Jilid 13 : Berantakan

3.4K 45 1
                                    

Rambut yang menempel di kepala Blo'on itu atas usul kakek Kerbau Putih, dilekatkan dengan bubur. Memang setelah bubur itu kering, dapat juga rambut palsu itu melekat di kepala Blo'on.
Tetapi karena air panas dalam ember itu tumpah. maka sebagaian ada yang mencurah ke kepala Blo'on. Sebenarnya, setelah bubur kering itu terkena air, rambut palsu Blo'on sudah mulai copot dari gundulnya. Apalagi karena kesakitan, Blo'on berjingkrak-jingkrak dan lari seperti orang gila. Rambut palsu itupun terus saja meluncur jatuh ke lantai.

Ketika Kim-lian berteriak kaget, Blo'onpun ikut terkejut juga. Seketika ia menyadari apa yang terjadi. Dirabahnya kepala, hai. rambutnya sudah hilang, hanya tinggal gundulnya saja.
"Celaka," Blo'on mengeluh, "aku pasti ketahuan kalau memalsu jadi bujang Ah-moy".
Cepat ia mencari rambut palsunya. Dan setelah ketemu, terus dipakainya lagi. Karena ketegangan itu. ia sampai lupa pada kepalanya yang tersiram air panas.
Kemudian ia mengambil ember yang terguling di lantai, terus hendak melangkah keluar.
"Tunggu!" sekali ayunkan tubuh, Kim-lian pun sudah menghadang di ambang pintu.
"Eh, bukankah nona suruh aku memberi sedikit air dingin pada air panas ini ?"
'Tutup mulutmu !" bentak Kim-lian. Ia benar mendongkol sekali karena dikira tak tahu akan penyamaran Blo'on. Dan juga jawaban Blo'on itu menjengkelkan sekali. Bukankah ember sudah jatuh dan air panas sudah menumpati ke lantai Apunya yang akan d.Lambah air dingin ?
"Siapa engkau !" bentak Kim-lian pula dengan deliki mata.
Tetapi Blo'on tak menyahut.
"Bangsat, mengapa engkau tak menyahut" damprat Kim lian makin marah.
Tetap Blo'on tak menyahut,
Plak . . . tiba-tiba dengan gerakan yang cepat sekali, tangan nona itu menampar pipi Blo'on lagi. Karena terkejut, Blo'on goncangkan kepala dan rambut palsunya kembali jatuh ke lantai.
"Uh, rambut celaka, mengapa engkau jatuh saja ?" gumam Blo'on seraya menjemput rambut itu terus dipasang di kepalanya lagi.
"Hayo, engkau mau mengaku atau tidak! Kalau tetap membisu saja, tentu kubunuh engkau !" gertak Kim-lian dengan bengis
"Huh, bukankah nona tadi suruh aku tutup mulut ? Mengapa sekarang suruh aku mengaku ?" balas Blo'on. .
Merah muka Kim-lian. Hatinya seperti digelitik hendak meledak.
"Bicara ? Siapa engkau ini ?" bentaknya.
"Aku ? Masakan nona tak kenal ? Bukankah aku ini si Ah-moay ?"
"Bangsat, engkau bukan Ah-moay !"
"Siapa bangsat itu ? Aku ? Ah, bagaimana seorang bujang perempuan dapat menjadi bangsat"
Duk . . . karena tak kuat menahan kemarahan Kim-lian menghantam dada Blo'on. Blo'on tersurut mundur selangkah tetapi nona itupun terpental mundur selangkah juga.
Nona itu terlongong heran. Ketika tinjunya mengenai dada Blo'on, ia merasa dada orang itu memancarkan tenaga-membal yang kuat sehingga tangannya terpental kebelakang.
Memang nona itu tak tahu bahwa sebenarnya tubuh Blo'on itu mengandung tenaga-dalam yang aneh. Makan rumput Kumis-naga, minum darah Ki-liu dan mendapat saluran tenaga-dalam panas dingin dari kedua kakek Lo Kun dan kakek Kerbau Putih, menjadi tubuh Blo'on sebuah tubuh yang penuh dengan tenaga dalam. Sayang anak itu tak tahu bagaimana mengembangkan tenaga dalamnya.

Tetapi ada suatu keanehan pada tubuh Blo'on. Walaupun ia tak dapat mengembangkan tenaga-dalamnya, namun tenaga-dalam itu setiap saat akan memancar sendiri manakala tubuhnya di pukul orang. Itulah sebabnya maka Kim-lian teribentur oleh suatu pancaran tenaga-dalam yang mementalkan tinjunya.
'"Engkau bukan Ah-moay, tetapi seorang penjahat yang menyelundup kedalam lembah ini dan menyaru jadi Ah-moy !" seru Kim-lian.
"Bukan, aku bukan seorang penjahat!" bantah Blo'on. "aku orang biasa, aku Ah-moy . . "
"Hm. engkau masih berani mengaku Ah-moay ? Rambutmu itu jelas rambut palsu. Cobalah engkau copot, tentu engkau berobah menjadi seorang lelaki yang berkepala gundul !"
"Eh, apakah benar begitu ?" masih Blo'on menegas.
Karena dadanya terasa sesak terhimpit kemarahan, Kim-lian hanya menyahut singkat : "Ya!"
"Celaka, kalau begitu kakek Kerbau Putih itu yang membikin malu aku" seru Blo'on mengoceh sendiri.
Kim-lian tercengang. Ia tak mengerti apa yang dikatakan Blo'on tentang kakek Kerbau Putih itu. la tak tahu mengapa seekor kerbau putih disebui sebut sebagai kakek.
"Hai, apakah engkau ini bangsa siluman ?" teriak Kim-lian.
"Siluman? Apakah siluman itu? " Blo'on balas bertanya.
"Siluman ialah mahluk yang dapat berganti rupa. Ular yang bertapa sampai ribuan tahun dapat berganti menjadi manusia atau apa saja yang dikehendaki. Kerbau juga begitu. Bukankah engkau tadi mengoceh tentang kakek Kerbau Putih ? Kalau seekor kerbau putih bisa menjadi kakek, dia tentu siluman."
"O," desuh Blo'on, "kalau begitu nanti akan kutanyakan pada kakek Kerbau Putih, apakah dia itu bangsa siluman atau bukan."
"Dan engkau tentu juga siluman !" bentak Kim-lian.
"Tidak! Aku bukan siluman, aku manusia biasa. Aku seorang bujang perempuan yang bernama Ah-moy."
Karena tak kuat menahan kemarahannya, Kim lian terus loncat menerjang. Blo'on terkejut dan menghindar ke samping.
Trang . . . ember diatas kepalanya itupun meluncur jatuh dan kebetulan tepat menjatuhi kepala Kim-lian. Dan celakanya, ember itu tepat sekali menelungkupi kepala si nona sehingga nona itu menjerit jerit kesakitan.
Ternyata dalam ember itu masih ada sedikit sisa air panas. Dan air panas itu mengucur kemuka si nona. Nona itu menjerit-jerit kesakitan sekali. Ia berusaha hendak membuka ember tetapi karena ingin buru-buru dan mukanya seperti diselomoti api, sesaat nona itu tak dapat membuka ember yang rnenutup kepalanya itu.
"Celaka, mengapa nona itu tak mau cepat membuka ember?" seru Blo'on ikut bingung. Cepat ia menghampiri ketempat Kim-lian lalu membantu untuk melepaskan ember itu.

Pendekar Blo'onTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang