six

6.9K 409 4
                                    

Maina membaringkan tubuhnya perlahan diatas ranjangnya.gadis itu mendesah lelah.maina memejamkan matanya. Terlalu banyak yang terjadi hari ini,dan sukses membuat perasaannya campur aduk, antara senang sekaligus sedih.

Maina terdiam sejenak,ia teringat kejadian antara dirinya dan farish ketika di pantai saat menyaksikan matahari terbenam.

Maina memegangi bibirnya.gadis itu bahkan masih bisa merasakan bibir farish dibibirnya.sumpah ia tak pernah menyangka laki-laki itu akan kembali menciumnya untuk yang kedua kalinya.

Dan yang lebih membuatnya tak percaya adalah ketika farish mengatakan jika ia menyukainya.entahlah ia harus percaya atau tidak.

Farish itu seorang playboy,sudah sering maina dengar jika banyak gadis disekolahnya yang patah hati karena dipermainkan laki-laki itu.itulah yang membuat maina ragu dengan apa yang dikatakan farish padanya.

Ia takut,takut jika semua perhatian yang farish lakukan selama ini padanya dan  pernyataannya dipantai hanyalah sebuah permainan.

Maina mendesah,matanya terbuka menatap langit-langit kamarya.ia bingung. Ia tak memungkiri ada rasa bahagia dan nyaman saat bersama laki-laki itu.segala kesedihannya seolah menghilang begitu saja.

Perhatian dan perlakuan farish padanya akhir-akhir ini telah merubah hidupnya yang gelap kini sedikit lebih berwarna. reflek bibirnya tersenyum,teringat saat farish menyatakan perasaannnya dan ciuman itu terjadi.

Ia hanya berharap semoga apa yang ia takutkan tentang laki-laki itu tidak akan pernah terjadi.

Tok..tok..tok..

Lamuman maina sukses buyar ketika mendengar ketukan keras pintu kamarnya.

Ia mengerutkan kening seraya mendudukan diri diranjang.siapa yang mengetuk,bukankah tak ada orang selain dirinya dirumah ini.

Tok..tok..tok..

Ketukan itu kembali terdengar,maina masih terdiam ditempatnya.ia bingung harus membukanya atau tidak.

"Tok..tok..tok..non, ini bibi !" Maina mengehela nafas saat mendengar suara bi mia yang memanggilnya.

Maina bangkit kemudian membuka pintu kamarnya.

" tumben bibi belum pulang ?" Tanyanya pada bi mia.cukup aneh karena biasanya wanita paruh baya itu sudah pulang kerumahnya pada jam segini.

"Malam ini bibi menginap disini non !" Jawabnya.

Maina mengangguk pelan."yaudah, bibi boleh kembali kekamar.ini sudah malam !"

Maina berniat kembali kekamarnya, namun bi mia sudah lebih dulu memanggilnya.

"Non ?"

Maina menoleh " kenapa bi ?"

Wanita itu terlihat ragu untuk membuka suara."ada den rega di kamarnya,sore tadi den rega datang tapi langsung masuk kekamarnya.dia sama sekali belum keluar kamar.bibi udah coba panggil turun untuk makan tapi gak ada jawaban !" Adunya.

Maina membelalakan matanya,ia tak percaya dengan apa yang ia dengar barusan.rega pulang,dan tidur dikamarnya.sungguh peristiwa yang langka,ia tak akan percaya sebelum mengeceknya sendiri.

Maina mengangguk sambil tersenyum. "Makasi bi !" Bi mia pamit meninggalkan maina yang masih berdiri didepan kamarnya.

Tanpa aba-aba gadis itu pun langsung berjalan menuju kamar rega yang bersebelahan berjarak dua meter dari kamarnya.

Ia berdiri didepan pintu kamar rega, menimang-nimang apakah ia harus masuk atau tidak.mendengar jika rega tak keluar kamar sedari sore cukup membuatnya khawatir.bagaimanapun sikap rega padanya,laki-laki itu tetaplah kakaknya.

Cinta untuk Maina (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang