1

42.6K 1.5K 47
                                    

"Ayyyy!"

Panggilan khas dari seorang gadis cantik nan mungil menggema di sebuah kamar. Adara Prillyta yang kerap disapa Dara menghentikan kakinya dan berusaha membangunkan sahabat kecilnya Anaya Latifa.

"Ay! Demi Neptunus berubah jadi Pluto!! Lo mau sampai kapan tidur kaya gitu sih Ay?" omel Dara seperti ibu yang membangunkan anaknya.

"Berisik banget sih!" bukannya bangun, tapi Aya kembali menaikan selimutnya hingga kepalanya.

"Mimpi apaan gue punya sahabat kaya begini banget!!" omel Dara frustasi. "Bangun ngga lo kebo sawah?"

Memang sedari SMP Dara dan Aya selalu tinggal serumah, di karenakan kedua orang tua mereka tinggal di luar negeri. Sedangkan mereka enggan ikut pindah dengan orang tuanya.

Hingga saat ini, mereka sekolah di SMA yang sama, keduanya seperti saudara. Selalu bersama-sama, namun tidak jarang mereka akan adu mulut. Sifat dan kepribadian mereka yang bertolak belakang membuat mereka saling melengkapi.

Dara terkesan rajin, cuek tapi cerewet sedangkan Aya pemalas, doyan tidur namun sama-sama cerewet. Keduanya bagaikan perangko dan amplop selalu bersama.

"Aayyy, ayo bangun. Apa mau gue siram? Lo lupa kita mau lari pagi?" tanya Dara sambil mengguncang badan Aya.

"Aduuuhh, apa sih Ra? Sekali aja lo ngga ganggu tidur nya inces, bisa ngga sih?"

"Inces inces ngeces. Udah bangun cepetan! Ngga pake lama!"

Aya memutar bola matanya malas, "Lima menit lagi deh Ra, pelis yaah yaah. Lo ngga liat mata gue udah menandakan mata lelah?" mohon Aya.

"Kaga ada lima menit lima menitan, buat lo lima menit itu sama aja kaya satu jam! Cepet bangun, atau gue lapor sama nyokap lo biar uang jajan lo di setop?" ancam Dara dan berhasil membuat Aya terduduk.

"Sue lu, bisa nya main ancam-ancam segala. Dasar cebong parit!" gerutu Aya.

"Serah gue lah. Udah sono mandi, udah gitu kita ke taman komplek. Katanya lo mau cuci mata."

"Oh iya gue lupa, pinter bener dah cebong kesayangan gue. Ya udah gue mandi dulu udah gitu kita ke Taman komplek ya," ujar Aya semangat. Bukan karena lari pagi yang membuat ia semangat, tetapi cowo-cowo komplek yang membuat ia semangat karena di hari minggu pasti banyak cowo cakep yang lari pagi di Taman itu.

"Kalo urusan cowo aja semangat, dasar kebo sawah." Dara terus mendumel sambil membereskan ranjang milik Ay.

***

Taman Komplek

Dara dan Aya sudah berada di Taman itu. Benar adanya, jika hari minggu seperti ini banyak cowo-cowo cakep yang sedang jogging.

Untuk Dara, hal itu tidak menarik sama sekali. Karena untuk urusan cowo, ia memang terkesan cuek. Berbanding terbalik dengan Aya yang terkesan agresif kepada cowo.

"Heh cebong parit, udahan napa sih lari nya? Asli gue cape," keluh Aya dengan nafasnya yang tersengal.

Dara berhenti dan menoleh sahabatnya, "Heh kebo sawah, baru aja dua putaran lo udah cape. Gimana badan lo mau sehat sih? Udah ayo lanjut lari nya."

"Aaah Ra, asli gue cape. Jalan kaki ajalah. Lo mau bikin gue pingsan? Pingsan nih ya pingsan," oceh Aya sambil berpura-pura memejamkan mata.

"Alah lebay lo. Silahkan aja kalo lo mau pingsan. Paling gue tinggal," jawab Dara setelah menoyor kepala Aya.

"Kejaammm..." Ay merajuk sambil memonyongkan bibir nya.

"Jangan ampe lo keluarin suara rombeng lo di Taman ini ya Ay. Lo mau bikin pengunjung sini mati berdiri karena suara lo?" tanya Dara mendelik ke arah Aya.

Aya menggerutu tak jelas dan mengekori Dara yang berlari pelan di depannya. Aya yang tidak melihat jalan, membuat kaki kanan nya tersandung batu. Namun belum sempat terjatuh, sebuah tangan menahan Aya.

Aya melihat sosok yang menolongnya tanpa berkedip. Sungguh tampan ciptaan Mu Tuhan. Batin Aya berbicara.

"Ekhem." Dara berdehem dan seketika membuat keduanya tersadar.

"Demi langit dan bumi, makasih ya cogan. Udah nolongin gue," ucap Aya tersenyum genit.

Pria yang menolong Aya akhirnya melepaskan genggamannya. Dan seketika Aya jatuh ke tanah. Mata Dara membulat sempurna dan tawa menggelegar terdengar oleh Aya dan pria di hadapannya.

"Mampuss lu Ay, ganjen sih lo," ledek Dara sambil terus tertawa.

"Kampret lo, bukan nya bantuin malah asik ketawa!" Aya mendengus kesal.

"Sorry, gue duluan," sahut pria itu.

Belum sempat pria itu melangkah, Aya bangun dan menahan pria itu dengan suaranya.

"Mau kemana bang? Bukannya bantu inces. Sakit nih bang," keluh Aya membuat Dara merinding.

"Hoooy Ja, kenapa lo masih disini?" teriak pria satunya yang berada di belakang pria yang menolong Aya tadi.

"Biasa Li, ada insiden kecil. Ya udah kita lanjut lari lagi."

"Eeh bentar, buset ada dua bidadari cantik disini. Hay gue Ali. Tepatnya Alifano Praditya," ucap pria yang bernama Ali.

"Li, apaan sih malah kenalan. Kebiasaan banget lo," pria yang berada di samping Ali berbisik.

"Aduhayyy, aduh tampannya. Membuat hatiku berdebar-debar." Aya bernyanyi sambil mengedipkan matanya.

"Ay, lo jangan buat gue malu ya. Bisa anggun sedikit kaga sih lu?" Dara berbisik di telinga Aya.

"Eh Ra, lo bego apa oon sih? Liat noh dua cogan depan kita, ganteng banget kan?"

"Kebiasaan lu, kaga bisa liat cowo cakepan dikit."

Aya tidak menggubris perkataan Dara. Ia lebih memilih tebar pesona pada dua pria tampan di hadapannya.

"Hay Alifano, gue Anaya Latifa. Lo bisa panggil gue inces bala-bala. Eh btw anyway busway, temen lo siapa namanya?" Aya menaik turunkan kedua alisnya.

Belum sempat Ali membalas perkataan Aya, Dara lebih dulu menarik tangan Aya dan pergi meninggalkan kedua cowok tampan itu.

"Adudududuh sakit Ra. Elah lo pikir gue kambing main seret-seret aja," omel Aya.

"Gimana gue ngga nyeret lo, kelakuan lo minus gitu. Tengsin gue sama kedua cowo itu kalo kelakuan lo kaya begitu," tukas Dara sebal.

"Heh cebong parit. Lo kan udah tau, gue kaya begini udah dari orok."

"Iyee, gue tau lo emang rada-rada. Salah apaan ya gue bisa punya sahabat kaya lo," keluh Dara sambil menepuk jidatnya.

"Salah bunda mengandung!"

"Aya, lo bener-bener ya. Minta gue racun kayanya."

"Pake sianida ye, Ra?"

"Bukan!"

"Lah terus pake paan?"

"Baygon!"

"Asem lu!"

"Gue manis!"

"Gula kali!"

"Gue madu."

"Serah elu dah Ra!"

Begitulah Dara dan Aya. Pertengkaran-pertengkaran kecil selalu menemani mereka.namun begitu keduanya saling menyayangi satu sama lain.

***

Gimana sama chapter satu nya?

Gaje? Emang.

Kaga menarik? Bodo.

Biasa aja? Egp.

Ngga asik? Terserah.

Mau next? Oke gue lanjut hahahhaha....

Cerita Cinta SMA {CCS Sesi 1}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang