Insiden yang sama

58 8 0
                                    

Yuri membuka pintu kamar kakaknya yang tak dikunci. Ia melangkah masuk dan kembali menutup pintunya. Ia menghampiri kakaknya yang tengah berada diatas kasur dengan posisi miring.

"Neechan, kita nonton bareng ya konser 3rd anniv Boys.In.Shadow." ucap Yuri sembari melihat koleksi siluet yang dimiliki kakaknya. Yuri memandangi kakaknya yang sedari tadi membelakanginya itu.

"Neechan." Ucap Yuri sedikit menggoyangkan tubuh Miho. Tapi tak mendapat respon apapun.

Yuri mendekat ketubuh kakaknya dan melihat wajah kakaknya yang kini sudah terlelap dengan tangannya yang masih menggenggam ponselnya. Tumben sekali kakaknya tidur lebih awal. Pandangan Yuri beralih ke bantal yang terlihat basah. Yuri menyentuhnya.

"Namida! (Air mata!)" Ucap Yuri yang kembali memandangi wajah terlelap kakaknya. Akhir-akhir ini ia memang tak banyak bicara pada kakaknya. Ia tak tau apa masalah yang dihadapi kakaknya dan membuat kakaknya menangis.

"Neechan, doushita no? (Kakak, apa yang terjadi?)" Lirih Yuri yang tetap memandangi wajah kakaknya.

Yuri sedikit menjauhkan tubuhnya dari sang kakak. Ia menutupi tubuh kakaknya dengan selimut. Lalu beranjak keluar kamar sang kakak.

<==>

Shuhei terlihat sangat serius saat mengerjakan soal-soal sejarah yang ada dihadapannya. Suasana kelas yang biasanya ramai kini terasa sunyi karna semua siswa/i tengah fokus pada soal milik masing-masing. Shuhei beberapa kali menghapus jawabannya dan menggantinya. Ia sedikit kesulitan kali ini. Banyak pilihan yang sulit untuk dipilih. Begitu pula dengan kehidupannya. Shuhei menghela nafas kasar. Kenapa ia harus memikirkan hal itu? Ini bukanlah waktu yang tepat. Ia harus fokus pada soalnya.

Tanpa sengaja Shuhei menjatuhkan pensilnya ke sisi kiri. Ia segera membungkuk untuk mengambilnya. Shuhei mendongak dan matanya menangkap wajah samping Miho. Terlihat sekali Miho sangat serius dalam mengerjakan soalnya.

"Yoshino-san, doushita? (Kenapa?)" Tanya sensei.

"Ah, kore! (Ini!)" Ucap Shuhei menunjukkan pensilnya. "Pensilku jatuh sensei." Ucapnya lagi.

"Kembali ke posisi yang benar." Ucap sensei.

"Hai." Ucap Shuhei lalu segera memposisikan duduknya dengan benar.

Ia melirik Miho sejenak. Miho tetap fokus pada soalnya. Ia menghela nafas pelan, tangannya yang memegang pensil kembali bekerja untuk menulis jawaban.

"Kuso!" Umpat Shuhei saat mata pensilnya patah. Ia mengganti pensilnya dengan yang lain dan kembali melanjutkan menjawab soal-soal yang masih banyak itu, atau ia akan kehabisan waktu.

Tak lama setelah itu, waktu mengerjakan habis. Dan sialnya, Shuhei belum selesai mengerjakan soalnya. Ada 5 soal yang belum ia jawab. Tapi apa daya, sensei sudah meminta semuanya untuk meletakkan pensil masing-masing. Shuhei hanya bisa pasrah dengan hasil kali ini.

~

Rambut hitam kecoklatan Miho terhempas angin dan membuatnya beterbangan. Saat ini ia tengah berada di atap seorang diri. Dia ingat saat ia memukul dahi Shuhei yang sakit ditempat ini. Ia juga ingat saat Shuhei bernyanyi untuknya. Walau ia yang memintanya. Samar-samar Miho mendengar suara tawa Shuhei. Ia berjalan ketepi atap dan melihat kebawah. Benar, itu suara Shuhei yang tengah bermain bola dengan beberapa siswa dari kelas lain. Ada Ryoga juga disana.
Miho mengeluarkan ponselnya, ia membuka daftar kontaknya. Memandangi sedikit lebih lama salah satu nama diantara sekian banyak nomor di kontaknya.

~

Shuhei berhenti berlari saat merasakan ponsel didalam sakunya bergetar. Ia merogoh sakunya untuk mengambil ponselnya. Seketika ia terpaku saat mengetahui siapa yang menghubunginya.

Boys.In.ShadowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang