twenty_two

8.5K 573 68
                                    

Typo masih bertebaran.

"Tapi apakah kamu tau jika hatiku sedang tidak baik-baik saja saat ini! ".

.

Maina tampak terkejut ketika farish menarik dan meletakkan tangannya didada laki-laki itu.kini dirinya bisa merasakan detak jantung farish yang bergemuruh melalui telapak tangannya. Dan sialnya,hal itu ikut mempengaruhi detak jantungnya sendiri.

"Mau apa kamu? " ucap maina ketika akhirnya tersadar.menarik tangannya cepat,lalu sepasang matanya menatap farish tajam "jangan macam-macam ya, sana jauh-jauh! ". Bentak maina.

Namun farish tidak bergeming.dia masih bertahan diposisinya saat ini dengan pandangan yang tak lepas dari maina.

Hal itu membuat maina semakin merasa tak nyaman,ditambah lagi dengan posisi mereka saat ini.maina memilih membalas menatap farish.sepasang mata biru saphirenya saling bersibobrok dengan sepasang mata hitam milik farish.dia tidak bisa berkutik saat ini.tubuh farish begitu dekat,hingga dia bisa menghirup aroma tubuh farish yang masih sama seperti dulu. Aroma yang dulu sangat disukainya karena selalu membuatnya merasa nyaman.

Hening.keduanya masih saling melempar pandangan satu sama lain tanpa membuka suara.hingga tanpa sadar tangan farish kembali meraih telapak tangan maina dan menggenggamnya erat.

Merasakan sentuhan itu membuat maina seolah ikut tersadar.sekilas dia melirik telapak tangannya yang berada dalam genggaman farish,kemudian menatap farish dingin.

"Kubilang jangan macam-macam. Lepaskan tanganku! ". Bentak maina seraya mencoba melepaskan tangannya.

Namun, farish malah semakin mempererat genggamannya. Hal itu membuat maina geram dan semakin kesal dengan farish.

Sedikit berontak,maina tidak menyerah untuk bisa melepaskan tangannya dari genggaman farish.semakin lama,namun genggaman itu bukannya terlepas,malah semakin kuat.

"Hey tenanglah.sebaiknya jangan terlalu banyak bergerak,kondisimu masih belum pulih". Ucap farish santai tanpa menuruti keinginan maina.

Maina mendengus tak suka,kemudian menatap farish semakin jengah. " apa perdulimu?. "

Kehadiran farish benar-benar mengganggu,atau lebih tepatnya membuat maina merasa tidak nyaman.perasaannya campur aduk,antara kesal,marah,gugup dan bingung.terlebih dengan sikap laki-laki itu seolah menunjukan kepeduliannya, sok baik dan perhatian. jika dulu mungkin maina akan merasa tersanjung,namun tidak sekarang.dia tidak akan bertindak bodoh untuk kedua kalinya,gampang percaya sikap manis dan hangat farish seperti saat kedekatan mereka dulu.

"Tentu aku perduli" .Farish menatap maina dalam diam.dia bisa melihat sorot tak bersahabat yang ditujukan padanya lewat tatapn mata gadis itu.tapi siapa perduli dengan hal itu.

Keheningan masih tercipta.Jujur saja farish merasa dejavu dengan keadaan mereka saat ini.dia ingat,dulu pernah berada dalam situasi yang sama dimana dia menunggui maina yang terbaring diatas brangkar dalam kondisi tidak sadarkan diri.bedanya dulu mereka masih menggunakan seragam putih abu-abu dan tempatnya bukan dirumah sakit melainkan di UKS sekolah mereka.

Mengingatnya tanpa sadar membuat sudut bibirnya tertarik keatas,tersenyum tipis.

"Jangan berfikiran macam-macam.aku bisa teriak dan memanggil perawat untuk mengusirmu " ucap maina galak menyadari senyum farish yang terlihat misterius. tangannya kini sudah terlepas dari genggaman farish yang sedikit lengah.

"Kenapa kamu berubah jadi galak sekali sekarang," ucap farish sambil tersenyum jahil.laki-laki itu bahkan terlihat santai dan tak terpengaruh sedikitpun dengan sikap ketus maina padanya sedari tadi.
" kamu masih marah?"

Maina membalas ketus." jangan bertanya sesuatu yang bahkan kamu sendiri tau jawabannya."

Farish sempat tergugu ditempatnya, tak lama dirinya beranjak dari duduknya dan berjalan satu dua langkah menjauh.kini laki-laki itu memilih berdiri menjulang tepat disamping ranjang maina dengan sebelah tangannya dia masukan kedalam saku celananya.

"Apa waktu empat tahun tidak cukup membuatmu melupakan kejadian itu?. Farish menghela nafas sejenak. " aku akui memang bersalah.aku menyesal,sungguh aku minta maaf."

Farish tahu apa yang dilakukanya dulu memang keterlaluan.dia mengaku salah karena menjadikan maina barang taruhan bersama dua sahabatnya.dalam teruhan itu dia harus mendekati dan membuat gadis itu jatuh hati kemudian meninggalkannya setelah puas mempermainkannya.memang terkesan brengsek.saat itu dia hanya merasa penasaran.pasalnya ketika itu maina adalah sosok yang misterius, tertutup dan sulit didekati.Ditambah lagi farish pernah merasa dipermalukan dan lewat taruhan itulah cara dirinya membalas dendam.

Awalnya semua berjalan sesuai rencana. Perlahan dengan taktik farish,maina berhasil mendekat dan mulai jatuh hati padanya seperti apa yang diinginkan. namun semua langsung berubah kembali ketika maina tahu tentang taruhan yang dilakukannya.gadis itu marah,menjauhi dan bahkan membencinya hingga sekarang.

" jangan menggangguku lagi.semua sudah selesai.jadi jika kamu tidak berkepentingan lagi disini,silahkan keluar! ". Untuk kesekian kalinya maina melontarkan kalimat pengusiran yang masih tak didengarkan farish. Farish tetap diam,lalu tiba-tiba salah satu sudut bibir farish tertarik keatas.Terkesan seperti menampilkan senyum memgejek yang cukup membuat maiana mengerutkan alisnya.

" begini caramu berterima kasih setelah aku menolongmu ? ".

Tidak ada jawaban atau tanggapan langsung.sepasang mata maina hanya melotot,sebelum akhirnya memilih membuang muka ke lain arah.sepertinya benda diruangannya lebih menarik dipandang dibanding wajah farish.

"Terima Kasih. " ucapnya tanpa bedalih.

" hanya terima Kasih? ". Todong farish cepat seraya menaikan sebelah alisnya.

Maina terdiam.kembali memalingkan wajahnya menatap farish melotot. " dan aku akan ganti semua biaya yang kamu keluarkan."

"Hey, aku tidak semiskin itu sampai harus meminta ganti biaya yang hanya tidak seberapa itu. " jawab farish sambil tertawa pelan.

"Sombong. " maina mencibir. "Yeah, aku lupa tahu kalo kamu itu orang KA-YA. " lanjut maina penuh penekanan di akhir kalimatnya.Farish hanya menggangkat bahu acuh.

"Sebenarnya apa maumu,cepat katakan dan berhenti berbicara omong kosong !. " ucap maina kesal.

Farish berhenti tertawa.tatapannya kini berubah kembali serius.kakinya kembali melangkah,mengikis jarak diantara mereka.

"Aku cuma mau kamu." satu kalimat empat kata itu sangat terdengar jelas ditelinga maina.sontak saja membuatnya langsung terdiam kaku,mencari keyakinan jika apa yang didengarnya salah.

Tak memperdulikan keterdiaman maina. farish malah semakin mendekat, kepalanya dia condongkan ke kepala maina hingga bibirnya tepat berada didepan telinga kiri gadis 21 tahun itu.

" be mine ".

Tbc.

Nopember 2017

Maaf kalo pendek,sebenarnya ini masih ada lanjutannya.cuma sengaja aku bagi dua biar gak kebanyakan.aku ngerasa bagian ini biasa aja,kurang greget gimana gitu.namanya aku masih belajar,harap dimaklum ya kakak-kakak pembaca setia.

Maaf juga jika komen-komen disetiap bagian gak pernah aku balas,tapi tetep aku selalu baca.bahkan kadang suka ketawa-ketawa sendiri kalo bacanya.agak gak nyangka cerita-cerita aku ini ada yang suka juga.

Jangan ragu untuk berkomentar(kritik dan saran ). Dengan ketentuan harus sopan,tidak mengandung kata-kata kasar,menghujat,ataupun merendahkan.

Untuk part selanjutnya diusahakan secepatnya.

Terima Kasih. 😃😊😘

Cinta untuk Maina (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang