Pemuda yang kehilangan pikirannya itu memang kasihan sekali. Ia tidur, bangun dan mendapatkan dirinya dalam keadaan yang serba aneh. Berada dalam sebuah guha yang tak diketahui namanya, mencekal kerangka pedang dan berteman dengan seorang mayat yang berlumuran darah dan punggungnya berhias pedang Lalu muncul dua orang muda mudi. Si pemudi menubruk tubuh mayat itu dan si pemuda terus loncat menyerang dia . . .
Pemuda blo'on itu masih terlongong-longong-Tetapi ketika sinar ujung pedang memancar menyilaukan matanya, tiba2 ia menyadari kalau dirinya terancam maut. Walaupun pikirannya hampa, tetapi ia masih mempunyai naluri. Naluri sebagai manusia yang akan berusaha menyelamatkan diri apabila terancam bahaya.
Cepat ia gerakkan kerangka pedang untuk menangkis seraya loncat menghindar kesamping. Tring, ujung pedang si Rajawali-mata-biru tersiak dan pemuda yang hendak dibunuhnya itupun dapat meloloskan diri.
"Ho, kiranya engkau hebat juga !" seru si Rajawali-mata-biru seraya berputar tubuh menghadaJ kearah pemuda blo'on itu.
"Aku tidak membunuh orang itu!" teriak pemuda blo'on itu.Karena tangkisan kerangka pedang tadi dapat menyiakkan ujung pedangnya, si Rajawali-mata-biru terkejut. Diam2 ia menduga kalau pemuda itu tentu hebat ilmu silatnya. Maka ia hentikan serangannya dan hendak menyelidiki dulu siapakah pemuda pembunuh suhunya itu.
"Siapa engkau !" bentaknya
"Aku ? Entah, aku sendiri tak tahu . . . "
"jangan gila-gilaan, katakan namamu!" bentak si Rajawali-mata-biru makin geram.
"Nama? Aku sendiri tak tahu siapa namaku"
"Apa engkau gila ?"
"Tidak, eh, ya . .eh, apakah maksudnya gila ?"
Walaupun mendongkol tetapi si Rajawali mata-biru terpaksa menerangkan : "Gila ialah pikirannva tidak waras."
"O . . ," desus pemuda blo'on, "apakah kalau orang tak tahu namanya sendiri itu juga orang gila ?"
""Ya, gila yang paling gila "
'"O, kalau begitu aku ini tentu gila," teriak pemuda blo'on itu."
"Hm, kalau engkau tetap hendak mempermainkan aku, tentu kupotong lehermu!" si Rajawali-mata-biru deliki mata.
"Idih . . . , " pemuda blo'on itu mendesis seram, "jangan memandang aku begitu rupa "
"Engkau takut ? Mengapa ?"
"Matamu biru, seperti ... "
"Seperti apa ?
"Seperti . . . seperti, eh. mengapa aku tak ingat ? seperti apa, aku sendiri tak tahu."
"Tutup mulutmu !" bentak si Rajawali-mata-biru, "siapa nama suhumu ?-"
"Suhu ? Apa suhu itu ?" kembali pemuda blo'on itu mengerut dahi.
"Suhu ialah guru yang mengajarkan engkau ilmu silat."
"O" desus pemuda blo'on,, "eh, ilmusilat? Tetapi aku tak mengerti ilmusilat. Apakah ilmusilat?"Hampir meledak perut si Rajawali-mata-biru karena mendengar ocehan si blo'on yang kegila-gilaan itu. Namun karena ia perlu mengetahui nama perguruannya agar kelak dapat meminta pertanggungan jawab kepada ketua perguruannya itu, terpaksa ia tahankan kemarahannya.
"Tadi aku menusukmu dan engkau dapat menangkis lalu menghindar. Gerakanmu itu disebut ilmu silat, ilmu untuk bela diri, pun untuk berkelahi. Bukankah engkau pandai ilmusilat ?"
"Ha, ha, ha, ha ... " tiba2 blo'on tertawa gelak2, "kalau gerakan begitu disebut ilmusilat, aku memang bisa. Tetapi gerakanku tadi hanya untuk menyingkir dari ujung pedangmu. Aku tak mengert kalau gerakan itu disebut ilmusilat".
"Jangan ngoceh, lekas katakan siapa suhumu?"
"Entah, aku tak punya suhu."
"Eh, bung, engkau ini orang atau setan!" tiba2 si dara Walet-kuning menghampiri dan mendamprat!
"Entahlah. Aku sendiri juga bingung. Sungguh mati, aku memang tak tahu-apa2. Pikiranku kosong melompong ... "
"Mengapa engkau membunuh suhuku?" tukas si Walet-kuning pula."Aduh, ampun nona," si blo'on mengelus dada, "aku benar2 tak membunuh suhumu. Aku sendiri tak mengerti mengapa aku berada disini."
"Dari mana engkau sebelumnya."
"Eh . . , " si blo'on garuk2 kepala, "ya, benar dari mana saja aku sebelum berada disini Ah, celaka, mengapa aku tak ingat apa2 lagi . ."
"Kalau bukan engkau yang membunuh, mengapa kerangka pedang itu berada dalam tangan dan pedangnya tertancap dipunggung suhuku" desak Walet-kuning
"Hai, sekarang aku tahu namaku" bukan jawab pertanyaan tetapi blo'on itu malah berteriak semaunya sendiri.
"Siapa ?" seru dara itu yang tanpa disadari ikut terhanyut dalam gelombang ke-blo'onan.
"Wan-ong-kiam !"
Walet-kuning terkejut, hampir tertawa tetapi cepat menyengir : "Jangan gila-gilaan ! Engkau tahu apa artinya Wan-ong-kiam itu ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pendekar Blo'on
De Todo"Hai, sekarang aku tahu namaku!" bukan jawab pertanyaan tetapi blo'on itu malah berteriak semaunya sendiri. "Siapa?" seru dara itu yang tanpa disadari ikut terhanyut dalam gelombang keblo'onan. "Wan-ong-kiam !" Walet Kuning terkejut, hampir tertawa...