Miho membuka jendela didekat bangkunya. Membiarkan angin yang berhembus pada musim semi itu masuk kedalam ruangan. Ia mendudukkan dirinya dibangkunya. Tangan kirinya menopang dagu, sementara tangan kanannya memegang brosur konser Boys.In.Shadow. Apakah dirinya akan benar-benar menonton konsernya? Di Yokohama ya? Miho menghela nafas pelan. Ia tak mungkin pergi ke konser sendiran. Bukan karna ia takut, tapi ia sama sekali tak tahu bagaimana sistem pemesanan tiket konser group itu. Bisa saja berbeda dengan group lain kan? Dan mungkin juga banyak hal yang berbeda yang ia tak tau. Tidak mungkin juga ia mengajak adiknya. Adiknya baru saja menonton konsernya beberapa hari yang lalu. Dan jika menonton lagi itu sangatlah pemborosan. Meski tidak meminta pada orangtua, tetap saja tidak bisa menghamburkan uang sesukanya kan?
"Kenapa?" Tanya Shuhei yang melihat wajah kusut Miho.
Dengan malas Miho menolehkan kepalanya. Menatap Shuhei sejenak, lalu mengulurkan tangannya yang tengah menggenggam brosur konser yang Shuhei berikan tadi.
Shuhei mengernyitkan dahinya. Menatap Miho dengan tatapan bingung. Apa maksudnya?"Aku nggak tau mau nonton sama siapa." Ucap Miho mendengus pelan.
"Memangnya kamu nggak punya temen? Ajak temenmu lah." Ucap Shuhei lalu mengarahkan pandangannya kedepan. Mengeluarkan bukunya sebelum sensei masuk.
"Iku yo! (Ayo!)" Ajak Miho.
"Heh? Ore?" Ucap Shuhei menunjuk dirinya sendiri. Wajahnya juga menunjukkan betapa terkejutnya ia.
Miho menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
"Iie. Iie. Iie. (Nggak. Nggak. Nggak.)" Tolak Shuhei dengan menggelengkan kepalanya."Ayolah." Ucap Miho memohon.
"Kenapa harus aku? Aku udah bilang kan, aku nggak suka group itu." Tegas Shuhei.
"Kan kamu yang ngasih brosur ke aku. Ayolah, cuma nemenin doang. Onegai!" Ucap Miho mengatupkan kedua tangannya.
Shuhei berjalan menghampiri Miho dan mengambil kembali brosurnya. "Brosurnya aku ambil. Nggak jadi aku kasih." Ucap Shuhei lalu kembali ke bangkunya.
Mulut Miho sedikit terbuka. Tangannya mengepal. Rasanya ia ingin memukul Shuhei saat itu juga. Dasar menyebalkan. Miho menghela nafas kasar, lalu mengubah posisi duduknya menghadap kedepan saat melihat Sensei memasuki kelas.
<==>
Miho berjalan di trotoar seorang diri, menuju supermarket dimana ia bekerja. Ia terus memikirkan, bersama siapa ia akan pergi ke konser yang akan dilaksanakan akhir pekan ini. Ia ingin mendengar langsung suara Yoh saat bernyanyi secara live dan juga saat berbicara. Ia juga ingin tau siluet Yoh secara langsung.
Miho menghentikan langkahnya begitu tiba didepan supermarket yang sering ia datangi itu. Ia bergegas menuju ruang ganti untuk mengganti seragam sekolahnya dengan seragam supermarket. Setelah itu Miho menuju ketempat kasir untuk melayani para pembeli yang hendak membayar barang belanjaan mereka.
Miho melayani satu persatu pelanggan yang sudah mengantri dengan sangat ramah dan juga senyuman yang terlihat sangat manis. Rambutnya yang diikat ponytail membuatnya terlihat sangat cantik. Miho terpaku saat melihat pelanggan berikutnya. Orang itu melemparkan senyumnya padanya. Miho langsung meraih barang belanjaan orang itu. Ia mulai menghitungnya. Sepertinya orang itu akan mengadakan pesta. Minuman dingin 5 botol, snack 5 bungkus dan lainnya yang juga sebanyak 5 buah.
"¥2150." Ucap Miho memberikan kantong plastik yang berisi belanjaan orang itu diiringi seulas senyuman.
"Arigatou!" Ucap orang itu setelah memberikan uangnya. Ia meraih kantong plastiknya dan berjalan keluar supermarket.
Mata Miho mengikuti gerak tubuh orang itu hingga ia melihat orang itu bertemu dengan Shuhei diluar dan pergi bersama. Benar, orang yang ia layani tadi adalah teman Shuhei yang ia lihat dikantin waktu itu. Apa Shuhei dan teman-temannya mau mengadakan pesta? Mungkinkah Shuhei tinggal disekitar sini?
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys.In.Shadow
ספרות נוערBoys.In.Shadow, sebuah group idol yang tak pernah menunjukkan wujud asli para membernya. Hanya siluet yang terlihat. Funatsu Miho yang awalnya tak menyukai Boys.In.Shadow perlahan mulai tertarik dan mencari tahu siapa Yoh itu sebenarnya.