seventeen

9.3K 547 42
                                    

Maina menatap kotak yang baru diterimanya dari seorang kurir yang datang ke tempat kosnya,lagi.ini bukan kali pertama ia menerima kiriman dari seseorang yang sama sekali tidak ia ketahui nama maupun sosoknya. sebelumnya beberapa kali maina sudah menerima kiriman,baik itu berupa makanan atau barang-barang keperluannya.dan sekarang datang lagi sebuah kiriman dengan tampa kejelasan si pengrim.

Maina menghela nafas,pernah sekali ia mencoba menolak dan meminta sang kurir membawanya kembali.namun, kurir itu sama-sama kekeh menolaknya dengan alasan ia bisa dipecat oleh atasannya jika barangnya ia bawa kembali.mau tak mau karena kasihan maina menerimanya.

Dengan enggan maina membawa kotak itu itu dan meletakannya diatas ranjang,ia sama sekali tidak berniat untuk membukanya sekarang.meraih tasnya, segera meninggalkan kosnya untuk pergi ke kampus.

Bis yang ditumpangi maina berhenti tepat di halte terdekat dengen kampusnya.ia berjalan seorang diri,beberapa kali ia mengengok ke belakang merasa seperti ada yang mengikuti dan mengawasinya. namun yang ia sangka tidak terbukti, orang-orang terlihat sibuk dengan aktivitasnya masing-masing.

Sesampainya ia menatap sekitaran kampusnya.jujur,setelah kejadian dimana secara tidak sengaja ia melihat sosok masalalunya beberapa hari lalu.ada perasaan was-was,takut sosok itu ternyata kembali dan mencoba menemuinya. bukan ia terlalu n percaya diri,namun segala kemungkinan bisa saja terjadi bukan.

Maina mengedarkan pandangannya, meneliti setiap sudut.menengok ke kanan kiri,memperhatikan diam-diam orang-orang disekitarannya.

Degh.

Jantung maina seakan berhenti berdetak saat tiba-tiba merasakan tangan seseorang menyentuh bahunya.tubuhnya terasa kaku,ada perasaan takut hanya untuk berbalik menatap pemilik tangan itu. Apa pemilik tangan ini adalah orang yang tak ia harapkan saat ini ?

"Rumi !"

Ketakukan maina seketika sirna,seruan halus dan nyaring itu membuat maina bisa menghela nafas lega.ternyata apa yang difikirkannya tidak tepat sama sekali.ia berbalik,menatap sosok gadis seusianya sudah berdiri sambil menatapanya aneh.

"Kenapa loe,liat gw kaya ngeliat hantu aja ?".cibir gadis itu yang tak lain adalah anjani,sahabat sekaligus teman satu kosnya.

Maina menarik nafas lalu menghembuskannya.raut wajahnya ia ubah sebiasa mungkin untuk tidak membuat jani curiga menyadari rasa takutnya."loe yang dateng-dateng ngagetin gw! " balas maina datar.

Anjani melongo,lalu memutar bola mata malas."heh,gw udah panggil loe dari tadi, loenya aja yang gak nyaut-nyaut,ngelamun mulu kerjaannya ! ".jawab anjani tak mau kalah.

Maina terdiam,lalu menyengir polos menyadari apa yang dikatakan jani ada benarnya.ia sibuk melamun hingga tak menyadari keadaan sekitarnya, bahkan kedatangan anjani tak ia sadari sama sekali."hehe, iya sory deh.lagian kenapa loe manggil gw tadi.padahal gw baru aja mau ke kelas!"

Jani menepuk keningnya pelan seolah baru mengingat sesuatu."ih,hampir gw lupa lagi.Itu gw lupa bilang kalo kemaren ada perempuan nyariin loe kesini ? " jelas anjani lagi membuat lalu kedua alis maina langsung bertaut.

"Perempuan, siapa? "

Anjani mengangkat bahu. " mana gw tau. Perempuannya cantik,tinggi,kayanya orang tajir gitu.dia cuma nanyain loe,dan pas gw bilang loe gak masuk,dia gak ngomong apa-apa. Trus langsung pergi gitu aja ?" jelas jani panjang lebar.

Maina melamun,fikirannya langsung berputar menerka tentang siapa perempuan yang dijelaskan mia tadi.

"Yaudah deh,gw mau kekantin dulu.laper. gw gak sempet sarapan tadi gara-gara ngejar waktu buat ngumpulin tugas pak anto tadi.bye ..!". Lamunan maina buyar,ia menatap jani dan mengangguk.

Cinta untuk Maina (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang