"Aku tau satu hal sekarang!" Ucap Miho membuat Shuhei mendongak menatapnya.Shuhei menelan ludahnya saat Miho menatapnya dengan tatapan selidik. Mungkinkah, Miho.....
"Kamu sebenarnya suka Boys.In.Shadow kan? Cuma kamu malu untuk mengakuinya." Ucap Miho menatap Shuhei.
Shuhei menatap Miho bingung, tapi detik berikutnya ia tertawa dengan tawa yang terkesan dibuat-buat. "Benar. Aku, aku malu untuk mengakuinya. Dan, cewek yang ngangkat telepon kamu itu teman SMP ku yang suka Boys.In.Shadow. Maafkan aku membohongimu." Ucap Shuhei tersenyum kaku.
Miho menghela nafasnya pelan. Ia mengarahkan pandangannya keluar, memandang pemandangan Odaiba dari ketinggian. Miho menganggukan kepalanya dan mengembangkan senyuman tipis.
<==>
"Apa kamu takut ketinggian?" Tanya Shuhei menoleh kesamping. Saat ini ia tengah tidur diatas rerumputan di sungai Sumida dengan kedua tangannya yang ia jadikan sebagai bantal.
Setelah dari Odaiba, ia dan juga Miho memutuskan untuk pergi ke sungai Sumida.Miho menggelengkan kepalanya. Ia tidaklah takut ketinggian. Kalau ia takut ketinggian, tidak mungkin ia akan sering ke atap. Hanya saja, entah kenapa ia sangat takut naik biang lala. "Aku takut naik biang lala. Entah kenapa, aku nggak tau." Ucap jawab Miho.
Shuhei menganggukkan kepalanya mengerti. Ia kembali menatap langit berbintang. "Kalau ada bintang jatuh seperti malam itu, apa harapanmu tetap sama?" Tanya Shuhei dengan matanya yang tak lepas menatap bintang-bintang yang bersinar di langit.
Miho menatap Shuhei sejenak, setelahnya pandangannya beralih ke langit hitam yang dihiasi cahaya bintang-bintang. Ia mengingat kembali kenangan malam itu. Saat bintang jatuh, ia sangat berharap bisa bertemu dan melihat wajah Yoh. Itu harapannya dan tak berubah sampai sekarang. Ia masih ingin bertemu, bertatap muka dengan Yoh.
"Un.. aku masih sangat ingin bertemu dengan Yoh." Ucap Miho tersemyum lebar.
Shuhei memutar bola matanya malas. Kenapa Miho masih sangat mengharapkan Yoh? Orang yang tak pernah diketahui wajahnya.
"Ano.. kamu liat konser Boys.In.Shadow minggu kemarin kan?" Tanya Miho yang dijawab anggukan kepala malas Shuhei.
"Kamu tau, ternyata Yoh sudah pernah berciuman. Ck, beruntung banget cewek yang diciumnya." Kesal Miho.
"Kamu mau?" Tanya Shuhei.
"Emmm.. kalau Yoh yang melakukannya, aku mau." Ucap Miho kemudian tertawa.
"Oke. Kamu bilang aku mirip Yoh kan? Anggap saja aku Yoh." Ucap Shuhei bersemangat.
"Hee?? Nggak!" Tolak Miho yang mencondongkan tubuhnya kebelakang saat Shuhei mendekatinya.
"Ayolah!" Ucap Shuhei tersenyum lebar.
Plakk.. setelah sekian lama Miho tak memukul dahi Shuhei. Kali ini ia memukulnya lagi.
"Gomen!" Ucap Miho melihat Shuhei kesakitan.
Shuhei membentuk huruf O dengan ibu jari dan jari telunjuknya. Menandakan ia baik-baik saja. Setelahnya senyumnya terkembang. Ia rindu akan pukulan Miho. Dan kini ia mendapatkannya kembali.
"Daijoubu." Lirih Shuhei dengan masih mempertahankan senyum manisnya. Ia mulai terbiasa dengan pukulan Miho. Itu sudah seperti makanan sehari-hari untuknya.
Miho menghela nafasnya, "Aku nggak berharap untuk bisa memiliki Yoh lagi. Seperti yang kamu katakan, itu hanyalah mimpi yang tak akan pernah tercapai." Ucapnya pelan.
"Apa itu artinya kamu berhenti mengidolakan B.I.Shadow?" Tanya Shuhei.
Miho menggelengkan kepalanya. Tidak, ia tidak pernah terpikirkan akan hal itu. "Aku tetap mengidolakannya. Cuma, aku berhenti berharap memiliki Yoh." Ucap Miho lalu tertawa kecil. Ia menundukkan kepalanya dengan senyuman yang terkembang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys.In.Shadow
Teen FictionBoys.In.Shadow, sebuah group idol yang tak pernah menunjukkan wujud asli para membernya. Hanya siluet yang terlihat. Funatsu Miho yang awalnya tak menyukai Boys.In.Shadow perlahan mulai tertarik dan mencari tahu siapa Yoh itu sebenarnya.