"Yoh?" Ucap Miho memandang Shuhei penuh tanda tanya.
Shuhei menatap Yosei, begitu pula Yosei yang juga menatap Shuhei. Keduanya seolah tengah berbicara melalui tatapan itu. Detik berikutnya Shuhei tersenyum dan mengarahkan pandangannya ke Miho.
"Iya Yoh. Kenapa?" Tanya Shuhei membuat mata Yosei terbuka lebar.
Miho sedikit menggelengkan kepalanya. Ia masih tak mengerti. Kenapa cowok itu memanggil Shuhei dengan Yoh? Kalau tidak salah ingat, cowok itu adalah teman Shuhei yang ia lihat malam itu.
"Kamu pernah bilang suaraku mirip Yoh kan? Karna itu Yosei memanggilku Yoh." Ucap Shuhei seolah mengerti apa yang tengah Miho pikirkan.
"Sou da! (Benar!)" Sahut Yosei. "Kita sering karaoke bareng dan suara Shuchan memang sangat mirip dengan Yoh." Lanjutnya.
"Apa itu nggak berlebihan?" Tanya Miho.
"Hee?" Shuhei dan Yosei mengernyitkan dahinya bingung.
"Meskipun suaranya mirip Yoh. Tapi bukan berarti harus memanggilnya Yoh juga. Lagipula, dia nggak cocok jadi Yoh." Ucap Miho lalu kembali fokus pada kucing yang masih berada dalam gendongannya.
Shuhei menghela nafas lega. Ia tersenyum pada Yosei lalu melangkah memghampiri Miho. "Neko ga suki desuka? (Kamu suka kucing?)" Tanya Shuhei.
"Un. Suki." Jawab Miho mengembangkan senyumnya.
"Kalau gitu, kamu mainan sama kucing. Aku mau tidur." Ucap Shuhei lalu merebahkan tubuhnya tak jauh dari Miho. Dengan salah satu tangannya menutupi matanya yang terpejam.
Miho menatap Shuhei yang saat ini sudah tertidur pulas. Bibirnya memyunggingkan sebuah senyuman. Ia tak tau kalau Shuhei sangat hobi tidur. Ah, tapi Miho masih penasaran. Hari senin waktu itu, Shuhei terlihat sangat kelelahan dan mengantuk, bahkan sampai ketiduran dikelas. Sebenarnya apa yang Shuhei lakukan saat hari libur waktu itu? Apa Shuhei kerja part time?
..
Suasana di cafe sangat tenang. Hanya terdengar suara mesin pembuat kopi dan juga ngeongan kucing. Benar-benar tempat yang sangat nyaman untuk beristirahat. Miho beranjak dari duduknya dan menghampiri Yosei yang tengah membuatkan kopi dan juga teh untuk pelanggan.
"Doushita? Apa ada yang bisa aku bantu? Mau minum teh? Kopi?" Tanya Yosei.
Miho menggelengkan kepalanya sambil tersenyum. "Ano.. Yosei-kun kerja disini?" Tanyanya.
"Ah iie! Ini milik ayahku. Aku hanya tinggal meneruskannya." Jawab Yosei yang terdengar sangat ramah. Miho mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.
Miho mengarahkan pandangannya ke Shuhei yang terlelap. "Ano.. boleh aku tanya sesuatu?" Ucapnya.
"Nanika? (Apa itu?)" Tanya Yosei.
"Waktu itu, Shuhei terlihat sangat lelah dan mengantuk, sampai tertidur dikelas juga. Apa Yosei-kun tau dia kerja apa?" Tanya Miho beralih menatap Yosei.
Yosei tertegun mendengar pertanyaan Miho. Ia sedikit bingung untuk menjawabnya. Ia takut bila ia salah bicara. "Dia bekerja disini." Jawab Yosei.
"Hee? Hontou?" Tanya Miho memastikan.
"Un.." Yosei menganggukkan kepalanya. "Setiap sabtu dan minggu, cafe ini buka 24 jam. Jadi, wajar kalau dia mengantuk. Karna begadang." Jelas Yosei.
"Sou ka!" Miho menghela nafas pelan. Ternyata Shuhei bekerja di cafe temannya. Dan harus selalu begadang di hari libur. Mungkin itu terlihat mudah. Tapi pasti sangat melelahkan.
"Aku kenal dengan Shuchan juga karna dia bekerja disini." Ucap Yosei membuat arah pandang Miho kembali tertuju padanya.
"Naruhodo! (Oh begitu!)" Ucap Miho mengangguk-anggukan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys.In.Shadow
Teen FictionBoys.In.Shadow, sebuah group idol yang tak pernah menunjukkan wujud asli para membernya. Hanya siluet yang terlihat. Funatsu Miho yang awalnya tak menyukai Boys.In.Shadow perlahan mulai tertarik dan mencari tahu siapa Yoh itu sebenarnya.