Shuhei mengurungkan niatnya untuk menutup pintu ruangan saat kedua bola matanya menangkap benda putih tergeletak di lantai. Tepat didekat kakinya. Ia membungkuk untuk mengambil secarik kertas yang tergeletak di lantai itu. Setelah itu ia membuka lipatan kertas itu hingga memunculkan tulisan.
"Iru no ka? (Ada?)" Tanya Ryoga menghampiri Shuhei yang masih terdiam membaca tulisan pada kertas itu. "Yoshino, doushita? (Kenapa?)" Tanya Ryoga lagi.
<==>
Sepi, itu yang Miho rasakan di dalam kelas. Ia memandang ke luar jendela kelas yang terbuka. Melihat para siswa/i lain yang masih asik berlomba. Festival olahraga memang belum berakhir hari ini. Mungkin akan sampai sore. Hembusan angin siang itu masuk kedalam kelas melalui jendela kelas yang terbuka. Menerpa wajah dan juga rambut Miho yang sedari tadi hanya terdiam. Sejujurnya, ia sangat sulit untuk bersosialisasi. Sejak kecil, ia sulit untuk mendapatkan teman. Itulah kenapa, saat ia bisa berteman dengan Shuhei, ia tak mau kehilangan Shuhei. Tapi, apa hanya karna alasan itu?
Miho membalikkan badannya dan menyandarkan tubuhnya pada dinding. Ia memasang headset ditelinganya. Memutar lagu yang akan menemaninya yang sendirian didalam kelas. Tangannya terulur mengambil kertas putih yang sudah ia gambari wajah Yoh waktu itu. Tentu hanya imajinasinya, karna ia belum tau wajah Yoh.
'Hitori de iru no ga ichiban rakudatta
Menyendiri adalah hal yang paling mudahDareka to issho ni iru to
Dan saat bersama dengan orang lainBoku wa boku janai
Aku merasa bukan dirikuChiisai koro kara buranko ga suki de
Sejak kecil, aku menyukai ayunanShiisoo ni notte iru toki wa
Terkadang juga bermain jungkat-jungkitTada aite ni awaseta
Hanya untuk menemukan teman'Miho tersenyum tipis saat memorynya kembali memutar kenangan masa kecilnya. Hampir setiap hari ia pergi ke taman bermain. Tapi tetap sulit baginya untuk menemukan seorang teman. Bukan karna tak ada yang mau berteman dengannya. Hanya, karna dirinya yang terlalu pemalu dulu. Dan juga karna dirinya yang selalu bersikap seenaknya. Membuat teman-temannya perlahan meninggalkan dirinya. Saat tumbuh dewasa pun, dirinya tak banyak berubah. Ia tetap bersikap semaunya. Ia tak bisa menghilangkan sifat buruknya itu.
'Kidzukeba kimi wa itsunomanika
Entah kenapa kamu tiba-tiba sajaBoku no sugu chikaku ni iru no ni
Langsung berada didekat kuBoku wa boku rashiku sou futsuu de irareru no wa naze darou?
Karna itu aku dapat menjadi diriku yang biasanya, entah mengapa?Sore ga koi to shitte shimatta nara
Jika itu adalah yang disebut cintaKonna shizen ni hanasenaku naru yo
Maka aku takkan bisa bicara dengan lancarDakara bokutachi wa nitamono doushi
Karena itu kita adalah orang yang miripKi no au tomodachida to omotteru
Aku merasa bertemu dengan teman yang cocok'Saat ia bertemu dengan Shuhei. Ia bisa menjadi dirinya sendiri. Meski terkadang Shuhei terlihat kesal, namun Shuhei tak pernah memintanya untuk merubah sikapnya itu. Dengan segala keegoisannya, Shuhei tetap mau berada didekatnya. Miho kembali tersenyum tipis bahkan sedikit tertawa kecil. Hingga tiba-tiba saja ia dan Shuhei harus memiliki jarak karna suatu hal yang sepele. Karnanya, karna keegoisannya. Karna sikapnya yang seenaknya sendiri.
'Me no mae ni wo itsumo hinto ga ari
Dihadapanku selalu saja ada petunjukMagire mo nai koko no kotae ga aru
Ada jawaban atas masa lalu yang tak jelas
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys.In.Shadow
أدب المراهقينBoys.In.Shadow, sebuah group idol yang tak pernah menunjukkan wujud asli para membernya. Hanya siluet yang terlihat. Funatsu Miho yang awalnya tak menyukai Boys.In.Shadow perlahan mulai tertarik dan mencari tahu siapa Yoh itu sebenarnya.