati.

Ah, kenapa aku selalu saja melupakan kelebihanku yang bisa melihat youkai?

Langkahku terbata menjauh dari youkai yang memiliki bentuk hampir seperti manusia, hanya saja ia tak memiliki kaki, melayang begitu saja di atas tanah.

Sial, seharusnya aku tak merespon kaget melihatnya, kalau begini pura-pura pun bakal ketahuan.

“Hehe... tak apa, oujo-chan, aku tak jahat kok,” ucapnya.

Apa bisa dipercaya? Bukannya yokai semuanya suka mengerjai manusia?

Yokai itu langsung menunjukkan jalan berlawanan arah dari jalan kulewati. “Oujo-chan kalau jalan lurus disana akan bertemu rumah penduduk, kalau lewat jalan sini bisa ke hutan.”

Ia pun pergi melewatiku.

“Kalau begitu aku pergi dulu, teman-temanku sudah menunggu. Hati-hati oujo-chan, banyak ayakashi yang jahat.”

Oneshot(s) Love!!♥ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang