one

9.7K 535 5
                                    

Suara bel berbunyi nyaring di seluruh area SMA Pattimura dan maina semakin mempercepat langkahnya menuju kelasnya pagi ini.ia tak ingin mendapatkan hukuman karena datang terlambat dijam pertama pelajaran.semua ini gara-gara ban sepedanya yang mendadak kempes saat perjalanan,alhasil ia harus berjalan sambil mendorong sepeda sampai kesekolah.selama ini ia memamg memilih menggunakan sepeda dari pada naik kendaraan.

Bugh,aw..

Pantat maina sukses mendarat dilantai kala tubuhnya tak sengaja bertubrukan dengan seseorang.

"Heh,kalo jalan tuh pake mata! " maina mendongkak dan menemukan saras, kakak kelasnya berdiri didepannya sambil menatapnya tajam.

"maaf kak! " cicit maina sambil berusaha berdiri,tiba-tiba sebuah tangan terulur hendak membantunya.

"Loe gak apa-apa! " farish berkata dengan nada lembut dan ramah,tangannya menggantung di udara menunggu maina menyambut uluran tangannya.

"Kamu kok malah bantuin dia sich yang! " saras yang masih tampak jengkel semakin menatap maina tajam ketika farish hendak membantu gadis itu.

Maina memilih bendiri tanpa bantuan farish dan menggangguk samar."sekali lagi maaf kak,permisi! "

Setelah mengucapkannya,maina segera berlari menuju kelasnya.dia sudah sangat- sangat terlambat dan ia hanya berharap semoga guru yang mengajarnya pagi ini belum memasuki kelas.

Farish menatap punggung maina yang perlahan menghilang dari pandangannya. Ia tak habis fikir,bagaimana bisa maina menolak uluran tangannya barusan, padahal selama ini tak ada siswi yang pernah menolak sentuhannya bahkan mereka selalu berebut untuk bisa berada didekatnya.

.

Saat jam istirahat,sudah rutinitas wajib bagi maina untuk menunggu gina di kantin.keduanya sepakat untuk saling menunggu dan bertemu setiap jam istirahat karena memang keduanya berpisah kelas saat naik ke kelas XI.namun,hal itu tak mempengaruhi persahabatan mereka,gina masih sering mengunjungi maina dikelasnya sesekali dan akan mengajaknya mengobrol.

"Hey,sorry lama !" Gina menghampiri maina yang sidah duduk manis di mejanya."udah pesen!" Maina menggeleng."yaudah,loe mau makan apa. Biar gw yang pesen! ". Gina segera beranjak setelah mendengar pesanan maina.

maina bersyukur memiliki gina sebagai sahabatnya selama satu tahun bersekolah disini.Sejak perkenalan mereka saat mos dulu,mereka berdua menjadi akrab.maina yang terkesan pendiam,bergaul dengan gina yang terkesan heboh dan pecicilan. perpaduan yang cukup pas.

Sembari menunggu,maina mengedarkan pandangannya menelusuri seluruh kantin. Bibirnya sedikit terangkat,kala matanya menatap sosok laki-laki yang sedang berkumpul bersama teman-temannya sambil tertawa lepas.cukup bagi maina melihat kakaknya dari jauh,melihatnya tertawa dan raut ceria rega adalah kebahagiaan tersendiri untuknya.

Sesuai peringatan rega waktu itu,maina dan rega bersikap layaknya orang asing yang tak saling mengenal disekolah.setiap kali berpapasan atau tak sengaja bertemu, rega akan langsung memberikan tatapan tajamnya yang membuat hati maina semakin sakit.semenjak hari itu pula,rega tak pernah lagi mengunjungi maina dirumahnya. sedangkan ayahnya hanya sesekali datang,itupun hanya berganti pakaian dan memberikan uang gaji pada pelayan yang selama ini mengurusnya.

Dari kejauhan,maina bisa melihat raut bahagia kakaknya ketika bersama teman-teman, Farish,ryan dan arta.Maina cukup tau siapa orang-orang yang berteman dengan kakaknya.

Tiba-tiba saja matanya bertubrukan dengan sepasang mata hitam pekat milik farish.sepersekian detik mereka saling bertatapan,hingga maina lebih dulu memalingkan wajahnya dan memutus kontak mata diantara mereka.

Cinta untuk Maina (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang