fourteen

7.8K 462 6
                                    

"Jadi selama ini kamu tinggal di Bandung? "

Maina menatap sosok perempuan yang tak lain adalah Saras,kakak kelasnya dulu ketika di sma.sunguh kebetulan keduanya bisa bertemu lagi setelah sekian lama dikota ini.padahal semenjak pertemuan terakhir mereka ditaman waktu itu, mereka tak pernah lagi berbicara ataupun sekedar bertemu.

Maina hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Sendirian! " tanya saras lagi.yang kembali hanya dijawab dengan anggukan gadis itu.maklum maina sedari tadi sibuk dengan makanannya.tangannya terus bergerak menyuapkan sesendok demi sesendok makanan yang saras pesankan untuknya.

Saras terdiam lalu tersenyum kecil melihat tingkah maina yang asyik makan,seakan tak memperdulikan keberadaan dirinya. "Kamu laper apa doyan na? " kekehnya.

Maina menyengir setelah menyuapkan suapan terakhir kemulutnya dan meneguk segelas orange jus miliknya."hehe,maaf kak,abis jarang-jarang aku bisa makan makanan mahal kaya gini! "

Saras membalas tersenyum, memperlihatkan lesung pipit dikedua pipinya.

"Kamu banyak berubah ya ! " ucap saras menatap maina dalam."Sekarang kamu lebih ekpresif dan... hmm,lebih terlihat hidup !" lanjutnya lagi.

Maina menatap saras lalu memutar bola matanya malas."jadi menurut kakak dulu aku gak hidup gitu! "

Saras semakin terkekeh mendengar jawaban maina.ia benar-benar merasakan perubahan dari sosok gadis 20 tahun itu. Walau dulu mereka tak cukup dekat,tapi ia cukup tau bagaimana sosok maina 4 tahun yang lalu.sangat diam dan tertutup, sungguh berbeda dengan sosok yang duduk dihadapannya sekarang.

Tawa saras membuat maina terheran. Dulu jangankan untuk tertawa seperti itu dihadapannya,untuk tersenyum saja sepertinya tak pernah terbayangkan dalam benaknya "kakak juga banyak berubah !"

Saras tersenyum simpul seraya menyesap caramel macchiatonya pelan ! " ya,kamu benar !".

Gadis 22 tahun itu meletakan kembali cangkir minumannya dan menatap maina sedikit serius." dulu kamu pasti nilai aku ini jahat dan sangat menyebalkan kan! "

"Kakak nyadar juga ternyata,kakak itu bahkan lebih menyebalkan dari yang kakak kira ! " jawab maina tanpa dosa membuat saras memdengus.

"Ternyata empat tahun melarikan diri membuat kamu lebih berani blak-blakan dan menyebalkan ya na! " .saras menatap maina jahil."Sama menyebalkannya seperti kakak kamu! "

Terdengar pelan namun jelas didengar maina.gadis itu langsung diam menatap saras mencari arti maksud ucapannya. " maksud kakak! "

Saras tersenyum simpul menyadari ucapannya. "Tidak, lupakan saja.!"

###

Satu minggu berlalu sejak pertemuan maina dan saras dimall saat itu.sekarang saras sudah kembali ke ibukota. keberadaan perempuan itu di Bandung hanya untuk urusan pekerjannya.namun mereka tetap berkomunikasi setiap harinya,hingga kini mereka sudah dekat layaknya sahabat.pembicaraan mereka saat itu tak pernah lagi diungkit,baik oleh maina maupun saras sendiri.

seminggu ini maina kembali disibukkan dengan perkuliahannya.kuliah di kota yang baru untuknya membuat ia harus pintar-pintar menyesuaikan diri di awal-awal.ia tak bisa bersantai-santai selama tiga tahun ini dan sekarang tinggal satu atau dua tahun lagi ia bisa meraih gelar S1 nya.Harapan maina,setelah itu ia bisa kembali meraih beasiswanya lagi untuk menyelesaikan S2. Keinginan untuk hidup mandiri dan berhasil kini begitu kuat dalam dirinya. Dia akan membuktikan pada ayah dan kakaknya bahwa dia bukan lagi maina yang lemah seperti dulu.

"Rum! " seruan itu terdengar membuat maina menoleh.selama disini,orang-orang memang memanggilnya rum.

"Bayu! " maina mendapati sosok seorang pria yang selama ini gencar mendekatinya.

Cinta untuk Maina (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang