thirteen

7.7K 470 5
                                    

Empat tahun kemudian...

Suara hentakan sepatu beradu dengan lantai mengiringi langkah seorang gadis yang tengah berlari disepanjang koridor kampus.kakinya bergerak cepat,tak diperdulikan lagi tatapan mahasiswa kampus yang menatap aneh padanya. yang terpenting ia harus sampai tepat waktu dikelasnya sebelum dosen pengajar mata kuliahnya sampai lebih dulu.

Akhirnya dengan tersengal-sengal gadis itu sampai didepan kelasnya.gadis itu melirik jam tangannya,masih tersisa satu menit.ia sedikit merapikan sedikit rambut panjangnya dan segera membuka pintu kelas.

Namun harapan tinggalan harapan. dosennya sudah berdiri didalam kelas, menatap gadis itu dengan tajam dan datar.

" selamat pagi pak! " gadis itu mencoba tersenyum manis.

suasana kelas mendadak hening.semua mahasiswa menatap gadis itu dengan berbagai macam ekpresi.ia sadar adalah sebuah kesalahan datang terlambat diawal pertemuan mata kuliahnya.

Sedangkan dosen itu menatap gadis itu dengan alis bertaut.lalu melirik jam tangannya,lalu menggeleng lemah." kamu lagi,kamu lagi Rum! ".gadis yang dipanggil Rum itu hanya menyengir polos.

"Apa kamu lupa jika saya paling tidak bisa mentelolir sebuah keterlambatan di mata kuliah saya ! " suara dingin itu terdengar.

Rumi menampilkan wajah memelasnya. "saya inget pak,makanya tadi saya lari-lari supaya gak telat.tapi ya..saya keduluan bapak lagi !" gadis itu menyengir. " seenggaknya saya cuma terlambat dua menit pak,kemajuan dibanding kemarin! " lanjutnya lagi.

Dosen paruh baya itu mendengus,lalu menatap Rum sambil berdecak.percuma ia berdebat,itu hanya akan membuat waktunya terbuang percuma."Kamu ini,bisa aja jawab saya.Untung kamu pinter,kalo nggak udah saya usir dari mata kuliah saya! "

Dosen itu menghela nafas."Yaudah duduk sana,kali ini kamu saya maafkan,tapi lain kali jangan di ulangi lagi-lagi ya! "

"Siap pak !" rum tersenyum lebar sambil memberi tanda hormat.lalu berjalan menuju tempat duduknya.

Rum mendesah lega,setidaknya dosennya masih mau berbaik hati kali ini.pasalnya ini bukan kali pertama ia datang terlambat,ia duduk kemudian mengeluarkan buku dan pensilnya.siap mencatat segala yang dijelaskan dosennya sepanjang jam mata kuliah.penjelasan tentang ilmu bisnis,sesuai jurusan yang ia jalani selama tiga tahun ini.

Rum kuliah memilih jurusan manajemen bisnis.Ia ingin menjadi pengusaha,atau setidaknya ia bisa bekerja disebuah perusahaan besar.memperbaiki hidupnya,tanpa bergantung pada siapapun.

Rum tahun ini memasuki tahun ketiga kuliahnya.ia memang lulus sekolah pada usia 17 tahun.karena memang ia memulai sekolah dasar lebih awal dibanding anak-anak seusianya dulu.

Dari bangkunya rum menatap serius dosennya yang sedang menjelaskan tentang materi pembahasan,tanpa mengalihkan sedikitpun pandangannya.Ia tak pernah mau main-main dengan kuliahnya,ia berusaha belajar dengan sungguh-sungguh agar apa yang ingin ia capai bisa segera terwujud.dengan begitu ia bisa membuktikan pada orang-orang yang telah mengacuhkannya jika ia mampu menjadi seseorang yang berharga tanpa bantuan mereka.

***

Terlihat dua orang gadis tengah bersantai dikantin setelah tadi mereka menyelesaikan kelasnya.

Rumi terlihat tengah meregangkan semua otot-ototnya yang terasa tegang setelah mengikuti mata kuliah tadi,ditambah rasa lelahnya ketika berlari tadi pagi masih tersisa.

"Telat lagi ! " tanya salah satu gadis bernama anjani yang duduk didepan rum. anjani dan rum memang berbeda jurusan, namun keduanya bersahabat karena mereka tinggal di kostan yang sama.

"Kalo loe telat terus,bisa-bisa itu jadi masalah nanti dan beasiswa loe bisa aja dicabut! " lanjutnya lagi membuat rum seketika terdiam.

Rumi memang mahasiswi beasiswa.ia bisa kuliah atas bantuan beasiswa dari yayasan universitasnya.Semua karana prestasinya dan kecerdasannya selama masa sekolah.Berbeda dengan jani yang kuliah dengan biaya kiriman orangtuanya.

Tiga tahun,tiga tahun yang lalu Rum pertama kali menginjakan kakinya di kota ini,kota kembang Bandung.seorang diri, berbekal keberanian dan tekadnya untuk memperbaiki hidup,tidak ada yang ia kenal atau mengenalnya dulu.

Rum menghabiskan satu tahun masa putih abu-abunya di ibu kota yang menjadi tempat kelahirannya.kemudian memilih mengajukan permintaan beasiswa kepada salah satu universitas bandung dan beruntung pengajuannya diterima.tiga tahun sudah ia tinggal di kota ini. melarikan diri dari tanah tempatnya tumbuh,dari orang-orang yang mengenalnya dan dari segala kenangan yang coba ia kubur dalam-dalam.

Selama ini tinggal di sebuah kosan sederhana,dari sana ia mengenal anjani yang sekarang menjadi sahabatnya.untuk membiayai hidupnya,selama ini ia sudah bekerja di beberapa tempat dan empat bulan terakhir ini ia bekerja sebagai karyawan disebuah cafe dekat dengan tempat kosnya.tentunya ia harus pintar-pintar membagi waktu antara kuliah dan pekerjaannya.jika dipagi hari ia kuliah dan sorenya ia bekerja hingga malam hari.

"Rum! " lamunan rum buyar,ia menoleh pada jani dan menyengir lebar.

"Kemaren gw lembur,jam 1 pagi gw baru nyampe kosan.begadang dikit,ekh tidurnya malah kebablasan ! " jelas rum sambil menyuapkan satu sendok siomay kemulutnya.anjani mendesah,bukan sekali ia mendengar alasan ini dari mulut sahabatnya,dan itu bukan kebohongan.ia tahu bagaimana perjuangan hidup rum semenjak merantau kekota ini.

Jani tidak tahu siapa rumi, keluarganya teman-temannya,ataupun segala hal yang berkaitan dengan gadis itu dimasa lalu. mereka dekat,namun rum tak pernah mau bercerita dan jadi tak pernah mau bertanya.yang jani tahu,rum tinggal seorang diri dikota ini.rum tak memiliki saudara atau kenalan saat pertama ia datang,ia hidup sendiri,berjuang untuk menghidupi dirinya sendiri.

"nonton yuk! " ajak jani mangubah topik pembicaraan.rum menatap jani sekilas.

"Gw belum gajian! " jawab rum cuek.

"Gw traktir deh! " tawar jani.

Rum tampak berfikir,ia menimbang-nimbang tawaran anjani padanya.

"Kebanyakan mikir loe,mau gak! " sebuah gulungan tisu mendarat di kepala rum akibat perbuatan anjani.lalu ia tersenyum kecil melihat ekspresi wajah rum yang mencabik kesal.

"Sakit b**o! " sergah rum.

Anjani hanya tertawa,ia menyukai rum yang sekarang.sosok yang ceria,sederhana dan apa adanya.gadis itu sudah banyak berubah,dulu rum sangat tertutup dan pemalu.sehingga mereka baru mulai dekat setelah beberapa bulan setelah pertemuan awal mereka.

"Sekalian traktir makan yah! " tawar rum menaik turunkan kedua alisnya membuat jani mendengus.

"Terserah loe deh akh ! ".

###

Bruk!!!

Rumi menabrak seorang perempuan hingga tubuhnya sedikit terhuyung dan barang-barang milik sosok yang ditabraknya itu terjatuh ke lantai.ia baru saja selesai menonton di mall bersama jani,tapi sahabatnya itu malah meninggalkannya sendiri untuk menemui kekasihnya.

"Ahh, maaf.. Maaf..! " ucap rum dengan rasa bersalahnya.ia berjongkok untuk membantu membereskan barang-barang yang berjatuhan, sedang perempuan itu hanya diam berdiri dihadapannya.

"Ini kak, sekali lagi saya minta ma...! " setelah selesai,rum berdiri sambil mendongkak.wajahnya langsung membeku saat matanya bersitatap dengan wajah perempuan dihadapannya.

Sama halnya dengan rum,wajah perempuan itu terlihat kaget.keduanya sama-sama terdiam ditempatnya dengan pemikiran masing-masing.

"Rumaina! "





Tbc.

February 2017.

Cinta untuk Maina (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang