Jilid 14 : Suka Duka

3.8K 48 0
                                    

Sejenak kakek Kerbau Putih tertegun mendengar nama tongkat yang aneh itu. Tetapi ia tak gentar.
"Seribu iblis menangis, sejuta iblis meringis aku tak peduli. Pokok engkau pergi dan jangan mengganggu gadis2 disini !" teriaknya.
Orang Thian su-kau itu terbeliak: "Mengapa? Apakah engkau juga anakbuah Partai Melati ?"
"Bukan." sahut kakek Kerbau Putih, "tetapi diantara nona2 cantik itu terdapatlah kekasihku..."
Mendengar ucapannya itu, tertawalah orang Thian-su-kau gelak2. Kini ia makin mendapat kesan jelas bahwa kakek rambut putih yang dihadapinya itu seorang kakek linglung.
"Engkau mempunyai kekasih disini ? Ha, ha" seru orang Thian-su-kau itu bergelak tawa.
"Jangan banyak bicara, engkau mau pergi atau tidak !" bentak kakek Kerbau Putih dengan keras.

"Hrn, kalau engkau sanggup menampung tangis dari seribu iblis dalam tongkatku ini, barulah aku mau angkat kaki !"
"Hm baiklah," orang itu segera menutup kata-katanya dengan memutar tongkatnya ke udara. Seketika terdengarlah angin menderu-deru dan kilat memekik mekik seperti merobek-robek angkasa.
Makin lama deru angin dan pekik kilat itu makin menghebat. Seolah-olah delapan penjuru angin sedang timbul prahara. Makin lama makin mendekat ketempat kakek Kerbau Putih.
Kakek Kerbau Putih terkejut sekali menyaksikan kedahsyatan tongkat Seribu-iblis-menangis yang begitu luar biasa Demikianpun sekalian orang.

Tetapi sebelum kakek Kerbau Putih sempat berpikir langkah apa yang hendak diambilnya tahu2 dirinya sudah tertimpah oleh lingkaran putih tongkat lawan. Buru2 kakek Kerbau Putih pun melawan. Ia gunakan ilmu tamparan Hang-Liong-sip pat-ciang untuk menghalau.
Memang untuk beberapa saat, sinar putih dari tongkat Seribu iblis-menangis itu dapat tertahan oleh tamparan Hang-liong-sip pat-ciang yang hebat. Tetapi lama kelamaan, lingkaran sinar tongkat itu makin merapat lagi untuk mengurung tubuh kakek Kerbau Putih.
"Hai. jangan melukai sahabatku !" melihat kakek Kerbau Putih sudah kebingungan, tiba2 kakek Lo Kun terus maju menerjang.
"Jangan melukai kakekku!" serempak dengan seruan kakek Lo Kun, Blo'onpun berteriak. Dan hampir serempak pada waktunya, keduanya sama2 loncat menyerbu orang Thian-su Kau. Kakek Lo Kun dari samping kanan, Blo'on dari samping kiri.
Lo Kun lepaskan sebuah hantaman yang keras. Pun Bloon, walaupun tak tahu apakah ada hasilnya atau tidak, pokok dia terus menghantam juga.

Orang Thian-su-kau itu terkejut karena munculnya kedua orang itu. Bahkan kejutnya makin meluap ketika mendapatkan bahwa pukulan yang dilekaskan oleh kedua orang itu menimbulkan deru angin yang kuat sekait. Terpaksa orang Thian su-kau itupun mengendorkan serangannya terhadapi kakek Keibau Putih, lalu songsongkan tangan kiri untuk menangkis pukulan kakek Lo Kun. Untuk pukulan Blo'on, ia tak memandang mata dan hanya menggeliatkan tubuh menghindar.
Plak . . terdengar benturan keras dari tenaga pukulan kakek Lo Kun dan orang Thian-su kau. Kakek Lo Kun tersurut setengah langkah kebelakang tetapi orang Thian-su kau itupun tergetar bahunya.

"Uh . . " terdengar Blo'on mendesuh kaget ketika pukulannya luput dan lewat dibelakang tubuh orang Thian-su kau itu. Tetapi karena anak itu terlalu bernafsu sekali untuk memukul, karena pukulannya luput, tubuhnyapun ikut jorok kemuka dan tanpa disengaja, kepalanya membentur pantat orang itu, bluk . . .
"Aduh . . " Bloon menjerit kaget dan sakit. Lebih terkejut lagi adalah orang Thian-su-kau Benturan kepala Bloon itu membuat tubuhnya terhuyung. Dan celakanya pula, saat itu karena lingkaran sinar tongkat agak kendor, kakek Kerbau Putihpun sempat melepaskan tamparannya

Plak . . tongkat Seribu-iblis-menangis tersiak kesamping dan kakek Kerbau Putihpun terus hendak melanjutkan tamparannya ke muka lawan
Orang Phian-su-kau itu terkejut. Cepat ia menangkis dengan tangan kiri. Tetapi betapalah terkejutnya ketika tahu2 pinggangnya telah dipeluk oleh Bloon.
Melihat orang itu terhuyung hendak jatuh Blo'on kasihan dan cepat menyambar pinggang lalu dipeluknya kencang sekali. Maksudnya menyangga jangan sampai orang itu jatuh. Tetapi akibatnya, orang itu meringis kesaktian.

Seperti telah dikatakan, tubuh Bloon itu mengandung tenaga-dalam yang hebat. Hanya dia tidak tahu bagaimana untuk mengeluarkannya. Penyaluran tenaga-dalamnya itu terjadi apabila ia dipukul orang atau apabila ia terkejut.
Dan-karena kepalanya membentur pantat orang, Blo'on terkejut lalu menyambar pinggang orang itu dan dipeluknya erat2. Tanpa disadari tenaga dalam Bloon telah mengalir
kearah kedua tangannya Seketika orang Thian-su-kau itu merasa seperti dicengkeram tangan besi.

Pendekar Blo'onTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang