Jilid 5 : Sepasang Harimau

4.5K 69 1
                                    

Aummm!
Bermula Blo'on menyangka bahwa dengan menjadi harimau gadungan itu tentu takkan memakannya. Dan tenanglah ia.
Tetapi ketika harimau itu masuk kedalam rumah dan mengaum dahsyat, serasa tergetarlah genteng-genteng atap karena gema suara raja hutan itu. Sedemikian keras dan dahsyat sehingga jantung Blo' on hampir copot. Ia tak pernah menyangka kalau seekor harimau itu ternyata sedemikian perkasanya.

Aum . . . karena takut, iapun mengaum menirukan suara si raja hutan dan terus loncat keluar dari jendela. Ah, ia terkejut sendiri ketika tubuhnya berhasil menerobos lubang jendela, terus meluncur keluar halaman, bum.
Rasa takut dan ngeri melihat harimau yang begitu seram, membuat Blo'on lupa segala. Lupa apakah ia mampu melompat keluar dari lubang jendela, lupa bagaimana andaikata ia nanti jatuh keluar. Lupa akan rencananya bahwa setelah menjadi 'harimau gadungan' harimau yang aseli itu tentu takkan memakannya. Pendek kata, karena pikirannya hilang semangatnya buyar, ia terus loncat saja keluar jendela.

Harimau heran mengapa kawannya itu malah melarikan diri. Binatang itupun segera loncat menerobos lubang jendela. Dilihatnya harimau Blo'on masih mendekam ditanah. Rupanya karena terbanting ditanah, kepala Blo'on pusing, mata berkunang-kunang sehingga untuk beberapa saat ia tetap rebah tengkurap ditanah.
Demi mendengar harimau loncat keluar dari jendela mengejarnya, Blo'on terkejut dan serentak ia terus loncat bangun lalu . . . lari.
Apabila ia lari dengan merangkak, itu masih dapat dimaklumi. Tetapi si Blo'on lari seperti orang biasa. Dia lupa kalau saat itu dirinya menjadi seekor harimau.
Diluar dugaan, harimau tertegun. Rupanya binatang itu heran mengapa kawannya mendadak dapat berdiri dan lari. Sesait kemudian binatang itupun terus loncat mengejar.
Blo'on lari dan lari sekuat-kuatnya. Tetapi ketika ia berpaling ke belakang, dilihatnya harimau makin dekat dibelakangnya.
Aummm . . . harimau mengaum dan karena kejutnya, Blo'on terpelanting jatuh mencium tanah. Ia pejamkan mata menunggu dirinya dimakan si-raja hutan. Tetapi sampai beberapa saat, ia merasa masih selamat. Buru-Buru ia
membuka mat-a. Melalui mata dari kulit harimau yang
dipakainya itu, ia melihat harimau masih berada dihadapan-
nya.
Baru Blo'on hendak menarik napas legah tiba-tiba harimau itu maju menghampiri dan . . .
"Mati aku "Blo'on menjerit dalam hati ketika harimau itu ngangakan mulutnya, tepat dimukanya. la terpaksa pejamkan mata lagi menunggu kematian
"Uh, uh, uh . . ." tiba-tiba ia mendesuh-desuh ketika merasa
kepalanya berayun - ayun maju mundur. Ketika membuka mata, ia melihat tubuh harimau itu merapat sekali kepadanya.
Dan ketika ia berusaha untuk memandang keatas ternyata harimau itu tengah menjilati kepalanya.
Hampir ia menjerit keras. Untung ia teringat kalau saat itu kepalanya terbungkus dengan kulit kepala harimau. Apabila tidak, tentu kulit gundulnya sudah terkelupas ke dalam mulut harimau.
"Auff, auff ..." tiba-tiba pula ia mendesuh-desuh ketika tiba-tiba harimau itu menjilati mukanya.
Haa . . haaa . . . hasyingngng . . . !

Bau mulut harimau yang memuakkan dan kumisnya yang menusuk kehidungnya, benar-benar menggelitik sekali. Beberapa kali ia berusaha untuk menahan jangan sampai berbangkis namun karena ia tak dapat menggunakan tangan untuk mendekap hidung, akhirnya ia berbangkis juga dengan keras.
Harimau terkejut dan loncat kebelakang, memandang harimau Blo'on lalu menghampiri lagi. Blo'on bingung. Kalau ia diam saja, harimau itu tentu akan menjilati mukanya lagi dan ia tentu akan berbangkit lagi.
Ternyata kulit harimau yang dikenakan si Blo'on itu adalah
Dari harimau betina. Dan harimau yang dating itu
harimau jantan. Sudah beberapa waktu harimau jantan mengamuk dan berkeliaran kemana-mana untuk mencari harimau betina yang hilang. Hilang yang dibunuh Him Pa. Sekarang harimau itu telah menemukan betinanya. Sudah tentu ia rindu sekali. Dijilat-jilatinya kepala, jidat dan muka sang betina dengan mesra. Mesra bagi si harimau jantan tetapi celaka bagi si Blo'on. Ia benar-benar tersiksa karena menyaru menjadi harimau itu. Walaupun harimau jantan itu tak memakannya, tetapi ia benar-benar sebal dan muak karena selalu diciumi dan dijilati harimau itu.
Akhirnya karena bingung dan jengkel, iapun berbangkit lalu mengaum menirukan suara harimau jantan tadi : "Aummm .. "
Ketika harimau jantan menjilati mukanya, Blo'on yang
terpaksa jadi harimau gadungan, hampir muntah. Dan ketika
kumis harimau jantan menggelitik hidungnya, Blo'onpun
berbangkis sekuat-kuatnya
Blo'on terus hendak berbangkit dan lari ke dalam pondok.
"Uh . . ," tiba-tiba mendekam lagi karena teringat kalau dirinya
masih menjadi harimau. Setelah itu ia merangkak ke pintu pondok.
Tiba-Tiba harimau loncat menerkamnya sehingga ia jatuh
terguling-guling. Harimau menghampirinya lalu menjilati kepala dan mukanya lagi dengan mesra.
"Uh, apa-apaan ini ?" Blo'on menggerutu dalam hati. Ia tak tahu mengapa harimau itu selalu menjilati kepala dan mukanya saja. Karena muak dan jengkel, ia mengaum lagi,
aummm
Harimau itu terkejut, loncat kebelakang. Tetapi ketika melihat Blo'on merangkak kearah pintu, binatang itu loncat
menerkamnya lagi. Dan setelah Blo'on jatuh berguling-guling, binatang itu menjilat-jilat kepala dan mukanya lagi.
Karena terulang beberapa kali, akhirnya timbullah pikiran Blo'on : "Apakah dia melarang aku masuk kedalam pondok ?"
"Celaka !"' kembali Blo'on menjerit dalam hati, "apakah dia
hendak membawa aku pulang ke rumahnya . . . ?" Blo'on benar-benar bingung setengah mati. Gara-Gara memakai kulit harimau, sekarang benar-benar ia harus menjadi harimau.
"Kurang ajar, kemanakah batang hidungnya Him Pa
sipemburu itu ?" ia mengomel penasaran. Ia tak menyadari
bahwa apabila tak memakai kulit harimau itu, dia tentu sudah tertangkap Beruang-sakti Han Tiong. Atau, dia tentu sudah dimakan harimau itu.
Karena tiada lain pilihan, akhirnya. Blo'on terpaksa lepaskan usahanya meloloskan diri. Dia memutuskan untuk ikut pada harimau itu. Nanti apabiia mendapat kesempatan," ia hendak lari atau kalau perlu, mengadu jiwa dengan raja hutan itu.

Pendekar Blo'onTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang