twelve

7.9K 502 7
                                    

Maina tersentak,sedikit kaget ketika farish menghalangi jalannya untuk masuk kedalam kelas pagi itu.setaunya harusnya farish sudah tidak perlu berada disekolah mengingat tak ada lagi proses belajar mengajar untuk kelas 3 dan hanya tinggal menunggu pengumunan kelulusan.

Tidak menunggu waktu lama dengan cepat ia langsung berbalik dengan niatan menjauh.seolah gerak refleknya juga mendukung dirinya untuk pergi.ia sudah lelah berurusan dengan pemuda itu,sejauh mungkin dan sebisa mungkin ia akan terus menghindar.

Farish segera menahan pergelangan maina dan membuatnya kembali berbalik menghadapnya. " gak usah lari,aku cuma mau ngomong sesuatu sama kamu na.bentar aja! " ucap farish.maina langsung meraih tangannya yang dipegang farish,lantas berjalan tanpa mengidahkan permintaan farish.

"Please na,dengerin aku kali ini aja.aku janji ini yang terakhir ! " ungkap farish sambil berusaha mensejajarkan dirinya dengan langkah maina."lusa aku udah berangkat ke sidney,aku gak tau kapan lagi aku bisa ngomong sama kamu ! "

Maina menghentikan langkahnya sehingga farish ikut berhenti.dia menatap farish dinging dan datar."apalagi sekarang, harusnya kamu udah cukup puas dengan apa yang kamu dapetin kemaren !" ucapnya tepat didepan toilet cewek.keadaan sekolah memang masih terlihat cukup sepi,hanya beberapa murid yang sudah datang dan kini tengah memperhatikan mereka dengan tatapan penasaran."apa mau kamu? "

Hembusan nafas dibuang sebelum mengatakan maksud dan tujuannya menghampiri maina saat ini. " aku minta maaf ! "

"Semudah itu kamu minta maaf! " ucap maina sinis.

"Aku tau aku salah,aku ngaku awalnya aku memang deketin kamu karena taruhan, tapi..! " kalimat farish terpotong.

"Tapi apa,kamu mau bilang sekarang bukan karena taruhan lagi. Tapi karena kasihan gitu! " maina tersenyum sinis.
"aku gak pernah mau dikasihani.aku bukan orang yang membutuhkan rasa kasihan orang lain apalagi dari cowok macam kamu! "

Farish mengehela nafas. " bukan gitu na. Semua yang kamu fikir itu salah.aku gak pernah merasa mengasihani kamu,aku bener-bener tulus.Dan masalah taruhan itu aku bener-bener nyesel. Please, maafin aku! "

"Aku gak akan berangkat dengan tenang,sebelum dapetin maaf kamu! "

Selalu mudah memang untuk sekedar mengatakan maaf.kata itu bisa saja hanya terucap dari mulut bukan dari dalam hati.
Ia merasa kecewa dengan kenyataan bahwa seseorang yang ia fikir tulus padanya,ternyata hanya mengasihaninya saja.

"Mudah aja aku bilang memaafkan kamu, tapi aku gak bisa jamin aku mudah melupakan semuanya! " ucap maina. Kemudian maina berbalik dan meninggalkan farish sendiri.membiarkan pemuda itu berdiri dengan perasaan bersalah dalam hatinya.

.

Waktu untuk menyendiri itu memang selalu dibutuhkan oleh setiap orang.entah untuk menenangkan fikiran atau kegiatan lainnya.yang jelas maina juga membutuhkan itu saat ini.

Sore itu maina duduk dibawah pohon besar yang ada ditaman komplek rumahnya.sudah lama sekali ia tak mengunjungi taman ini.dulu setiap sore ia akan diajak pengasuhnya untuk bermain di taman ini.tapi setelah ia duduk di bangku sekolah menengah pertama,ia jarang menghabiskan waktu diluar rumah dan lebih banyak berdiam diri dirumah.

Maina melamun,fikirannya berkelana. memikirkan jalan hidupnya selama ini. setelah difikirkan,ia sadar jika ia tak mungkin akan terus menjalani hidupnya seperti ini.ia juga harus memikirkan kehidupan dan masa depannya nanti.ia tak mungkin terus menggantungkan hidup pada ayahnya yang bahkan tak pernah mengunjunginya lagi sejak setahun terakhir.Terlepas dari semua masalahnya, setidaknya ia juga harus memikirkan rencana untuk hidupnya kedepan.

Maina mendesah kemudian bangkit dari duduknya.sepertinya langit sudah mendung dan siap menumpahkan isinya. Ia bergegegas melangkah pulang sebelum tubuhnya terguyur hujan yang mulai turun.

Cinta untuk Maina (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang