Miho menyentuh kertas yang tergeletak diatas mejanya begitu ia sampai di bangkunya. Ia meletakkan tasnya lalu mendudukkan dirinya. Membaca tulisan yang ada pada gambar Yoh yang ia buat itu.
"Kenapa kamu malah menggambarku?" Ucap Miho melihat tulisan pada gambarnya.
Miho seketika memyadarinya. Benar, gambarnya ini malah terlihat mirip dengan Shuhei. Ck.. kenapa bisa ia melakukan itu. Miho mengeluarkan penghapusnya dan menghapus gambar itu. Menghapusnya hingga bersih, tulisan Shuhei pada kertas itu juga ia hapus.
"Kenapa aku malah gambar cowok itu." Gumamnya.
"Karna kamu memikirkanku." Ucap seseorang.
Miho menoleh, dan sesuai dugaanya. Itu memanglah Shuhei. Miho kembali fokus pada kertasnya yang kini mulai bersih dari gambar. Ia tak mau lagi menggambar seperti apa wajah Yoh. Itu sangatlah sulit. Sama sekali tidak ada yang tau ciri-ciri wajahnya seperti apa. Miho mengeluarkan ponselnya, ia membuka web resmi Boys.In.Shadow. Akhir pekan ini konser di Miyagi. Miho ingin menonton konsernya lagi. Tapi jangkaunnya jauh. Ia sangat rindu suara Yoh. Meski setiap hari ia sudah mendengarkan lagunya. Dan katanya, single Hope Step Jump akan dirilis secara resmi akhir pekan ini. Dan akan mulai dijual akhir pekan ini pula. Dapat dipastikan, di konser yang bertempat di Miyagi itu, pasti dihalaman gedung akan dijual CD single terbaru itu. Ia sangat menyukai lagu itu. Ia ingin sekali membelinya.
Miho menyimpan kembali ponselnya. Matanya beralih memandang Shuhei yang saat ini tengah mendengarkan lagu. Sesekali bibirnya bergerak mengikuti liriknya, tapi, tanpa suara. Kini pandangan matanya tertuju pada dahi Shuhei yang sudah tidak tertempel plaster. Shuhei menutupi lukanya dengan rambut depannya yang ditata kesamping.
<==>
"Arigatou Gozaimasu!" Ucap Miho membungkukkan badannya setelah memberikan barang belanjaan pelanggan. Ia kembali berdiri tegak dan mengarahkan pandangannya ke pelanggan berikutnya. Ia cukup terkejut. Bagaimana tidak, itu adalah Shuhei. Miho mengarahkan pandangannya keluar. Tidak ada Ryoga. Itu artinya Shuhei datang seorang diri.
Shuhei menyodorkan keranjang belanjanya yang isinya adalah ice cream semua. Ice cream yang sama dengan yang Miho berikan pada Shuhei kemarin. Miho menatap Shuhei tak percaya. Sungguh, ia tak percaya Shuhei akan membeli ice cream sebanyak itu.
"Semua?" Tanya Miho meyakinkan.
"Un.. aku suka rasanya. Dan teman-temanku juga pasti suka nanti. Sisanya akan aku simpan untuk persediaan. Biar semangat kalau perfom." Ucap Shuhei dengan senyuman manisnya.
"Mau perfom?" Tanya Miho. "Dimana? Kapan? Cover lagu siapa? Aku mau liat!" Ucap Miho bersemangat.
Bukannya menjawab. Shuhei malah menyentil dahi Miho. "Cepat hitung. Apa kamu nggak liat antrian panjang?" Ucap Shuhei menoleh kebelakang.
Benar, antrian memang panjang. Tapi kan, Miho hanya ingin tau dimana group dance cover Shuhei perfom. Ia penasaran dengan aksi Shuhei diatas panggung. Menggunakan kostum yang bagus. Ah, ia jadi benar-benar ingin melihat Shuhei perfom dengan group dance covernya.
"Ck.. malah melamun. Cepat! Atau gratis?" Tanya Shuhei bersiap menyentuh keranjang belanjanya. Tapi, Miho buru-buru menariknya.
"Enak aja. Emang ini tokoku apa." Omel Miho lalu mulai menghitung jumlah harga barang belanjaan Shuhei. Setelahnya Miho memberikan kantong plastik berisi ice cream yang dibeli Shuhei itu. "Arigatou!" Ucapnya.
Shuhei hanya menjawabnya dengan anggukan kepala. Diraihnya kantong plastik itu dan mulai melangkahkan kakinya. Miho menggenggam tangan Shuhei, menahannya sejenak. Ia membuka laci di meja dan mengambil plaster dan menempelkannya pada dahi Shuhei dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys.In.Shadow
Teen FictionBoys.In.Shadow, sebuah group idol yang tak pernah menunjukkan wujud asli para membernya. Hanya siluet yang terlihat. Funatsu Miho yang awalnya tak menyukai Boys.In.Shadow perlahan mulai tertarik dan mencari tahu siapa Yoh itu sebenarnya.