11 | Kitakado Tomohisa ~ "love letter"

472 40 46
                                    

"Gak ada lagi kuliah, kamu mau langsung pulang?"

Teman akrab sejurusan denganmu itu melirikmu yang sibuk memasukkan buku dan alat tulis ke dalam tas. Pertanyaannya itu seakan mengejekmu yang tak mengikuti kegiatan mahasiswa sama sekali.

"Iya," jawabmu lemas.

"Bareng."

Kamu agak heran, pasalnya temanmu itu akhir-akhir ini terlihat sibuk dengan klubnya. "Gak ke klub?"

Temanmu itu hanya menggeleng.

Kalian berdua pun keluar dari gedung kuliah bersama, kamu ingin menanyakan alasan dari ekspresi sedih temanmu itu tapi dia mengalihkan pembicaraan tentang mata kuliah barusan. Tapi kamu bisa menebak kalau temanmu itu sedang ada masalah dengan teman seklubnya.

Kalian menunggu bus di halte. Saat itu matamu tak sengaja menemukan sosok yang begitu membuat wajahmu merona.

Pemuda itu ada di seberang sana, bercengkrama dengan teman akrabnya. Manikmu terus menatapnya hingga tanpa sengaja pandangan pemuda itu teralih padamu. Spontan kamu mengalihkan pandangan.

Melihat sikapmu itu, temanmu langsung menerka. Ia melirik ke seberang sana. "Aa~, Kitakado-kun, ya?"

"Sst!"

Temanmu tertawa akan sikapmu yang malu-malu itu. "Sejak saat itu kamu gak ada lagi bicara sama dia?"

Kepalamu menunduk lemas. "Fakultas saja beda, hanya rekan acara selama dua hari lalu sok akrab dengannya?"

Temanmu mengangguk, mengerti. "Itu bukanlah kamu, benar?"

Kamu tersenyum lemas.

Pertama bertemu dengan pemuda bernama Kitakado Tomohisa itu karena menjadi perwakilan jurusan menjadi anggota tambahan sebuah acara besar yang diadakan pihak perwakilan mahasiswa kampus. Awalnya kamu tak begitu berminat, namun setelah mengenal pemuda itu... hatimu memilih menetap.

Kamu dan Tomohisa hanya saling berkomunikasi karena urusan acara, tak ada yang lain. Juga tak ada keberanian mengakrabkan diri seperti gadis-gadis lain yang terpaut hati padanya. Dan setelah acara itu selesai, berakhir pula hubunganmu dengannya.

"Kenapa tak menyapanya dan meminta nomor ponselnya?" saran temanmu.

"Bicara mudah, melakukannya susah!" kesalmu.

Memang sudah kodrat para gadis malu bertindak bila menyukai seseorang. Terkecualikan yang agresif, mungkin mereka adalah makhluk liar dan anggap kamu makhluk jinak.

"Buat saja surat cinta!" saran temanmu tiba-tiba.

"Surat cinta?"

Temanmu mengangguk.

"Ta-tapi...."

"Bikin surat cinta aja gak bisa!"

"Bukan itu!" Bagimu ada hal lain yang lebih sulit daripada membuat surat cinta. Kamu terdiam, menggigit bibir malu mengungkapkan hal lain itu pada temanmu. "Ba-bagimana cara... memberikannya...."

Temanmu menjitak ringan keningmu. "Tinggal kasih saja!"

"Ta-tapi aku malu!!"

Oneshot(s) Love!!♥ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang