9 | Toraishi Izumi ~ "itazura deeto"

492 28 46
                                    

***
**
*
“いたずら デート”
(permainan kencan)
Toraishi Izumi x reader
High School Star Musical © C-Station, Harada Sayaka
(!) AU, ooc, bahasa tidak baku
(!) suggestion song: Honey! Honey! Trap! sung by KENN (as Toraishi’s av)
*
**
***

Letih. Sangat! Jika mengadakan janji dengan teman, menunggunya hingga tiba, namun satu jam kemudian…? Lihat? Apa ia datang di tempat pertemuan?

Enggak!

Kan nyesek. Emang!

Itu yang aku rasakan.

Panggilanku pun tak diangkatnya. Bahkan kereta keberangkatan selanjutnya sudah lewat. Terasa asing di tengah keramaian di stasiun Higashiurawa. Tak terlalu banyak orang, tapi pejalan kaki dan kebisingan sekitar membuatku terasingi.

Hanya melirik kiri-kanan, berharap eksistensi teman sekelasku itu tiba. Kadang nyesal juga gak sengaja beradu pandang dengan orang asing. Apalagi … sama cowok yang baru saja mengantar seorang cewek—entah itu pacarnya entah saudaranya, tapi terlihat mesra melepas pergi si cewek. Bahkan sempat-sempatnya cipika-cipiki. Ugh!

Emang pemandangan kayak gini gak asing lagi, sih, apalagi … hey, ini Tokyo!

Aku yang modal nekad melanjutkan sekolah di Tokyo, bekerja paruh waktu setelah pulang sekolah sebagai tambahan uang saku, sudah setahun lebih menetap di kota besar ini.

Bukannya takut tersesat, hanya enak aja ada teman yang bisa dibawa keliling terlepas dari sekolah maupun hari kerja. Tapi dia malah…. Ah, sudahlah. Mungkin dia sedang ngorok kek kebo sawah punya kakek.

Kulihat jam tangan, hampir jam tiga. Sebaiknya kubatalkan saja hari ini ke perpustakaan. Tiba pun hari sudah gelap. Cari buku buat referensi gak bisa sejam! Yang ada malah aku keasikan baca buku terus ketinggalan kereta terakhir.

Kalo begini minggu besok aku libur lagi dari baito, pagi-pagi berangkat ke Sumida, bersama atau tanpa temanku itu!

Saat melangkahkan kaki dengan gusar sebuah sepeda motor menghalangi jalanku. Aku berdecak kesal, ingin menyemprot siapapun pengendara yang teledor hampir menabrakku! Kutatap tajam orang itu.

“Hai, sendirian? Mau pulang?” Ia malah bertanya sembari mengumbar senyum—aha, aku tahu, senyum memikat hati para gadis?

Hei, dia cowok yang ngantar, eww, cipika-cipiki itu?

“Nanya?” judesku langsung menghindar, melangkah menjauhinya.

“Juteknya….” Ujarannya terdengar seperti sindiran.

Aku tak peduli. Kuperlebar langkah secepatnya menjauh. Semoga tak dikejar—

Seseorang menarik lenganku.

“Hei!” kesalku.

“Dari pada jalan kaki mending aku bonceng,” ujarnya, jempolnya menunjuk sepeda motor yang ditinggalnya di daerah parkir sementara. “Gak ada yang duduk di belakang rasanya ringan berkendara.”

Sebelah alisku naik. “Emang aku peduli?”

“Sedari tadi kamu berdiri aja di sana, mau ke suatu tempat? Pasti kamu ketinggalan kereta karena nungguin teman, kan? Aku bisa antar kamu ke mana aja, bebas kok.”

Gaya cowok kayak gini paling aku benci! Dengan mudah bermulut manis, ngincar cewek yang bisa diajak jalan. Aku sih gak begitu pede dengan tampangku, jadi hanya satu alasan kenapa nih cowok ngebet maksa aku ikut sama dia….

Oneshot(s) Love!!♥ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang